96 Perseroan menjadi “ PT Unilever Indonesia, Tbk”, dilakukan dengan akta Tn.
Mudofir Hadi SH No. 92 tanggal 30 Juni 1997. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No. C2-1.049HT.01.04 TH.98 tanggal 23
Pebruari 1998 dan diumumkan dalam Tambahan No. 39 Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998. Pada tanggal 16 Nopember 1981 Perseroan mendapat izin
Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal Bapepam No.SI-009PME1981 untuk menawarkan 15 sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyetujui untuk melakukan pemecahan saham
stock split dengan merubah nilai nominal saham dari Rp 100 menjadi Rp 10 per lembar saham. Perubahan ini diaktakan dengan akta notaris Singgih Susilo SH
No. 46 tanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No. C-17533 HT.01.04-
TH.2003. Kegiatan usaha Perseroan meliputi pembuatan sabun, deterjen, margarin, minyak nabati dan makanan berinti susu, es krim, minuman dengan
bahan pokok teh dan produk-produk kosmetik.
B. Analisis Variabel
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program Eviews dan Microsoft Excel. Data yang diolah adalah : Indeks Harga Saham Gabungan
IHSG, Harga Saham Individual bulanan dari setiap emiten selama 4 tahun pada periode 2005-2008, dan laporan keuangan tahunan seluruh emiten. Dalam
penelitian ini penulis membahas perusahaan di sektor makanan dan minuman
97 food and beverage
, tetapi dari 17 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI hanya ada 14 Perusahaan yang memenuhi kelengkapan data yaitu
PT Aqua Gollden Mississipi AQUA, PT Delta Djakarta Tbk DLTA, PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF, PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI,
PT Mayora Indah Tbk MYOR, PT Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN, PT Sekar Laut Tbk SKLT, PT Smart Tbk SMAR, PT Tunas Baru Lampung Tbk
TBLA, PT Ultra Jaya Milk Tbk ULTJ, PT Fast Food Indonesia Tbk FAST, PT Tiga Pilar Sejahtera food TBK AISA, PT Siantar Top Tbk STTP, dan PT
Unilever Indonesia, Tbk UNVR Data yang dibutuhkan untuk perhitungan variabel independent perubahan
PER, perubahan DER, perubahan ROA, perubahan beta dan perubahan EVA yaitu data laporan keuangan perusahaan sampel 2005-2008. Sedangkan untuk
perhitungan variabel dependen Return diperoleh dari perubahan harga saham penutupan pada hari tanggal publikasi masing-masing perusahaan pada peirode
amatan. Sebelum kita menggunakan metode regresi berganda terlebih dahulu dilakukan suatu pengujian normalitas data dan uji asumsi klasik, untuk
memastikan agar model regesi tidak menunjukkan bisa dan dapat digunakan sebagai alat analisis yang reprentatif.
Jika seluruh tahapan pengujian asumsi klasik telah dilakukan dan model regresi dinyatakan lolos pengujian maka proses selanjutnya adalah melakukan
analisis regresi berikut pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji F. Berikut ini adalah deskriptif statistik atas variabel dependen return dan
variabel independen PPER, PDER, PROA, PBETA, PEVA :
98 1. Analisis Deskripsi Return SahamVariabel dependen Y
Return Saham seperti tampak pada Tabel 1, digunakan untuk menngambarkan
hasil atau tingkat pengembalian yang diperoleh investor setelah melakukan investasi atas saham. Return Saham merupakan tingkat pengembalian yang
diperoleh sebuah perusahaan dan melalui analisis berikut ini kita dapat membandingkan tingkat pengembalian suatu emiten yang satu dengan yang lain.
Dan Contoh yang diambil yaitu Industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI Selma periode 2005 – 2008.
