Hasil Uji Kapasitas Antioksidan dari Hasil Maserasi Herba Seledri Hasil Uji Kapasitas Antioksidan dari Sediaan Jamu Herba Seledri yang Beredar di Pasaran

32 Dari kurva kalibrasi ini didapat persamaan regresinya adalah y = 0,0415x + 0,0077 dengan koefisien korelasi r sebesar 0,9996. Menurut Adeeyinwo, dkk. 2013, nilai ini memenuhi syarat yang ditetapkan yaitu 0,997. Nilai koefisien korelasi yang tinggi menunjukkan hubungan yang linear antara sinyal detector yang terukur dengan jumlah antioksidan dalam sampel. Data kalibrasi dan perhitungan persamaan garis regresi dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 44 dan Lampiran 6, halaman 47.

4.2.4 Hasil Uji Kapasitas Antioksidan dari Hasil Maserasi Herba Seledri

Uji kapasitas antioksidan dilakukan secara spektrofotometri sinar tampak dimana sampel terlebih dahulu dikeringkan, dihaluskan, dimaserasi, diencerkan, ditambahkan pereaksi, diinkubasi dan diukur serapannya. Kapasitas antioksidan dari hasil maserasi herba seledri ditentukan berdasarkan persamaan regresi kurva kalibrasi vitamin C. Data dan contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 9, halaman 51 dan Lampiran 10, halaman 52. Hasil uji kapasitas antioksidan dari hasil maserasi herba seledri dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2. Hasil Uji Kapasitas Antioksidan dari Hasil Maserasi Herba Seledri No. Absorbansi y Konsentrasi x µgml Kesetaraan Jumlah Antioksidan 1 g Seledri Segar dengan Berat Vitamin C mg 1. 0,455 10,7783 0,59 2. 0,440 10,4169 0,57 3. 0,457 10,8265 0,59 4. 0,445 10,5373 0,58 5. 0,455 10,7783 0,59 6. 0,465 11,0193 0,61 Universitas Sumatera Utara 33 Dari hasil perhitungan uji t, didapat bahwa dalam 1 g herba seledri segar ekivalen dengan kapasitas antioksidan vitamin C seberat 0,59 ± 0,0847 mg. Berdasarkan hasil penelitian Jung, et al. 2011, kapasitas antioksidan dari 1 g ekstrak air daun seledri secara metode fosfomolibdenum ekivalen dengan kapasitas antioksidan α-tokoferol seberat 47,50 ± 2,33 mg. Dapat dilihat adanya perbedaan hasil, hal ini dikarenakan sampel yang digunakan oleh Jung, et al. merupakan ekstrak herba seledri, dan pembanding yang digunakan berbeda.

4.2.5 Hasil Uji Kapasitas Antioksidan dari Sediaan Jamu Herba Seledri yang Beredar di Pasaran

Uji kapasitas antioksidan dilakukan secara spektrofotometri sinar tampak dimana sampel ditimbang, diencerkan, ditambahkan pereaksi, diinkubasi dan diukur serapannya. Kapasitas antioksidan dari sediaan jamu herba seledri ditentukan berdasarkan persamaan regresi kurva kalibrasi vitamin C. Data dan contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 11, halaman 53 dan Lampiran

12, halaman 54.

Hasil uji kapasitas antioksidan dari sediaan jamu herba seledri yang beredar di pasaran dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3. Hasil Uji Kapasitas Antioksidan dari Sediaan Jamu Herba Seledri yang Beredar di Pasaran No. Absorbansi y Konsentrasi x µgml Kesetaraan Jumlah Antioksidan 1 g Ekstrak Herba Seledri dengan Berat Vitamin C mg 1. 0,390 9,2120 30,71 2. 0,378 8,9229 29,74 3. 0,396 9,3566 31,19 4. 0,412 9,7422 32,48 Universitas Sumatera Utara 34 5. 0,389 9,1880 30,63 6. 0,402 9,5012 31,66 Dari hasil perhitungan uji t, didapat bahwa dalam 1 gram ekstrak herba seledri dalam sediaan jamu herba seledri ekivalen dengan kapasitas antioksidan vitamin C seberat 31,07 ± 5,8049 mg vitamin C. 4.2.6 Pembahasan Kapasitas Antioksidan dari Hasil Maserasi Herba Seledri dengan Sediaan Jamu Herba Seledri yang Beredar di Pasaran Kapasitas antioksidan dari hasil maserasi herba seledri dengan sediaan jamu herba seledri yang beredar di pasaran yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4. Hasil Kapasitas Antioksidan Sampel Kesetaraan Jumlah Antioksidan Hasil Maserasi 1 g Seledri Segar dengan Berat Vitamin C mg Kesetaraan Jumlah Antioksidan 1 g Ekstrak Herba Seledri dalam Sediaan Jamu Herba Seledridengan Berat Vitamin C mg Kapasitas Antioksidan 0,59 ± 0,0847 31,07 ± 5,8049 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa terdapat adanya perbedaan kapasitas antioksidan, sediaan jamu herba seledri menunjukkan kapasitas antioksidan yang lebih besar dibandingkan hasil maserasi herba seledri. Hal ini dikarenakan sediaan jamu herba seledri adalah ekstrak kering herba seledri yang berbeda dengan sampel herba seledri yang digunakan dalam penelitian ini, dan tidak diketahui pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi sediaan jamu herba seledri tersebut. Universitas Sumatera Utara 35

4.3 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi