1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia ini dihuni oleh milyaran manusia yang setiap pribadinya hidup di dalam kelompok-kelompok masyarakat yang berbudaya, mungkin
ada ribuan atau bahkan lebih kebudayaan yang ada di dunia mulai dari kebudayaan yang sederhana sampai dengan kebudayaan yang kompleks.
Setiap kebudayaan yang ada di dunia pasti memiliki unsur-unsur budayanya masing-masing yang terintegrasi menjadi kebudayaan tersebut,
banyak atau sedikit unsur budaya tergantung dari sederhana atau kompleks kebudayaannya. Tetapi dari banyaknya unsur yang ada pada kebudayaan-
kebudayaan di dunia, dapat ditarik menjadi kelompok-kelompok besar unsur-unsur kebudayaan yang bersifat menyeluruh atau universal.
1
Di dalam bukunya “Pengantar Ilmu Antropologi” Koentjaraningrat membagi unsur-unsur kebudayaan secara universal menjadi tujuh butir.
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maksud dari unsur kebudayaan universal adalah bahwa dari sekian banyak kebudayaan di
dunia dengan berbagai macam unsur budayanya dapat diklasifikasikan menjadi tujuh unsur besar, tujuh unsur ini adalah unsur-unsur yang pasti
ada di setiap kebudayaan yang ada di dunia, baik kebudayaan yang sangat sederhana sampai dengan kebudayaan yang sangat kompleks.
Koentjaraningrat berpendapat bahwa tujuh unsur kebudayaan universal tersebut, yaitu:
1. Sistem religi
2. Organisasi sosial
3. Sistem pengetahuan
4. Bahasa
5. Kesenian
1
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Aksara Baru, 1980, h. 217.
6. Sistem mata pencaharian hidup
7. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
2
Ketujuh unsur inilah yang dianggap secara umum ada menyeluruh di setiap kebudayaan di dunia. Di dalam tataran implementasi, unsur-unsur
ini kemudian menjelma ke dalam wujud-wujud kebudayaan di masyarakat, menjelma ke dalam ide-ide dan gagasan kebudayaan masyarakat,
menjelma ke dalam tindakan dan sistem sosial masyarakat, dan menjelma ke dalam hasil-hasil kebudayaan masyarakat. Setiap unsur yang ada selalu
menjelma ke dalam tiga wujud tersebut, dari bahasa sampai dengan kesenian setiap masing-masing unsur akan menjelma ke dalam ide,
tindakan, dan kebudayaan fisik di dalam setiap kebudayaan. Arus globalisasi begitu besar pengaruhnya, bukan hanya Indonesia
yang merasakan dampaknya melainkan diberbagai belahan dunia. IPTEK sebagai ciri dari modern talah dinikmati dan diagungkan oleh manusia
yang kemudian menciptakan kemajuan-kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. Modern telah menawarkan kehidupan yang serba instan dan
praktis, tenaga manusia digantikan oleh mesin dan masih banyak lagi fenomena lain yang membuat manusia nyaman dengan dunia modern.
Tidak banyak Kearifan lokal yang bertahan bahkan ada yang sudah mulai mengalami perubahan nilai-nilai dan norma, budaya tradisional sudah
dikomparasikan dengan hasil modernisasi bahkan tradisi-tradisi lama yang dianut hangus dimakan oleh keganasan modern yang meluluhlantakan
tatanan masyarakat. Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami
perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi,
susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya. Karena
luasnya bidang dimana mungkin terjadi perubahan-perubahan tersebut, bila seseorang hendak membuat penelitian, perlulah terlebih dahulu
2
Ibid, h.217.
ditentukan secara tegas, perubahan apa yang dimaksudkannya. Dasar penelitiannya mungkin tak akan jelas apabila hal tersebut tidak
dikemukakan terlebih dahulu.
3
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia dewasa ini merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya
bisa menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia lain berkat adanya komunikasi modern. Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang
terjadi di suatu tempat dengan cepat dapat diketahui oleh masyarakat lain yang berada jauh dari tempat tersebut.
4
Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu. Namun, dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan
sangat cepatnya sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya, yang sering berjalan secara konstan. Ia memang terikat oleh waktu dan
tempat. Akan tetapi, karena sifatnya yang berantai, perubahan terlihat berlangsung terus, walau diselingi keadaan di mana masyarakat yang
terkena perubahan.
5
Efek modernisasi begitu dahsyat dan memakan tatanan sosial masyarakat. Maka dari itulah, tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan
sosial tersebut bahkan dialami oleh masyarakat multikultural Cigugur, Kuningan Jawa Barat. Cigugur merupakan daerah multireligi, didalam
Cigugur terdapat kepercayaan Sunda Wiwitan yang masih dianut oleh sebagian masyarakat Cigugur, yang menjadikan Cigugur terkenal dengan
sebutan masyarakat adat. Perjalanan kehidupan yang dijalani oleh masyarakat Cigugur
sangat erat kaitannya dengan adanya Sunda Wiwitan. Karena Sunda Wiwitan bagi masyarakat Cigugur merupakan sebuah warisan budaya
yang sudah turun temurun dipegang oleh masyarakat Cigugur. Macionis misalnya mengatakan bahwa perubahan sosial adalah transformasi dalam
3
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers, 2007, h. 259.
4
Ibid, h. 261.
5
Ibid.,h. 261.
organisasi masyarakat, dalam pola berfikir dan dalam berprilaku pada waktu tertentu.
6
Masyarakat Cigugur merupakan masyarakat plural, baik dari segi budaya, etnis maupun agama. Dalam dunia modern, banyak orang
berupaya melakukan perubahan dalam kehidupannya, terutama perubahan untuk meningkatkan taraf ekonomi mereka, yang tentunya dengan
memiliki sistem mata pencaharian dengan penghasilan yang mampu meningkatkan taraf ekonomi mereka. Mereka yakin bahwa hal tersebut
akan membuat orang menjadi lebih bahagia. Dampak perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Cigugur
cenderung sama dengan dampak perubahan sosial yang terjadi dimana dan pada siapa saja, yakni ada yang berdampak positif dan ada yang
berdampak negatif. Penyalah gunaan teknologi misalnya, menjadi contoh negatif dari perubahan sosial yang ditawarkan oleh kecanggihan teknologi
tersebut. Tetapi sebaliknya, jika kemajuan dan kecanggihan teknologi tersebut dapat dipergunakan dengan baik, maka dampaknya mengarah
pada hal positif, seperti semakin luasnya wawasan anak bangsa karena sering mengakses berita setiap saat lewat internet.
Ketika kebanyakan masyarakat Cigugur mengalami perubahan kehidupan yang lebih modern, cara-cara memenuhi kehidupan dari
berpakaian, arsitektur rumah, alat-alat dapur, perlengkapan pertanian dan lainnya sebenarnya banyak dipengaruhi faktor eksternal yaitu adanya
pengaruh dari kebudayaan luar seperti terjadinya kontak dengan budaya lain, meninggkatnya kesadaran akan pendidikan, meningkatnya hasil
karya, perkembangan penduduk, interaksi sosial, lancarnya perjalanan sehingga sifat keterbukaan untuk melakukan perubahan dalam kehidupan
masyarakat Cigugur sangat besar. Sistem mata pencaharian merupakan salah satu dari tujuh unsur
kebudayaan yang juga tak lepas dari sentuhan perubahan sosial. Karena pada kenyataannya, seiring berjalannya waktu masyarakat Cigugur
6
Piotr Sztomka, Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta: Prenada, 2010, h. 83.