Analisis deskripsi dari return saham dapat digambarkan melalui tabel berikut :
TABEL 2 Return Saham R¡ Periode 2005-2008
a. Sebelum Transformasi
Emiten 2005
2006 2007
2008 FAST
0.020 0.050
0.007 0.080
INDF 0.030
0.040 0.050
0.070
MYOR 0.020
0.060 0.020
0.040
ULTJ
0.020 0.020
0.020 0.020
AQUA
0.050 0.060
0.030 0.010
UNVR
0.007 0.002
0.040 0.030
PSDN 0.100
0.200 0.240
0.200
SKLT 0.002
0.010 0.080
0.200
SMAR 0.002
0.140 0.060
0.040
TBLA 0.050
0,09 0.060
0.007
DLTA 0.130
0.040 0.060
0.070
MLBI 0.040
0.010 0.001
0.010
99
STTP
0.010 0.040
0.060 -0,06
AISA 0.020
0.050 0.200
0.040
AVERAGE 0.021
0.047 0.043
0.027
Sumber : Data Yang Diolah
b. Sesudah Transformasi
Emiten 2005
2006 2007
2008 Ri = Rata rata
FAST -3.91
-3.0 -4.96
-2.53 -3.6
INDF -3.51
-3.22 -3.0
-2.65 -3.01
MYOR -3.91
-2.81 -3.91
-3.21 -3.46
ULTJ -3.91
-3.91 -3.91
- 3.912 -3.91
AQUA
-3.00 -2.81
-3.50 - 4.61
-3.48
UNVR
-4.96 -6.21
-3.21 -3.51
-4.48
PSDN -2.30
-1.61 -1.43
-1.61 -1.74
SKLT -6.21
-4.61 -2.52
-1.61 -3.74
SMAR -6.21
-1.97 -2.81
-3.22 -3.55
TBLA -3.00
-4.61 -2.81
-4.96 -3.85
DLTA -2.04
-3.22 -2.81
-2.66 -1.28
MLBI -3.22
4.61 -6.91
-4.61 -2.53
STTP
-4.61 -3.22
-2.81 -2.81
-3.36
AISA -3.91
-3.0 -1.61
-3.22 -2.93
AVERAGE -3.9
-2.8 -2.9
-3.22
Sumber : Data Yang Diolah
-10 -5
5 10
15 20
25
2005 2006
2007 2008
FAST INDF
MYOR ULTJ
AQUA UNVR
PSDN SKLT
SMAR TBLA
DLTA
GAMBAR 1.1 Grafik Return Saham Sebelum Transformasi
100
-8 -6
-4 -2
2 4
6
2005 2006
2007 2008
FAST INDF
MYOR ULTJ
AQUA UNVR
PSDN SKLT
SMAR TBLA
DLTA
GAMBAR 1.2 Grafik Return Saham Sesudah Transformasi
Dari Gambar di atas dapat dilihat return saham rata-rata selama 4 tahun dari masing-masing perusahaan dimana menunjukkan mayoritas return saham bernilai
positif antara lain adalah PSDN, AISA, DLTA, SMAR, FAST, dan AQUA. Gambar 2.1 menjelaskan tingkat pengembalian return perusahaan tersebut
dalam grafik. Bila Return menunjukkan nilai yang positif maka return tersebut menggambarkan bahwa investasi yang dilakukan pada saham perusahaan tersebut
akan menguntungkan. Sedangkan return saham yang menggambarkan nilai yang negatif maka hal tersebut dapat merugikan investor bilamana melakukan investasi
contohnya pada ULTJ menunjukkan nilai negatif yaitu -0,02. Hal ini menunjukkan berarti tidak menguntungkan bila investor melakukan investasi pada
PT ULTJ. Dari perusahaan tersebut hanya ada beberapa perusahaan yang memiliki return lebih tinggi dari return rata-rata seluruh perusahaan yaitu PSDN,
FAST, AQUA, SKLT, SMAR, DLTA, AISA, UNVR, dan TBLA. Setelah dilakukan transformasi di atas dapat dilihat return saham rata-rata
selama 4 tahun dari masing-masing perusahaan dimana menunjukkan return saham bernilai negatif antara lain adalah UNVR, ULTJ, TBLA, SMAR, dan
101 MYOR. Gambar 2.2 menjelaskan tingkat pengembalian return perusahaan
tersebut dalam grafik. Bila Return menunjukkan nilai yang positif maka return tersebut menggambarkan bahwa investasi yang dilakukan pada saham perusahaan
tersebut akan menguntungkan. Sedangkan return saham yang menggambarkan nilai yang negatif maka hal tersebut dapat merugikan investor bilamana
melakukan investasi contohnya pada UNVR -4.48 menunjukkan nilai negatif yaitu Hal ini menunjukkan berarti tidak menguntungkan bila investor melakukan
investasi pada PT UNVR.
2. Analisis Deskripsi Debt To Equity RatioVariabel Independen X
1
Debt to Equity Ratio DER termasuk bagian dari rasio Laverage. Rasio ini
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio laverage dapat dihitung berdasarkan informasi dari neraca,
yaitu dari pos-pos aktiva dan pos-pos hutang. Debt to equity
ratio merupakan rasio yang membandingkan total hutang dengan total ekuitas dari pemegang saham.Dengan demikian, Debt to Equity Ratio
juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak terbayarkan suatu hutang.
Debt to Equity Ratio DER digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang
leverage terhadap total modal sendiri shareholders’equity yang dimiliki perusahaan.
102 Berikut ini adalah hasil perhitungan Debt To Equity Ratio DER pada 14
Perusahaan di Sektor Food And Beverages selama 4 tahun pada periode 2005- 2008.
TABEL 3 Debt To Equity Ratio DER Periode 2005-2008
a. Sebelum Transformasi
Emiten 2005
2006 2007
2008 FAST
0.66 0.68
0.66 0.64
INDF
2.56 2.33
1.86 2.72
MYOR
0.61 0.58
0.68 1.04
ULTJ 3.44
1.37 0.57
0.46
AQUA 0.78
0.77 0.72
0.78
UNVR 0.76
0.95 0.79
0.9
PSDN 0.22
1.86 2.07
1.94
SKLT 4.45
3.03 0.84
0.95
SMAR 1.38
1.06 1.2
1.05
TBLA 1.83
1.37 1.47
1.5
DLTA 0.32
0.31 0.24
0.28
MLBI 1.64
2.08 2.22
1.68
STTP
0.45 0.36
0.37 0.72
AISA 2.76
2.82 3.36
1.46
AVERAGE 1.56
1.4 1.21
1.15
Sumber : Data Yang Diolah b. Sesudah Transformasi
Emiten 2005
2006 2007
2008 Ri = Rata-rata
FAST -0.42
-0.39 -0.42
-0.45 -0.42
INDF
0.94 0.85
0.62 1.00
0.85
103
MYOR -0.49
-0.54 -0.39
0.04 -0.35
ULTJ 1.23
0.31 -0.56
-0.78 0.05
AQUA
-0.25 -0.26
-0.33 -0.25
-0.27
UNVR -0.27
-0.05 -0.24
-0.11 -0.17
PSDN -1.51
0.62 0.73
0.66 0.12
SKLT 1.49
1.11 -0.17
-0.05 0.59
SMAR 0.32
0.06 0.18
0.05 0.15
TBLA 0.60
0.31 0.39
0.41 0.43
DLTA -1.14
-1.17 -1.43
-1.27 -1.25
MLBI
0.49 0.73
0.80 0.52
0.64
STTP
-0.79 -1.02
-1.00 -0.33
-0.79
AISA 1.02
1.04 1.21
0.38 0.91
AVERAGE 0.09
0.11 -0.04
-0.01
Sumber : Data Yang Diolah Tingkat Penurunan Dan Kenaikan Debt To Equity Ratio DER dapat dilihat
melalui grafik berikut ini :
50 100
150 200
250 300
350 400
450
2005 2006
2007 2008
FAST INDF
MYOR ULTJ
AQUA UNVR
PSDN SKLT
SMAR TBLA
DLTA
GAMBAR 2.1 GRAFIK Debt To Equity Ratio DER Sebelum Transformasi
-2 -1.5
-1 -0.5
0.5 1
1.5
2005 2006
2007 2008
FAST INDF
MYOR ULTJ
AQUA UNVR
PSDN SKLT
SM AR TBLA
GAMBAR 2.2 GRAFIK Debt To Equity Ratio DER Sesudah Transformasi
104 Dari Tabel 2 dan gambar 2.1 di atas dapat dilihat bahwa Debt To Equity Ratio
DER rata-rata dari 14 Perusahaan di sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI selama 4 tahun 1.33. Dan dari 14 perusahaan
tersebut ada 7 perusahaan yang memiliki ratio di atas rata-rata perusahaan di sektor Food and Beverages yang listed di Bursa Efek Indonesia BEI, yaitu PT
AISA, PT INDF, PT SKLT, PT MLBI, PT TBLA, PT PSDN dan PT ULTJ. PT Tiga Pilar Sejahtera food TBK AISA memiliki Debt To Equity Ratio DER
paling tinggi. Setelah dilakukan transformasi pada gambar 2.2 di atas dapat dilihat bahwa
Debt To Equity Ratio DER rata-rata dari 14 Perusahaan di sektor Food and Beverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI selama 4 tahun 1.33. Dan dari 14 perusahaan tersebut ada 7 perusahaan yang memiliki ratio di atas rata-rata
perusahaan di sektor Food and Beverages yang listed di Bursa Efek Indonesia BEI, yaitu PT AISA, PT INDF, PT MLBI, PT SKLT, PT TBLA, PT PSDN dan
PT ULTJ. PT Tiga Pilar Sejahtera food TBK AISA memiliki Debt To Equity Ratio DER
paling tinggi.
