Pembahasan. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

148 87.544034. Koefisien bernilai negatif antara LOG beta dan LOG return saham, semakin naik LOG beta maka semakin turun LOG return saham. c. Koefisien regresi variabel PER.EVA X 2 X 5 sebesar 5.56309719, artinya jika variabel independent lain nilainya tetap dan LOG PER.EVA mengalami kenaikan 1 , maka LOG return saham Y akan mengalami kenaikan sebesar 5.56309719. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara LOG PER.EVA dan LOG Return saham, semakin naik LOG PER.EVA maka semakin naik LOG return saham. d. Koefisien regresi variabel Beta.EVA X 4 X 5 sebesar -6.0400004, artinya jika variabel independent lain nilainya tetap dan LOG Beta.EVA mengalami kenaikan 1 , maka LOG return saham Y akan mengalami penurunan sebesar -6.0400004. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara LOG Beta.EVA dan LOG Return saham, semakin naik LOG Beta.EVA maka semakin turun LOG return saham.

D. Pembahasan.

Secara teori yang dipelajari dalam penelitian ini pada pengujian model I terdapat pengaruh signifikan secara parsial pada Beta. Dalam dunia investasi dikenal adanya hubungan kuat antara risk dan return, yaitu jika risiko tinggi maka return keuntungan juga akan tinggi begitu pula sebaliknya jika return rendah maka risiko juga akan rendah Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, 2009. Beta dalam penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan terhadap return, sesuai dengan teori untuk menghitung beta digunakan teknik regresi, yaitu mengestimasi 149 beta suatu sekuritas dengan menggunakan return-return sekuritas sebagai variabel terikat dan return-return pasar sebagai variabel bebas. Dalam penilaian saham, terdapat beberapa model teoritis yang dapat digunakan terkait dengan analisis fundamental dan analisis teknikal. Faktor-faktor tersebut sebagai variabel bebas yang didasarkan pada pemikiran bahwa faktor tersebut menggambarkan risiko dan return yang akan diterima para pemodal atas investasinya pada saham. Sehingga risk dan return merupakan hal yang berkaitan. Return adalah positif, dan risiko adalah negatifnya. Penelitian ini tidak sejalan dengan Penelitian Suharli, 2003 yang meneliti Dua Faktor yang Mempengaruhi Return Saham pada Industri Food And Beverages di Bursa Efek Jakarta, hasil penelitian menunjukkan bahwa Beta tidak mempengaruhi return saham secara parsial, tetapi dalam penelitian ini beta menunjukkan pengaruh yang signifikan. Peranan nilai tambah ekonomis Economic Value Added, yang disingkat EVA diduga dapat mempengaruhi return perusahaan. EVA merupakan ukuran kinerja finansial baru yang digunakan perusahaan, dan EVA merupakan pendekatan yang lebih baru dalam penilaian saham karena melalui EVA keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah perusahaan terlihat. Pendekatan PER merupakan pendekatan yang lebih popular dipakai di kalangan analisis saham dan para praktisi. Sehingga hal ini menguatkan dikarenakan PER dalam penelitian ini menunjukkan bahwa EVA dapat memperkuat PER terhadap return saham, ini terbukti terdapat pengaruh yang signifikan pada hubungan EVA dalam memperkuat PER terhadap return. Tujuan corporate finance adalah 150 memaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan ini bisa menyimpan konflik potensial antara pemilik perusahaan dengan kreditur. Jika perusahaan menikmati laba yang besar, nilai pasar saham dana pemilik akan meningkat pesat, sementara nilai hutang perusahaan dana kreditur tidak terpengaruh. Beta adalah sensitivitas tingkat pendapatan dari sebuah perusahaan terhadap pergerakan tingkat pendapatan pasar secara keseluruhan dan Rm adalah tingkat pendapatan yang diharapkan diperoleh dari portofolio pasar secara keseluruhan. Setelah menentukan nilai biaya hutang dan biaya ekuitas, maka biaya modal rata- rata tertimbang Dimana We adalah persentase ekuitas dalam struktur modal dan Wd adalah persentase hutang dalam struktur modal. Baik ekuitas maupun hutang dihitung berdasarkan nilai pasarnya. EVA sepintas terlihat lebih accounting-based dari pada economic measure. Tetapi, pada kenyataannya pencipta EVA Stewart 1991 mengusulkan serangkaian adjustments untuk menyesuaikan pengukuran sehingga lebih mendekati basis arus kas economic. Hal ini menguatkan bahwa EVA dapat memperkuat beta atau risiko terhadap return sehingga terdapat pengaruh yang signifikan.Hal ini sejalan dengan penelitian I Putu Yadnya, 2003 yang menganalisis pengaruh beberapa rasio keuangan dan nilai tambah ekonomis terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di BEI bahwa hipotesis yang dilakukan tidak terbukti bahwa EVA dapat memperkuat hubungan DER, PER, dan ROA terhadap return saham di BEJ. EVA merupakan indikator tentang