Penolakan Hasil Pengamatan Simpangan Baku Relatif

26 LOQ = 10 × SB slope

3.7 Uji Akurasi dengan Persen Perolehan Kembali Recovery

Uji perolehan kembali atau recovery dilakukan dengan metode adisi dengan cara menambahkan sejumlah larutan standar vitamin C dengan konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis. Persen perolehan kembali ditentukan dengan menentukan berapa persen analit yang ditambahkan tadi dapat ditemukan. Harmita, 2004. Masing-masing dilakukan sebanyak 6 kali replikasi kemudian dianalisis dengan perlakuan yang sama seperti pada penetapan kapasitas sampel. Menurut Harmita 2004, Persen perolehan kembali recovery dapat dihitung dengan rumus dibawah ini: Recovery = C F - C A C A ×100 Keterangan: C F = Kapasitas antioksidan dalam sampel setelah penambahan baku C A = Kapasitas antioksidan dalam sampel sebelum penambahan baku C F = Kapasitas antioksidan baku vitamin C yang ditambahkan

3.8 Analisis Data Secara Statistik

3.8.1 Penolakan Hasil Pengamatan

Kapasitas antioksidan yang diperoleh dari hasil pengukuran masing- masing 6 larutan sampel, diuji secara statistik dengan uji Q. Q = � Nilai yang dicurigai - Nilai yang terdekat Nilai tertinggi - Nilai Terendah � Universitas Sumatera Utara 27 Hasil pengujian atau nilai Q yang diperoleh ditinjau terhadap daftar harga Q pada Tabel 3.1, apabila QQ kritis maka data tersebut ditolak Gandjar dan Rohman, 2007 Tabel 3.1. Nilai Q kritis pada Taraf Kepercayaan 95 Jumlah Observasi Nilai Q kritis 4 0,829 5 0,710 6 0,625 7 0,568 8 0,526 Sumber: Christian, 2004 Menurut Sudjana 2005, untuk menentukan kapasitas antioksidan di dalam sampel dengan interval kepercayaan 95, α = 0.05, dk = n-1, dapat digunakan rumus: μ = X� ± t 12 α s √n Keterangan : µ = interval kepercayaan X = kapasitas rata-rata sampel t = harga t tabel sesuai dengan dk = n-1 α = tingkat kepercayaan s = standar deviasi n = jumlah perlakuan

3.8.2 Simpangan Baku Relatif

Keseksamaan atau presisi diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien variasi. Keseksamaan atau presisi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual ketika suatu metode Universitas Sumatera Utara 28 dilakukan secara berulang untuk sampel yang homogen. Nilai simpangan baku relatif yang memenuhi persyaratan menunjukkan adanya keseksamaan metode yang dilakukan Harmita, 2004. Menurut Harmita 2004, rumus untuk menghitung simpangan baku relatif adalah sebagai berikut: RSD= SD x � ×100 Keterangan: x � = Kapasitas rata-rata sampel SD = Standar deviasi RSD = Relative standard deviation Universitas Sumatera Utara 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Sifat Antioksidan

Hasil dari identifikasi antioksidan berdasarkan daya reduksi secara dari hasil maserasi herba seledri dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Antioksidan Berdasarkan Daya Reduksi dari Hasil Maserasi Herba Seledri Reaksi Ag Ammoniakal Reaksi Fehling Hasil Pengamatan + Cermin perak + Endapan merah bata Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa herba seledri memiliki antioksidan, karena memiliki daya reduksi terhadap pereaksi Ag ammoniakal dan pereaksi Fehling. Hasil pengamatan dapat dilihat pada Lampiran 8, halaman 50.

4.2 Kapasitas Antioksidan

Pada penelitian ini telah dilakukan analisis untuk mengetahui kapasitas antioksidan di dalam hasil maserasi herba seledri dan sediaan jamu herba seledri yang beredar di pasaran. Analisis dilakukan dengan menggunakan instrumen spektrofotometer sinar tampak.

4.2.1 Panjang Gelombang Maksimum

Panjang gelombang maksimum ditentukan menggunakan spektrofotometer sinar tampak dilakukan terhadap larutan standar vitamin C dengan konsentrasi 12,7273 µgml pada rentang panjang gelombang 400-800 nm. Universitas Sumatera Utara