3. Analisis Deskripsi Price Earning Ratio PER Variabel Independen X
2
Rasio ini sering digunakan oleh analisis sekuritas untuk menilai harga saham, oleh karena itu rasio ini menggambarkan kesediaan investor membayar suatu
jumlah untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan. Price Earning Ratio merupakan perbandingan antara harga saham dengan laba per saham Earning per
Share.
105 Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
Harga Saham PER = _________________
Laba Per Lembar Saham
Berikut ini adalah hasil perhitungan Price Earning Ratio PER pada 14 Perusahaan di Sektor Food And Beverages selama 4 tahun pada periode 2005-
2008
TABEL 4 Price Earning Ratio PER Periode 2005-2008
a. Sebelum Transformasi
Emiten 2005
2006 2007
2008 FAST
10.31 8.99
12.27 11.66
INDF 63.72
14.02 26.69
5.39
MYOR
16.06 8.83
8.71 4.7
ULTJ
5.14 2.56
36.17 5.12
AQUA
10.35 23.45
24.47 25.63
UNVR 21.56
20.74 24.51
21.81
PSDN 0.91
8.75 13.33
7.7
SKLT 3.04
53.61 15.93
10.59
SMAR 5.94
13.47 15.99
2.59
TBLA 58.01
10.6 37.48
2.18
DLTA 1.39
1.91 6.07
4.58
MLBI 11.01
14.71 18.3
4.9
STTP 19.34
13.28 35.69
12.94
106
AISA
62.36 13.33
47.12 17.5
AVERAGE 20.65
14.88 23.05
9.80
Sumber : Data Yang Diolah b. Sesudah Transformasi
Emiten 2005
2006 2007
2008 Ri = Rata-rata
FAST
2.33 2.20
2.51 2.46
2.37
INDF 4.15
2.64 3.28
1.68 2.94
MYOR
2.78 2.18
2.16 1.55
2.17
ULTJ 1.64
0.94 3.59
1.63 1.95
AQUA 2.34
3.15 3.20
3.24 2.98
UNVR 3.07
3.03 3.20
3.08 3.10
PSDN -0.09
2.17 2.59
2.04 1.68
SKLT 1.11
3.98 2.77
2.36 2.56
SMAR
1.78 2.60
2.77 0.95
2.03
TBLA 4.06
2.36 3.62
0.78 2.71
DLTA 0.33
0.65 1.80
1.52 1.08
MLBI 2.40
2.69 2.91
1.59 2.40
STTP 2.96
2.59 3.57
2.56 2.92
AISA 4.13
2.59 3.85
2.86 3.36
AVERAGE
2.36 2.41
2.99 2.02
Sumber : Data Yang Diolah
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000
2005 2006
2007 2008
FAST INDF
MYOR ULTJ
AQUA UNVR
PSDN SKLT
SMAR
GAMBAR 3.1 GRAFIK Price Earning Ratio PER Sebelum Transformasi
107
-1 1
2 3
4 5
2005 2006
2007 2008
FAST INDF
MYOR ULTJ
AQUA UNVR
PSDN SKLT
SMAR TBLA
GAMBAR 3.2 GRAFIK Price Earning Ratio PER Sesudah Transformasi
Dari tabel 3 dan gambar 3.1 di atas dapat diketahui bahwa Price Earning
Ratio PER yang dapat diperoleh dari laporan keuangan masing-msing
perusahaan di sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI memiliki rata-rata dari 14 perusahaan selama periode 2005-2008 sebesar
21,45. Ada 5 perusahaan yang mempunyai Price Earning Ratio di atas rata-rata dari 14 perusahaan tersebut, yaitu PT AISA, PT INDF, PT TBLA, PT UNVR, dan
PT AQUA. PT Tiga Pilar Sejahtera food TBK AISA memiliki nilai Price Earning Ratio PER
yang paling tinggi yaitu 35.08 Total Rata-rata Harga Saham Per Laba Bersih Per saham Periode 2005-2008.
Setelah dilakukan transformasi dapat dilihat pada tabel dan gambar 3.2 di atas
dapat diketahui bahwa Price Earning Ratio PER yang dapat diperoleh dari
laporan keuangan masing-msing perusahaan di sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI memiliki rata-rata dari 14 perusahaan
selama periode 2005-2008 sebesar 21,45. Ada 5 perusahaan yang mempunyai Price Earning Ratio
di atas rata-rata dari 14 perusahaan tersebut, yaitu PT AISA, PT UNVR, PT AQUA, PT INDF, dan PT STTP. PT Tiga Pilar Sejahtera food
TBK AISA memiliki nilai Price Earning Ratio PER yang paling tinggi yaitu
108 3.36. Total Rata-rata Harga Saham Per Laba Bersih Per saham Periode 2005-
2008.
