UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.5 Identifikasi Senyawa
2.5.1 Nuclear Magnetic Resonance
Spektrometri Nuclear Magnetic Resonance NMR merupakan alat yang berguna pada penentuan struktur molekul organik. Spektroskopi
resonansi magnet inti
1
H-NMR didasarkan pada pengukuran absorbsi radiasi elektromagnetik pada daerah frekuensi radio 4-600 MHz atau
panjang gelombang 75 - 0,5 m, oleh partikel inti atom yang berputar di dalam medan magnet. Teknik ini memberikan informasi mengenai berbagai
jenis atom hidrogen dalam molekul. Struktur NMR memberikan informasi mengenai lingkungan dan struktur gugusan yang berdekatan dengan setiap
atom hidrogen Harborne JB, 1987. Larutan cuplikan dalam pelarut lembam ditempatkan di antara kutub
magnet yang kuat, dan proton mengalami pergeseran kimia yang berlainan sesuai dengan lingkungan molekulnya di dalam molekul. Kemudian diukur
dalam radar NMR, biasanya tetrametilsilan TMS, yaitu senyawa lembam yang ditambahkan ke dalam larutan cuplikan tanpa ada kemungkinan
terjadinya reaksi kimia. Adapun pelarut yang biasanya digunakan yaitu karbontetraklorida, deuterokloroform, deuteriumoksida, deuteroaseton, atau
dimetilsulfoksida terdeuterasi Khopkar, 2003. Kegunaan yang besar dari resonansi magnet inti adalah karena tidak
setiap proton dalam molekul beresonansi pada frekuensi yang identik sama. Ini disebabkan oleh kenyataan bahwa berbagai proton dalam molekul
dikelilingi elektron dan menunjukan sedikit perbedaan lingkungan elektronik dari satu proton ke proton lainnya. Proton-proton dilindungi oleh
elektron-elektron disekelilingnya. Spektrum NMR tidak hanya dapat membedakan beberapa banyak
proton yang berbeda dalam molekul, tetapi ia juga mengungkapkan berapa banyak setiap tipe proton berbeda yang terkandung dalam molekulnya, serta
memberikan keterangan tentang sifat lingkungan dari setiap proton tersebut Khopkar, 2003.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Langkah-langkah menginterpretasikan spektrum NMR : 1.
Jumlah sinyal, yang menerangkan tentang adanya beberapa macam perbedaan dari proton-proton yang terdapat dalam molekul
2. Kedudukan sinyal, yang menerangkan sesuatu tentang lingkungan
elektronik dari setiap macam proton. 3.
Intensitas sinyal, yang menerangkan tentang berapa banyak proton dari setiap macam proton yang ada.
4. Pemecahan splinting dari sebuah sinyal menjadi beberapa puncak,
yang menerangkan tentang lingkungan dari sebuah proton dengan lainnya.
Pada spektrum
1
H-NMR dalam elusidasi struktur perlu diperhatikan: 1.
Luas di bawah puncak yang biasanya dinyatakan dengan integrasi untuk melihat perbandingan jumlah proton pada masing-masing
puncak. 2.
Terjadinya spin-spin splinting yang mengikuti segitiga pascal. Interaksi antara ikatan elektron yang mempunyai kecenderungan
berpasangan spin dari elektron dengan elektron lainnya pada proton yang berdekatan.
3. Geseran kimia chemical shift, yaitu kedudukan proton dalam
spektrum tersebut Khopkar, 2003.
16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Farmasi Pharmacy Drug Research dan Pharmacy Natural Analysis Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Mulai dari bulan Maret sampai Juni 2013.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik Wiggen Hauser, blender, labu Erlenmeyer, beaker gelas, corong, kolom
kromatografi, statif, botol vial, spatula, batang pengaduk, pipet tetes, pipet ukur, vacuum rotary evaporator Eyela N-1001 Series , water bath Eyela
SB-1000, Nuclear Magnetic Resonance JEOL JNM ECA-500.
3.2.2 Bahan Uji
Ekstrak n-heksana dari tumbuhan lumut hati Mastigophora diclados Brid. ex Web., M. diclados yang diperoleh dari Gunung Slamet
Purwokerto dan telah dideterminasi di Pusat Penelitian Biologi- LIPI, Cibinong Bogor.
3.2.3 Bahan Kimia
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah n-heksana Brataco Chemica, etil asetat Brataco Chemica, metanol Brataco
Chemica, silika gel 60 Merck, plat KLT silika gel 60 GF
254
, aquadest dan reagen untuk skrinning fitokimia.