adanya perubahan nilai dari suatu investasi. EVA yang positif menunjukkan perusahaan berhasil meningkatkan nilai perusahaan bagi pemilik perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen keuangan yaitu memaksimumkan nilai 151 perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. Peningkatan kemakmuran pemilik diarahkan pada penciptaan nilai perusahaan yang diatur melalui peningkatan nilai pasar saham. Perusahaan saham dapat memahami kegiatan-kegiatan yang akan dapat menciptakan nilai secara terus-menerus, sehingga dapat memaksimalkan kekayaan pemilik. Selama ini pengukuran kinerja manajerial umumnya dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan standar. Namun laporan keuangan sendiri mempunyai kelemahan jika digunakan sebagai perangkat analisis. Jarang digunakan pengukuran kinerja dengan pendekatan perhitungan nilai tambah terhadap biaya modal yang ditanamkan. Pengukuran kinerja yang menggunakan pendekatan nilai tambah adalah Economic Value Added EVA. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Hari Murti Triatmojo 2009 yang menguji kembali pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan EVA Economic Value Added , dan rasio profitabilitas yang di ukur dengan DER Debt to Equity Ratio, PER Price Earning Ratio, ROA Return on Asset, dan beta terhadap perubahan harga saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia BEI untuk periode 2005 sampai dengan 2008 dan pada penelitian tersebut menunjukkan adanya pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan EVA dan rasio profitabilitas. Pada penelitian I Putu Yadnya 2003 menunjukkan berdasarkan pengamatan secara parsial tersebut terbukti bahwa ROA berpengaruh secara signifikan terhadap return saham dengan nilai sebesar 0.0001 karena ROA mempunyai hubungan positif terhadap EVA. Di samping itu, EVA dan ROA sama-sama 152 menggunakan konsep laba dalam perhitungannya tetapi dalam penghitungan yang dilakukan sekarang bertentangan dengan penelitian I Putu Yadnya karena dalam penelitian ini menunjukkan adanya signifikan variabel PER, Beta, PER.EVA dan Beta.EVA. Selain PER variabel beta dalam penelitian ini menunjukkan signifikan saat diuji secara serempak dengan variabel lain, dikarenakan beta memiliki konsep yang sama dalam penghitungannya beta risiko sistematik digunakan untuk mencari Ke dan WACC dimana WACC dicari untuk menghitung nilai EVA, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa beta mempunyai pengaruh signifikan terhadap EVA. Sebaliknya PER memiliki pengaruh yang serupa terhadap EVA, dikarenakan EVA dapat meningkatkan kepekaan hubungan antara PER dan return saham. Kondisi EVA yang positif mencerminkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada tingkat biaya modal. EVA yang positif menunjukkan kemampuan manajemen dalam menciptakan peningkatan nilai kekayaan perusahaan pemilik modal, dan sebaliknya. EVA negatif menyiratkan adanya penurunan nilai kekayaan. Suatu perusahaan publik yang menghasilkan nilai EVA yang negatif meskipun mampu membukukan laba bersih yang tinggi sekalipun, berarti perusahaan ini belum mampu menghasilkan tingkat pengembalian modal yang sepadan untuk menutup resiko dan biaya investasi yang ditanamkan pemilik modal investor. Moses L. Singgih, 2008. Dari apa yang telah diuraikan dalam pembahasan di atas dapat dilihat bahwa EVA hanya dapat memperkuat PER dan beta terhadap return. 153

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Dokumen yang terkait

Studi Empiris Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham Perusahaan yang Indeks LQ45 di Indonesia

0 56 116

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR SWITCHING (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di BEI Tahun 2013- Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverage yang

0 5 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2015).

0 2 17

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015).

0 3 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi Return saham (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang go public Di bursa efek indonesia tahun 2011–2014).

0 3 20

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK INCOME SMOOTHING PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIC DIBURSA EFEK INDONESIA (BEI).

3 6 125

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 99

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN PADA SEKTOR INDUSTRI FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2011-2015.

1 3 122

this PDF file STUDI EMPIRIS TERHADAP DUA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD & BEVERAGES DI BURSA EFEK JAKARTA | Suharli | Jurnal Akuntansi dan Keuangan 1 PB

0 0 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

1 1 11