4. Analisis Deskripsi Return On Assets ROAVariabel Independen X
3
Return On Asset ROA merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat
profitabilitas suatu perusahaan. ROA digunakan untuk mengetahui besarnya laba bersih yang dapat diperoleh dari opersional perusahaan dengan menghitungnya
menggunakan seluruh kekayaannya. Tinggi rendahnya ROA tergantung pada pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi
dari opersional perusahaan. Semakin tinggi ROA semakin efisiensi dari opersional perusahaan dan
sebaliknya. Rendahnya ROA dapat disebabkan oleh banyaknya asset perusahaan yang menganggur, investasi dalam persediaan yang terlalu banyak, kelebihan
uang kertas, dan aktiva tetap beroperasi dibawah normal. Return On Asset ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghsilkan
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Berikut ini adalah hasil perhitungan Return On Assets pada 14 Perusahaan di
Sektor Food And Beverages selama 4 tahun pada periode 2005-2008.
109
TABEL 5 Return On Assets ROA Periode 2005-2008
a. Sebelum Transformasi
Emiten 2005
2006 2007
2008 FAST
0.11 0.14
0.16 0.16
INDF 0.01
0.04 0.03
0.03
MYOR 0.03
0.06 0.07
0.07
ULTJ 0.47
0.34 0.02
0.17
AQUA 0.09
0.06 0.07
0.08
UNVR 0.37
0.37 0.37
0.37
PSDN 0.42
0.04 0.03
0.04
SKLT
0.97 0.05
0.03 0.02
SMAR
0.07 0.12
0.12 0.1
TBLA
0.004 0.03
0.04 0.02
DLTA
0.1 0.07
0.08 0.12
MLBI
0.15 0.12
0.14 0.24
STTP
0.02 0.03
0.03 0.008
AISA 0.1
0.36 0.02
0.03
AVERAGE 0.21
0.13 0.09
0.10
Sumber : Data Yang Diolah
b. Sesudah Transformasi
Emiten 2005
2006 2007
2008 Ri = Rata-rata
FAST -2.21
0.04 -1.83
-1.83 -1.96
INDF
-4.61 0.05
-3.51 -3.51
-3.71
MYOR
-3.51 0.04
-2.66 -2.66
-2.91
ULTJ
-0.76 0.05
-3.91 -1.77
-1.88
AQUA -2.41
0.04 -2.66
-2.53 -2.60
UNVR -1.00
0.05 -1.00
-1.00 -1.00
110
PSDN -0.87
0.03 -3.51
-3.22 -2.70
SKLT -0.03
0.05 -3.51
-3.91 -2.61
SMAR
-2.66 0.03
-2.12 -2.30
-2.30
TBLA
-5.52 0.05
-3.22 -3.91
-4.04
DLTA -2.30
0.05 -2.53
-2.12 -2.40
MLBI -1.89
0.05 -1.97
-1.43 -1.85
STTP -3.91
0.04 -3.51
-4.83 -3.94
AISA -2.30
0.04 -3.91
-3.51 -2.69
AVERAGE -2.43
-2.43 -2.84
-2.75
Sumber : Data Yang Diolah
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
2005 2006
2007 2008
FAST INDF
MYOR ULTJ
AQUA UNVR
PSDN SKLT
SMAR TBLA
DLTA
Gambar 4.1 Grafik Return On Assets ROA Sebelum Transformasi
-6 -5
-4 -3
-2 -1
2005 2006 2007 2008 FAST
INDF MYOR
ULTJ AQUA
UNVR PSDN
SKLT SMAR
TBLA
Gambar 4.2 Grafik Return On Assets ROA Sesudah Transformasi
Dari tabel 4 dan gambar 4.1 di atas dapat diketahui bahwa Return On Assets ROA rata-rata dari 14 perusahaan di sektor Food and Beverages selama 4 Tahun
sebesar 13 dan dari 14 Perusahaan tersebut ada 5 perusahaan yang mempunyai Return On Assets ROA
di atas rata-rata perusahaan di sektor Food and
111 Beverages
, yaitu PT UNVR, PT SKLT, dan PT MLBI. PT Unilever Indonesia Tbk UNVR memilik nilai Return On Assets ROA paling tinggi yaitu 37.
