Kondisi Fisik dan Sosial Daerah Penelitian
6. Sistem mata pencaharian hidup
7. Sistem peralatan hidup dan teknologi
2
Layaknya masyarakat pada umumnya, masyarakat Cigugur, Kuningan, Jawa Barat pun tidak bisa hidup statis. Dalam sejarahnya,
masyarakat Cigugur mengalami perubahan-perubahan dalam kehidupan mereka yang bersentuhan langsung dengan unsur-unsur kebudayaan
tersebut. Seperti perubahan sistem religi masyarakat Cigugur yang sekarang banyak memeluk kepercayaan Sunda Wiwitan ajaran Jawa
Sunda. Ajaran Agama Jawa Sunda yaitu sebuah ajaran yang di bawa oleh
Pangeran Sadewa Alibassa Kusuma Wijaya Ningrat Kiai Madrais yang didasarkan pada kepercayaan akan Gusti Pangeran Sikang Sawiji-wiji,
Tuhan pencipta alam semesta dengan segala sifat dan keunikan tiap-tiap makhluk-Nya, salah satu wujud kemaha kuasaan Tuhan adalah
diciptakannya manusia dengan cira-cirinya yang inheren, dan diciptakannya bangsa yang juga memiliki cira-cirinya.
Sebagai kiai, Madrais tentulah seorang yang alim dalam Agama Islam, namun dalam perkembangannya ia menemukan ajaran baru yang
sebagiannya kemudian bertentangan dengan agama Islam, Ajaran itu adalah berkenaan pentingnya setiap manusia itu memperhatikan dan
memberi penghargaan yang tinggi terhadap cara dan ciri kebangsaanya sendiri, yakni Jawa Sunda. Sepeninggal Kyai Madrais, ajaran yang sudah
terkenal dengan sebutan Agama Djawa Sunda itu diterus kembangkan oleh puteranya, Pangeran Tedjakusuma, dan kemudian Pangeran Djati
Kusumah sekarang ini.
3
Itulah sekilas perubahan sistem religi masyarakat Cigugur. Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Cigugur juga terlihat pada
2
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Aksara Baru, 1980, h. 217.
3
M Hisyam, Religi Lokal Dan Pandangan Hidup: Kajian Masyarakat Penganut Religi Talotang, dan Patuntung, Sipelebegu Permalim, Saminisme Dan Agama Jawa Sunda , Pusat
Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya PMB LIPI, 2004. iv, h. 140.
sistem mata pencaharian mereka. Perubahan sistem mata pencaharian tergolong ke dalam perubahan besar. Dikatakan perubahan besar karena
perubahan sistem mata pencaharian akan membawa pengaruh besar pada masyarakat, seperti meningkatnya penghasilan masyarakat yang berujung
pada kesejahteraan masyarakat. Perubahan mata pencaharian atau biasa disebut transformasi
pekerjaan adalah pergeseran atau perubahan dalam pekerjaan pokok yang dilakukan manusia untuk hidup dengan sumber daya yang tersedia untuk
membangun kehidupan yang memuaskan peningkatan taraf hidup dengan memperhatikan faktor seperti mengawasi penggunaan sumber
daya, lembaga dan hubungan politik. Perubahan mata pencaharian ini ditandai dengan adanya perubahan orientasi masyarakat mengenai mata
pencaharian. Mata pencaharian masyarakat di Indonesia pada umumnya berasal dari sektor agraris.
Perubahan orientasi mata pencaharian disini diartikan sebagai perubahan
pemikiran masyarakat
yang akan
menentukan dan
mempengaruhi tindakannya di kemudian hari, dari pekerjaan pokok masyarakat yang dahulunya di sektor agraris bergeser atau berubah ke
sektor non-agraris. Hal ini melihat konstruk pemikiran ide yang menurut Hegel menentukan tindakan manusia. Meskipun dalam taraf konstruk
pemikiran gejala pergeseran atau perubahan tersebut sudah terjadi dalam realitas di masyarakat.
4
Meskipun sektor pertanian masih merupakan kegiatan ekonomi yang paling utama dalam masyarakat Kelurahan Cigugur, tetapi mereka
terlihat dinamis dan beragam terkait sistem mata pencaharian yang mereka geluti. Artinya, sistem mata pencaharian masyarakat Kelurahan Cigugur
seiring berjalannya waktu mengalami perkembangan dan perubahan. Hal tersebut bisa dilihat dari perubahan sistem mata pencaharian dari agraris
4
Jaya, Pajar Hatma Indra. 2003. Transformasi Tenaga Kerja Pedesaan, Surakarta, Skripsi : FISIP UNS, Tidak diterbitkan.
bertani ke non-agraris berternak, berdagang, wiraswasta, home industry, buruh dan lainnya.
Selain kerukunan umat beragama, beragamnya sistem mata pencaharian masyarakat Cigugur menjadi hal yang cukup menarik untuk
diamati. Pada awalnya, sistem mata pencaharian mayoritas masyarakat Cigugur adalah bertani, meskipun ada yang berternak, seperti ternak ikan,
ayam dan bebek. Sampai sekarang, sistem mata pencaharian masyarakat Cigugur sebagian besar memang masih bertani, tetapi tidak sedikit yang
berdagang, berternak, wiraswasta, buruh, membuat kerajinan batik khas Cigugur bahkan sampai ada yang membuka usaha kecil-kecilan home
industry. Masuknya agama Kristen dan menjadi salah satu agama yang
dianut oleh masyarakat Cigugur menjadi salah satu penyebab terjadinya perubahan sistem mata pencaharian masyarakat Cigugur, meskipun tidak
merubah secara langsung, artinya tidak merubah dari satu profesi ke profsi lain. Contohnya, masyarakat Cigugur yang berprofesi sebagai peternak,
sebelum Kristen masuk hewan ternak mereka adalah ayam, bebek atau budidaya ikan. Tetapi setelah Kristen masuk ada yang menjadikan babi
sebagai hewan ternak mereka.
5
Banyaknya masyarakat yang mengunjungi Cigugur, baik itu untuk kepentingan penelitian terkait kerukunan antar umat beragama atau untuk
rekreasi menjadii faktor dan daya tarik masyarakat setempat Cigugur mencoba profesi baru sebagai pedagang. Makanan ringan, terutama
makanan khas Cigugur, yaitu tape ketan, menjadi salah satu yang paling dicari oleh pengunjung untuk dijadikan oleh-oleh. Selain itu ada juga yang
menjajakan hasil kerajinan tangan masyarakat Cigugur, yaitu batik khas Cigugur yang juga bisa dijadikan pilihan untuk oleh-oleh. Seperti apa yang
diutarakan oleh Bapak Kento Subarman Tokoh Sunda Wiwitan: “sistem mata pencaharian masyarakat Cigugur secara umum adalah
bertani, tetapi ada juga yang berprofesi sebagai pedagang yang menjajakan
5
Wawancara pribadi dengan Bapak Aang Taufik, Guru SMP 02 Cigugur, Juli 2013