9 -
Mereduksi molekul radikal sehingga tidak menjadi berbahaya -
Memperbaiki kerusakan oksidatif -
Mengeliminasi molekul yang rusak -
Meningkatkan aktivitas enzim detoksifikasi tahap ke-2 -
Mencegah terjadinya mutasi Sistem pertahanan tubuh yang utama dilakukan oleh antioksidan
endogen, selebihnya dilakukan oleh antioksidan eksogen. Antioksidan endogen merupakan antioksidan alami yang dihasilkan tubuh atau disebut pula sebagai
antioksidan primer, sedangkan antioksidan eksogen terdiri atas antioksidan sekunder, antioksidan tersier, pengikat oksigen oxygen scavenger dan
pengikat logam chelator atau sequestrans Lingga, 2012.
2.2.2 Defisiensi Antioksidan
Defisiensi antioksidan dalam tubuh akan mengakibatkan membran sel danatau inti-sel dapat dirusak oleh radikal bebas. Akibatnya proses menua
jaringan dipercepat serta terjadi cacat pada DNA. Bila tidak direparasi atau dimusnahkan oleh sistem imun, sel dapat memperbanyak diri menjadi sel-sel
ganas. Selain itu radikal bebas juga dianggap turut bertanggungjawab untuk sejumlah gangguan lain, seperti pengeruhan lensa mata staar, katarak dan
pengendapan oksi-LDL kolesterol pada dinding pembuluh dengan terjadinya aterosklerosis Tan dan Rahardja, 2010.
2.3 Senyawa Fenol
Senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang mempunyai ciri sama yaitu cincin aromatik yang mengandung
Universitas Sumatera Utara
10 satu atau dua gugus hidroksil. Umumnya mudah larut dalam air karena sering
berikatan dengan gula sebagai glikosida dan biasanya terdapat dalam vakuola sel Harborne, 1987.
Senyawa fenol memiliki berbagai aktivitas biologis, antara lain sebagai antioksidan, antimutagenik dan antikarsinogenik Marinova, et al., 2005.
Radikal peroksi ROO· dan radikal hidroksi HO· menerima atom hidrogen fenolik menghasilkan radikal fenoksi yang lebih stabil. Pembentukan radikal
fenoksi dapat dilihat pada Gambar 2.1.
OH
O
Gambar 2.1. Reaksi Fenol
Radikal fenoksi distabilkan oleh delokalisasi elektron yang tidak berpasangan di sekitar cincin aromatis. Stabilitas radikal fenoksi RO· akan
mengurangi kecepatan perambatan propagasi autooksidasi reaksi berantai. Reaksi stabilisasi radikal fenoksi dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut Fehir
dan McCusker, 2009.
O O
O O
Gambar 2.2. Stabilisasi Radikal Fenoksi Flavonoid oleh Resonansi
+ HO· →
+ H
2
O
Radikal hidroksi
Radikal fenoksi
Radikal fenoksi
Universitas Sumatera Utara
11
2.4 Reaksi Oksidasi-Reduksi
Oksidasi adalah pengurangan elektron dan reduksi adalah penambahan elektron. Sedangkan pada kimia organik, oksidasi adalah pengurangan
hidrogen, penambahan oksigen atau penambahan halogen. Oleh karena itu, oksidasi dapat didefinisikan sebagai reaksi yang menambah elemen yang lebih
elektronegatif daripada karbon. Reduksi adalah penambahan hidrogen, pengurangan oksigen atau pengurangan halogen Sarker dan Nahar, 2007.
Agen pengoksidasi adalah senyawa yang mencari elektron, dan merupakan spesies yang kekurangan elektron. Oleh karena itu, agen
pengoksidasi termasuk elektrofil. Dalam proses penambahan elektron, agen pengoksidasi tereduksi. Hasil dari oksidasi adalah peningkatan jumlah ikatan
C–O atau pengurangan jumlah ikatan C–H Sarker dan Nahar, 2007. Sedangkan, agen pereduksi adalah senyawa yang memberikan elektron,
dan merupakan spesies yang kaya akan elektron. Oleh karena itu, agen pereduksi termasuk nukleofil. Dalam proses pemberian elektron, agen
pereduksi teroksidasi. Hasil dari reduksi adalah penambahan jumlah ikatan C– H atau pengurangan jumlah ikatan C–O Sarker dan Nahar, 2007.
2.5 Reaksi Ag Ammoniakal