Setelah dilakukan transformasi dari tabel dan gambar 4.2 di atas dapat diketahui bahwa Return On Assets ROA rata-rata dari 14 perusahaan di sektor
Food and Beverages selama 4 Tahun sebesar -2.61 dan dari 14 Perusahaan
tersebut ada 5 perusahaan yang mempunyai Return On Assets ROA di atas rata- rata perusahaan di sektor Food and Beverages , yaitu PT UNVR, PT MLBI, PT
ULTJ, PT FAST, dan PT SMAR. PT Unilever Indonesia Tbk UNVR memiliki nilai Return On Assets ROA paling tinggi.
5. Analisis Deskripsi Beta Risiko SistematikVariabel Independen X
4
Risiko sistematis atau risiko yang tidak dapat didiversifikasi dihindarkan, disebut juga dengan risiko pasar. Beta adalah pengukur volatilitas suatu risiko
sistematis pada sekuritas. Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan titik estimasi yang menggunakan data historis maupun estimasi secara subjektif.Beta historis
dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar return sekuritas dan return pasar.
Berikut ini adalah hasil perhitungan Beta Risiko Sistematik pada 14 Perusahaan di Sektor Food And Beverages selama 4 tahun pada periode 2005-
2008.
112
TABEL 6 Beta Risiko Sistematik Periode 2005-2008
a. Sebelum Transformasi
Emiten 2005
2006 2007
2008 FAST
1.010 1.040
1.050 0.930
INDF 1.010
1.050 1.040
0.940
MYOR 1.020
1.040 1.050
0.940
ULTJ 1.020
1.050 1.050
0.940
AQUA 1.010
1.040 1.050
0.940
UNVR 1.020
1.050 1.050
0.930
PSDN 1.000
1.030 1.020
0.920
SKLT
1.020 1.050
1.060 0.920
SMAR
1.020 1.030
1.040 0.940
TBLA
1.020 1.050
1.040 0.940
DLTA
1.010 1.050
1.060 0.930
MLBI
1.010 1.050
1.050 0.940
STTP
1.020 1.040
1.040 0.940
AISA 1.010
1.040 1.020
0.940
AVERAGE 1.01
1.05 1.04
0.93
Sumber : Data Yang Diolah
b. Sesudah Transformasi
Emiten 2005
2006 2007
2008 Ri = Rata-rata
FAST
0.01 0.04
0.05 -0.07
0.01
INDF 0.01
0.05 0.04
-0.06 0.01
MYOR
0.02 0.04
0.05 -0.06
0.01
ULTJ 0.02
0.05 0.05
-0.06 0.01
AQUA
0.01 0.04
0.05 -0.06
0.01
UNVR 0.02
0.05 0.05
-0.07 0.01
113
PSDN 0.03
0.02 -0.08
-0.01
SKLT
0.02 0.05
0.06 -0.08
0.01
SMAR 0.02
0.03 0.04
-0.06 0.01
TBLA 0.02
0.05 0.04
-0.06 0.01
DLTA 0.01
0.05 0.06
-0.07 0.01
MLBI 0.01
0.05 0.05
-0.06 0.01
STTP 0.02
0.04 0.04
-0.06 0.01
AISA 0.01
0.04 0.02
-0.06
AVERAGE
0.01 0.04
0.04 -0.07
Sumber : Data Yang Diolah
85 90
95 100
105 110
2005 2006
2007 2008
FAST INDF
MYOR ULTJ
AQUA UNVR
PSDN SKLT
SMAR TBLA
DLTA
Gambar 5.1 Grafik Beta Risiko Sistematik Sebelum Transformasi
-0.08 -0.06
-0.04 -0.02
0.02 0.04
0.06
2005 2006
2007 2008
FAST INDF
MYOR ULTJ
AQUA UNVR
PSDN SKLT
SMAR TBLA
DLTA
Gambar 5.2 Grafik Beta Risiko Sistematik Sesudah Transformasi
Dalam pembahasan sebelumnya kepekaan return saham terhadap perubahan pasar biasa disebut dengan beta atau beta investasi. Beta dapat dihitung
berdasarkan data historis return saham dan proyeksinya serta return pasar saham. Beta saham positif berarti mempunyai hubungan positif dengan kondisi pasar, bila
114 return
negatif maka pasar naik dan return saham juga naik dan sebaliknya. Nilai dari beta ß tersebut dapat dihitung dengan rumus Budie Et.al 1999:166
ß = N XY – X Y
Keterangan : X
