Dengan demikian jelas bahwa tugas kepala sekolah selain seorang pemimpin administrator, juga seorang supervisor akademik yang berfungsi untuk
meningkatkan kinerja para bawahannya terutama para guru.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Hasil penelitian Diirektorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 menemukan bahwa kepala sekolah masih lemah dalam kompetensi manajerial dan
supervisi. Hal ini seperti dilansir dalam Tempo Interaktif.com bahwa: ”hampir semua kepala sekolah lemah di bidang kompetensi manajerial dan
supervisi. Padahal dua kompetensi itu merupakan kekuatan kepala sekolah untuk mengelola sekolah dengan baik.”
31
2. Kegiatan manajerial dan supervisi pada hakikatnya merupakan tugas pokok
dan fungsi yang melekat pada kepala sekolah. Kepala sekolah tidak dapat memisahkan diri dari kegiatan manajerial dan supervisi. Untuk itu, maka
sudah sepatutnya kepala sekolah memiliki kemampuan manajerial yang baik sekaligus kemampuan supervisi yang juga baik. Sehubungan dengan variabel
supervisi ini, Yaslis Ilyas menyatakan bahwa ”sejumlah penelitian yang dilakukan penulis maupun penelitian lain, ditemukan hubungan yang
bermakna an tara variabel kontrol dan supervisi dengan kinerja individu”.
32
Dari uraian di atas terlihat bahwa pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah merupakan hal yang sangat penting. Pelaksanaan supervisi akademik
kepala sekolah akan mempengaruhi bagaimana kepala sekolah melakukan supervisi terhadap para guru. Baik tidaknya kegiatan supervisi akademik yang
dilakukan sangat bergantung pada kemampuan supervisi kepala sekolah. Selanjutnya kegiatan supervisi akademik yang baik diharapkan dapat membantu
31
70 Persen Kepala Sekolah Tak Kompeten, diakses dari http:www.tempointeraktif.com, edisi selasa, 12 Agustus 2008
32
Yaslis Ilyas, Kinerja, Teori, penilaian dan Penelitian, Depok: Pusat kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI, 2002.
guru dalam meningkatkan kinerjanya dengan perbaikan-perbaikan atas masalah yang ditemukan dalam kegiatan supervisi akademik.
D. Kerangka Berpikir
Sebagai supervisor akademik, kepala sekolah mensupervisi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Sergiovani dan Starrat menyatakan bahwa
supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat
menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan
sekolah sebagai komunitas belajar yang lebih efektif. Kepala sekolah sebagai supervisor akademik harus mampu melakukan
berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan penggendalian ini merupakan kontrol agar
kegiatan pendidikan disekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan tindakan preventif agar para tenaga
kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya
Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu
maupun kelompok kerja personel.penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang mengaku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada
keseluruhan jajaran personel didalam organisasi. Guru benar-benar dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi. Dengan
kinerja yang tinggi maka sumber daya manusia di Indonesia akan mulai sedikit demi sedikit meningkat, terutama para generasi muda. Dengan demikian bangsa
yang cerdas dan mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan akan sangat mudah tercipta.
Jadi, dapat disimpulakan bahwa pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah akan mempengaruhi bagaimana kepala sekolah melakukan supervisi
terhadap para guru. Baik tidaknya kegiatan supervisi yang dilakukan sangat bergantung pada kemampuan supervisi kepala sekolah. Selanjutnya kegiatan
supervisi yang baik diharapkan dapat membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya dengan perbaikan-perbaikan atas masalah yang ditemukan dalam
kegiatan supervisi.