Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Pasar modal merupakan salah satu fasilitas untuk menyalurkan dana dari lenders pihak yang memiliki kelebihan dana kepada borrowers pihak yang membutuhkan dana. Dengan menginvestasikan dana yang dimiliki di sisi lenders berharap mendapat imbalan dari penyerahan dana tersebut dan sebaliknya dari sisi borrowers tersedianya dana dari pihak luar yang memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa menggganggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan. Dengan proses ini diharapkan akan terjadi peningkatan produksi sehingga akhirnya secara keseluruhan akan terjadi peningkatan kemakmuran Husnan, 2001. Ukuran yang sangat lazim dipakai dalam penelitian suatu perusahaan untuk menilai kinerjanya dinyatakan dalam rasio keuangan yang dibagi dalam empat kategori utama Martono dan Agus Harjito, 2004 : 53, yaitu : 1. Rasio Likuiditas liquidity ratio Rasio likuiditas, merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, dan persediaan. 32 2. Rasio Aktivitas activity ratio Rasio aktivitas merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan assets untuk memperoleh penjualan. Dengan kata lain, rasio aktivitas menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan standar industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri. 3. Rasio Solvabilitas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan tidak solvabel bila total utang lebih besar daripada total aset. Rasio ini mengukur likuiditas perusahaan untuk jangka panjang, sehingga rasio ini berfokus pada sisi kanan neraca. Ada beberapa macam rasio solvabilitas, antara lain rasio total utang terhadap total aset, rasio time interest earned , dan rasio fixed charges coverage. 4. Rasio keuntungan profitability ratio Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Bagi investor jangka panjang, rasio profitabilitas dapat digunakan untuk melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk deviden. Rasio ini akan dibahas tersendiri, karena merupakan bagian dari penelitian. Kemampuan perusahaan untuk menghaslkan laba dalam kegiatan operasinya profitabilitas merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan karena laba perusahaan selain merupakan indikator 33 kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. 1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham stock dan obligasi bond dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat dana perusahaan Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, 2009. Sebagaimana layaknya kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan baik apabika didukung oleh maraknya kegiatan di pasar.Demikian pula halnya dengan aktivitas yang berlangsung di pasar modal oleh perilaku di pasar modal oleh perilaku pasar, baik menurut emiten, broker, maupun investor. Menurut Sunariyah 2000:7 peran pasar modal dapat dilihat dari lima aspek berikut : a. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara penjual dan pembeli sekuritas dengan berbagai kemudahan melalui sistem komputerisasi. b. Dapat memberikkan kesempatan kepada para investor untuk memperoleh hasil return yang diharapkan. c. Operasi pasar modal dapat menghindari ketidakpastian uncertainty pada masa yang akan datang. d. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat dalam pengembangan perekonomian dengan melakukan nvestasi melalui pasar modal. 34 2. Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Horigan 1965 dalam Tuasikal, 2001 menyatakan bahwa rasio keuangan berguna untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaan, hasil operasi, kondisi keuangan perusahaan saat ini dan pada masa mendatang, serta sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang. Rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan ini sering disebut faktor fundamental perusahaan yang dilakukan dengan teknik analisis fundamental. Bagi perusahaan-perusahaan yang go public diharuskan menyertakan rasio keuangan yang relevan sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-51PM1996 tanggal 17 Januari 1996 BEJ. Analisis laporan keuangan tidak saja dilakukan dalam periode tertentu, tetapi diperlukan adanya suatu analisis komparatif sehinnga dapat dilihat suatu hubungan keuangan atau kecendrungan yang bersifat signifikan. Laporan keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak yang berkepentingan dengan eksisitensi suatu perusahaan, pada hakekatnya merupakan alat komunikasi. Artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatan- kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahan tersebut. 3. Debt to Equity Ratio DER Debt to Equity Ratio DER digunakan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage penggunaan hutang terhadap total shareholders’ 35 equity yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman hutang terhadap total modal yang dimliki perusahaan. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang jangka pendek dan jangka penjang semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar kreditur. Secara sistematis debt to equity ratio DER dapat dirumuskan sebagai berikut: Total Debt DER = ____________________ Total Shareholders’equity 4. Peranan Economic Value Added EVA Economic Value Added EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi operating cost dan biaya modal cost of capital Amin Tunggal Widjaja, 2008. Pada masa persaingan ketat di pasar global sekarang ini, tujuan perusahaan untuk memaksimalkan laba menjadi sulit untuk diwujudkan. Sebaliknya tujuan perusahaan untuk meningkatkan Economic Value Added, karena EVA merupakan satu-satunya pedoman penilaian yang berhubungkan langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan dan kinerja manajemen. Menurut David Young 2000:32 EVA merupakan pengukur kinerja yang dapat dihitung di tingkar divisi.Menurut teori EVA dapat dihitung untuk setiap 36 kesatuan,departemen,segmenbisnis,secara geografis,dan sebagainya.Pebedaan secara pokok antara EVA dan pengukuran laba konvensional dalah EVA merupakan laba ekonomis, kebalikan dari laba akuntansi. Brigham 2001:53 mengatakan bahwa EVA memberikan tolak ukur yang baik tentang apakah perusahaan telah memberikan nilai tambah kepda pemegang saham.Oleh karena itu, jika manajer memfokuskan pada EVA maka hal ini dapat membantu memastikan bahwa mereka beroperasi dengan cara yang konsisten untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Economic Value Added EVA yang dipopulerkan dan dipatenkan oleh Stewart Company, sebuah konsultan manajemen terkemuka adalah salah satu varian value based management Stewart 1991. EVA menghitung economic profit dan bukan accounting profit. Pada dasarnya, EVA mengukur nilai tambah dalam suatu periode tertentu. Nilai tambah ini tercipta apabila perusahaan memperoleh keuntungan profit di atas cost of capital perusahaan. Secara matematis, EVA dihitung dari laba setelah pajak dikurangi dengan cost of capital tahunan. Jika EVA positif, menunjukkan perusahaan telah menciptakan kekayaan. Sebelum munculnya konsep EVA, tolok ukur lain yang banyak digunakan oleh para analis untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, antara lain adalah arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi operating cash flows, earnings before extraordinary income , residual income dan lain sebagainya. EVA didasarkan pada konsep residual income, dengan menambahkan adanya penyesuaian akuntansi accounting adjustment. Menurut Stewart Company, earnings dan earnings 37 per share adalah pengukuran yang keliru untuk kinerja perusahaan. Pengukuran kinerja yang terbaik adalah economic value added Stewart 1991. Ada tiga hal utama yang membedakan EVA dengan tolok ukur keuangan yang lain McDaniel, Gadkari dan Fiksel 2000 yaitu : EVA tidak dibatasi oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pengguna EVA bisa menyesuaikan dengan kondisi spesifik, EVA dapat mendukung setiap keputusan dalam sebuah perusahaan, mulai dari investasi modal, kompensasi karyawan dan kinerja unit bisnis, dan Struktur EVA yang relatif sederhana membuatnya bisa digunakan oleh bagian engineering, environmental dan personil lain sebagai alat yang umum untuk mengkomunikasikan aspek yang berbeda dari kinerja keuangan. Pertumbuhan EVA merupakan tanda-tanda yang baik bahwa suatu saham harganya akan membumbung tinggi. Penciptaan nilai bukan sematamata untuk kepentingan pemegang saham, tetapi untuk manajer, pelanggan, pekerja pemasok, komunitas dimana perusahaan beralokasi. Apabila perusahaan memiliki nilai EVA yang positif dikatakan bahwa manajemen dalam perusahaan tersebut telah menciptakan nilai creating value sebaliknya, apabila nilai EVA negatif, dinamakan distructing atau destroying value. 5. Return Saham Return adalah keuntungan yang diperoleh dari perusahaan individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, 2009. Tingkat keuntungan return merupakan rasio antara pendapatan investasi selama beberapa periode dengan jumlah dana yang 38 diinvestasikan. Pada umumnya investor mengharapkan keuntungan yang tinggi dengan risiko kerugian yang sekecil mungkin, sehingga para investor berusaha menentukan tingkat keuntungan investasi yang optimal dengan menentukan konsep investasi yang memadai. Investor melakukan investasi baik pada asset riil maupun asset keuangan. Mengharapkan pengembalian return. Menurut Jogiyanto 2000:107 return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Pendapatan return saham dinyatakan sebagai berikut : Pit – Pi t-1 + Dit Rit = __________________ Pi t-1 Keterangan : Rit = Return saham periode t untuk perusahaan I Pit = Harga saham pada periode t Pt-1 = Harga saham pada periode t-1 39 Return realisasi Realized Return merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan dihitung berdasarkan data hitoris. return ekspektasi Expected Return adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Jogiyanto, 2000. Komponen return meliputi: a. Capital Gain loss merupakan keuntungan kerugian bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual harga beli diatas harga beli harga jual yang keduanya terjadi dipasar sekunder. b. Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa deviden atau bunga. Yield dinyatakan dalam presentase dari modal yang ditanamkan.Abdul Halim, 2003. Berikut ini adalah faktor faktor yang mempengaruhi return saham diantaranya adalah :. a. Risiko dan Return Saham Risk dan return merupakan kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi dalam keputusan investasi yaitu baik kerugian ataupun keuntungan dalam suatu periode akuntansi Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, 2009. Dalam berinvestasi, selalu terdapat hal yang tidak dapat dihindari yaitu adanya risiko. Menurut Reilly et al. 2000:III risiko dapat diartikan “Risk is the uncertainty that an investment will earn its expected rate of return” dari pengertian tersebut 40 dinyatakan bahwa risiko merupakan ketidaktentuan atas investasi yang akan diperoleh terhadap imbal hasil yang diharapkan.. Menurut Scottet al. 2000:182 “Risk the chance that an out come other than expected will occur”. Hal tersebut didukung oleh pendapat Brigham et al. 1999:192 ‘Risk can be defined as the chance that some unfavorable event will occur”. Keown etal. 2002:469 mendefinisikan “Risk the likely variability associated with expected revenue or income streams” . Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa risiko adalah penyimpangan yang terjadi antara actual return dari yang telah diperkirakan sebelumnya yaitu imbal hasil yang diharapkan expected return . b. Risiko Sistematis Beta Risiko Sistematis Systematic Risk adalah risiko yang tidak bisa didiversifikasikan atau dengan kata lain risiko yang sifatnya mempengaruhi secara menyeluruh Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, 2009. Risiko sistematis atau risiko yang tidak dapat didiversifikasi dihindarkan, disebut juga dengan risiko pasar. Risiko ini berkaitan dengan kondisi yang terjadi di pasar secara umum, misalnya perubahan dalam perekonomian secara makro, risiko tingkat bunga, risiko politik, risiko inflasi, risiko nilai tukar dan risiko pasar. Parameter yang digunakan dalam mengukur risiko ini adalah beta. Pengertian beta menurut Jones 2000:178 adalah “Beta a measure of valatility, orrelative systematic risk” . Dimana pengertian volatilitas adalah sebagai fluktuasi dari return suatu sekuritas dalam suatu periode tertentu. Jika 41 fluktuasi return sekuritas secara statistik mengikuti fluktuasi return pasar, maka beta dari sekuritas tersebut bernilai 1. Misalnya apabila return pasar naik sebesar 5, maka investor akan menghargapkan kenaikan return sekuritasnya sebesar 5 pula.Scott et al. 2000:201 yang menyatakan bahwa “Beta a measure stock’s volatility relative to an average stock” . Lain halnya dengan pendapat Brealey, et. al .2001:290 yang mendefinisikan “beta is a sensitivity of a stock’s return to the return on the market portofolio”. Sedangkan menurut Ross et al. 2003:431 beta adalah “The amount of systematic risk present a particular risky asset relative to that in an average risky asset” . Dapat disimpulkan bahwa beta adalah pengukur volatilitas suatu risiko sistematis pada sekuritas. Secara matematis menurut Budie et al.1999:166 beta dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: N XY – X Y = __________________ N X2 - X 2 Keterangan: X = Return pasar Rm Y = Return saham Ri N = Jumlah data = Beta saham Atau dapat dinyatakan dengan rumus: Ross et al. 2003 : 285 Cov Ri.Rm i = Var Rm 42 Keterangan I = Beta saham Var = Varians Ri = Return saham Rm = Return Pasar 6. Price Earning Ratio PER Rasio ini sering digunakan oleh analisis sekuritas untuk menilai harga saham, oleh karena itu rasio ini menggambarkan kesediaan investor membayar suatu jumlah untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan.Rumus yang dipergunakan yaitu : Harga saham PER = ________________ Laba bersih per saham Rasio PER tersebut di atas biasanya dibandingkan dengan rasio perubahan sejenis di pasar. Model PER sering digunakan oleh peminjam emisi efek under writer guna menentukan harga saham di pasar perdana dengan cara mengalikan PER industri sejenis berlaku di pasar sekunder dengan proyeksi laba bersih per saham. Model yang digunakan Harga saham = PER industri x Proyeksi Laba Bersih per Saham Atau Po = PER industri x EPS. 43 7. Return On Asset ROA Return On Asset ROA merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. ROA digunakan untuk mengetahui besarnya laba bersih yang dapat diperoleh dari opersional perusahaan dengan menghitungnya menggunakan seluruh kekayaannya. Tinggi rendahnya ROA tergantung pada pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi dari opersional perusahaan. Semakin tinggi ROA semakin efisiensi dari opersional perusahaan dan sebaliknya. Rendahnya ROA dapat disebabkan oleh banyaknya asset perusahaan yang menganggur, investasi dalam persediaan yang terlalu banyak, kelebihan uang kertas, dan aktiva tetap beroperasi dibawah normal. Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan operatimg asset. Operating Asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA Return On Asset adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini 44 menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan laba. Return On Asset ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghsilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA dapat dihitung dengan : EBIT ROA = __________________ Total Asset Keterangan EBIT = Laba bersih sebelum bunga dan pajak

B. Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Studi Empiris Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham Perusahaan yang Indeks LQ45 di Indonesia

0 56 116

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR SWITCHING (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di BEI Tahun 2013- Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverage yang

0 5 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2015).

0 2 17

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015).

0 3 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi Return saham (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang go public Di bursa efek indonesia tahun 2011–2014).

0 3 20

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK INCOME SMOOTHING PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIC DIBURSA EFEK INDONESIA (BEI).

3 6 125

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 99

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN PADA SEKTOR INDUSTRI FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2011-2015.

1 3 122

this PDF file STUDI EMPIRIS TERHADAP DUA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD & BEVERAGES DI BURSA EFEK JAKARTA | Suharli | Jurnal Akuntansi dan Keuangan 1 PB

0 0 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

1 1 11