= Return Pasar Rm
Y = Return Saham Ri
N
= Jumlah data
ß
= Beta Saham Beta saham juga dapat diperoleh dengan teknik CAPM Capital Asset Pricing
Model yang merupukan hubungan tingkat pendapatan yang diharapkan dari suatu asset yang berisiko dengan risiko dari asset tersebut pada kondisi pasar yang
seimbang equilibrium. Dalam kondisi equilibrium tingkat keuntungan yang diharapkan oleh pemodal akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Menurut
teori CAPM tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu sekuritas dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
E Ri = Rf + ßi { E Rm – Rf } Keterangan :
E Ri =
Tingkat pencapaian yang diharapkan dari sekuritas i
Rf =
Tingkat pendapatan bebas risiko
E Rm =
Tingkat pendapatan yang diharapkan dari portofolio pasar
ßi =
Risiko sekuritas i
115 Dari rumus di atas dapat diketahui perhitungan beta selama 4 tahun periode
2005-2008. Dari rumus di atas dapat diketahui perhitungan beta selama 4 tahun periode 2005-2008. Hasil perhitungan koefisien beta systematic risk dari tiap
saham selama 4 tahun dapat dilihat pada Tabel 5 dan Gambar 5. Pada tabel dan gambar tersebut menunjukkan bahwa semua saham perusahaan mempunyai beta
positif. Dari hasil perhitungan beta tersebut dapat dilihat bahwa terdapat saham yang lebih besar dari 1 ß 1 yaitu PT FAST, PT INDF, PT MYOR, PT ULTJ,
PT AQUA, PT UNVR, PT SKLT, PT SMAR, PT TLBA, PT DLTA, PT MLBI, dan PT STTP. Oleh karena itu, saham yang mempunyai beta lebih besar dari satu
lebih berisiko daripada saham perusahaan lain yang dapat dikategorikan sebagai saham agresif, berarti tingkat pengembalian saham berubah melalui proporsi dan
kelebihan return pasar. Setelah dilakukan transformasi dapat diketahui hasil perhitungan koefisien
beta systematic risk dari tiap saham selama 4 tahun dapat dilihat pada Tabel 5 dan Gambar 5.2 Pada tabel dan gambar tersebut menunjukkan bahwa semua
saham perusahaan mempunyai beta positif. Dari hasil perhitungan beta tersebut dapat dilihat bahwa semua saham yang lebih kecil dari 1 ß 1 . Oleh karena itu,
saham yang mempunyai beta lebih kecil dari satu dapat dikategorikan sebagai saham lemah atau defensif stock, berarti kelebihan return saham berubah di bawah
proporsi dari kelebihan return pasar meningkat 5, maka return saham akan lebih kecil dari 5 .
116 6. Analisis Deskripsi Economic Value Added EVAVariabel Independen X
5
EVA dapat ditentukan untuk divisi serta untuk perusahaan secara keseluruhan EVA dapat dihitung sebagai laba operasi sesudah pajak NOPAT dikurangi biaya
modal. Biaya modal sama dengan modal yang diinvestasikan perusahaan dikalikan dengan biaya modal rata-rata tertimbang weighted average cost of
capitalWACC. Sebaliknya WACC adalah jumlah biaya dari setiap kompomen
modal baik utang maupun ekuitas ditimbang berdasarkan proporsi relatifnya,dalam struktur modal perusahaan nilai pasar.jadi EVA= NOPAT - biaya
kapital atau EVA = NOPAT – ex capital.Berikut ini adalah hasil perhitungan Economic Value Added EVA
pada 14 Perusahaan di Sektor Food And Beverages selama 4 tahun pada periode 2005-2008.
