UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
standar. Senyawa standar biasanya memiliki sifat-sifat kimia yang mirip dengan senyawa yang dipisahkan pada kromatogram.
Nilai Rf sangat ditentukan oleh kelancaran pergerakan bercak dalam KLT, adapun faktor yang mempengaruhi pergerakan bercak adalah: 1.
Struktur kimia dari senyawa yang dipisahkan, 2. Sifat dari penjerap dan derajat aktivitasnya, 3. Tebal dan kerataan dari lapisan penjerap, 4. Pelarut
dan derajat kemurniannya, 5. Derajat kejenuhan dari uap pelarut dalam bejana elusi, 6. Teknik percobaan, 7. Jumlah sampel yang digunakan, 8.
Suhu, 9. Kesetimbangan Sastrohamidjojo, 1985
2.4.2 Kromatografi Kolom
Salah satu metode pemisahan senyawa dalam jumlah besar adalah menggunakan kromatografi kolom. Pada kromatografi kolom fasa diam
yang digunakan dapat berupa silika gel, selulose atau poliamida. Sedangkan fasa geraknya dapat dimulai dari pelarut non polar kemudian ditingkatkan
kepolarannya secara bertahap, baik dengan pelarut tunggal ataupun kombinasi dua pelarut yang berbeda kepolarannya dengan perbandingan
tertentu sesuai tingkat kepolaran yang dibutuhkan Stahl, 1969. Metode ini digunakan untuk memisahkan dan memurnikan
komponen pada suatu campuran. Fasa diam yang digunakan adalah adsorben bubuk yang ditempatkan pada kolom kaca vertikal. Campuran
yang akan dianalisis ditempatkan pada lapisan atas kolom. Fasa gerak yang berupa pelarut murni ataupun campuran beberapa pelarut dituangkan di atas
sampel. Pelarut akan mengalir ke bawah dan menyebabkan komponen campuran terdistribusi di antara adsorben bubuk dan pelarut yang
digunakan, pemisahan terjadi saat pelarut membawa komponen melalui ujung bawah dari kolom, beberapa komponen akan keluar lebih dahulu dan
ada beberapa komponen yang keluar akhir. Laju elusi yang terjadi dipengaruhi juga oleh gaya gravitasi, oleh karena itu kromatografi kolom
biasa disebut juga kromatografi kolom gravitasi. Kromatografi kolom dapat disesuaikan dengan jumlah sampel, jika sampel banyak dan kompleks, pada
sistem kromatografi kolom dapat digunakan kolom dengan diameter yang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
besar yang disertai dengan pompa vakum, tujuannya adalah untuk mempercepat laju elusi, metode ini disebut kromatografi vakum cair.
Sebelum menggunakan Kromatografi kolom, biasanya sebagian kecil sampel dipisahkan menggunakan KLT terlebih dahulu untuk mengetahui
pelarut yang cocok digunakan. Hajnos et.al, 2011 Fraksi yang diperoleh dari kolom kromatografi ditampung dan
dimonitor dengan kromatografi lapis tipis. Fraksi-fraksi yang memiliki pola kromatogram yang sama digabung kemudian pelarutnya diuapkan
sehingga akan diperoleh beberapa fraksi. Bercak pada plat KLT dideteksi dengan lampu ultraviolet λ 254366 nm untuk senyawa-senyawa yang
mempunyai gugus kromofor, dengan penampak noda seperti larutan Iod, FeCl
3
dan H
2
SO
4
dalam metanol 10 Stahl, 1969.
2.4.3 Rekristalisasi