TABEL 7 Economic Value Added EVA Periode 2005-2008
a. Sebelum Transformasi
Emiten 2005
2006 2007
2008 FAST
33,276,588.20 55,501,585.20
121,863,560 91,867,410.70
INDF -343,482.26
568,480.54 434,189.08
1,611,580.43 MYOR
36,116,718,405.60 18,214,266.90 94,215,459.70 116,723,572
ULTJ 6,781,328,203
-10,091,167 -3,474,505.10
199,002,174 AQUA
32,754,067 13,428,778.60 13,776,816.80
183,212,393 UNVR
1,300,160.08 1,695,433.43
1,933,114 2,207,335.10
PSDN -1,283,659,690
-15,083,977 -298,872,827
4,831,809.70 SKLT
90,488,404.10 45,214,109.90
7,430,050.90 -12,765,476
SMAR 172,170,812,050
-63,963.78 577,793.94
983,915,878
117
TBLA 28,514.60
36,977.82 2,660.60
10,205.06 DLTA
2,657,399.10 43,859,420
82,377,718.80 143,485,147
MLBI 71,382.78
71,291.65 84,456
229,985.14 STTP
25,442,431 -16,385,292
-12,534,235 6,591,371.04
AISA -35,510,182
-12,226,753 -67,462,606
7,979,485.36 AVERAGE
15281097447 8909942.233
-4260596.663 123493062.2
Sumber : Data Yang Diolah
b. Sesudah Transformasi
Emiten 2005
2006 2007
2008 Ri = Rata-rata
FAST
17.32 17.83
19 18.34
18.03
INDF 12.75
13.25 12.98
14.29 13.31
MYOR 24.31
16.72 18.36
19 19.49
ULTJ 23
16 15.06
19 18.23
AQUA 17
16.41 16.44
19 17.30
UNVR
14.08 14.34
14 14.61
14.38
PSDN 21
17 20
15.39 18.10
SKLT 18.32
17.63 15.82
16 17.04
SMAR 26
11.07 13.27
21 17.73
TBLA 10.26
10.52 7.89
9.23 9.47
DLTA 14.79
18 18.23
19 17.35
MLBI 11.18
11.17 11
12.35 11.51
STTP 17
17 16
15.70 16.42
AISA 17
16 18
15.89 16.91
AVERAGE 17.44
15.15 15.45
16.31
Sumber : Data Yang Diolah
-300 -200
-100 100
200 300
400 500
600
2005 2007
FAST INDF
MYOR ULTJ
AQUA UNVR
PSDN SKLT
SMAR TBLA
DLTA
Gambar 6.1 Economic Value Added EVA Sebelum Transformasi
118
10 20
30 40
50 60
70 80
2005 2007
FAST INDF
MYOR ULTJ
AQUA UNVR
PSDN SKLT
SM AR TBLA
Gambar 6.2 Economic Value Added EVA Sesudah Transformasi
Dari tabel 6 dan gambar 6.1 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai Economic Value Added EVA
selama 4 tahun periode 2005-2008 pada masing-masing perusahaan sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
menunjukkan mayoritas positif, antara lain PT PT Aqua Gollden Mississipi AQUA, PT Delta Djakarta Tbk DLTA, PT Indofood Sukses Makmur Tbk
INDF, PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI, PT Mayora Indah Tbk MYOR, PT Sari Husada Tbk SHDA, PT Sekar Laut Tbk SKLT, PT Smart
Tbk SMAR, PT Tunas Baru Lampung Tbk TBLA, PT Ultra Jaya Milk Tbk ULTJ, PT Fast Food Indonesia Tbk FAST, dan PT Siantar Top Tbk STTP.
Bila EVA positif, menunnjukkan aset besar dan ekspansi usaha yangdilakukan malah akan mempercantik kinerja perusahaan Namun, ketika spread EVA negatif,
aset besar malah dapat semakin memperburuk kinerja perusahaan ,dan ini pertanda saat yang tepat bagi perusahaan mempertimbangkan mendivestasi
asetnya itu yang terjadi pada PT Tiga Pilar Sejahtera food TBK AISA, dan PT Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN.
Setelah dilakukan transformasi Dari tabel 6 dan gambar 6.2 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai Economic Value Added EVA selama 4 tahun periode 2005-
119 2008 pada masing-masing semua perusahaan sektor Food and Beverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia menunjukkan mayoritas positif, antara lain PT PT Aqua Gollden Mississipi AQUA, PT Delta Djakarta Tbk DLTA, PT
Indofood Sukses Makmur Tbk INDF, PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI, PT Mayora Indah Tbk MYOR, PT Sari Husada Tbk SHDA, PT Sekar Laut
Tbk SKLT, PT Smart Tbk SMAR, PT Tunas Baru Lampung Tbk TBLA, PT Ultra Jaya Milk Tbk ULTJ, PT Fast Food Indonesia Tbk FAST, PT Siantar
Top Tbk STTP, PT Tiga Pilar Sejahtera food TBK AISA, dan PT Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN Bila EVA positif, menunnjukkan aset besar dan
ekspansi usaha yang dilakukan malah akan mempercantik kinerja perusahaan Namun, ketika spread EVA negatif, aset besar malah dapat semakin
memperburuk kinerja perusahaan ,dan ini pertanda saat yang tepat bagi perusahaan mempertimbangkan mendivestasi asetnya itu.
C. Penemuan