Observasi Penelitian Kepustakaan Tujuan Penelitian

Bab III : Partisipasi Mathla’ul Anwar dalam ranah politik, bab ini akan

menjelaskan tentang pengertian dan bentuk-bentuk partisipasi politik sebagai salah satu aspek demokrasi dan dilajutkan dengan membahas langkah-langkah perjuangan Mathla’ul Anwar baik dibidang pendidikan maupun dalam ranah politik yang dimaksudkan berupa kegiatan baik individu maupun kelompok. Terakhir tentang partisipasi politik Mathla’ul Anwar di Era Orde Lama dan Orde Baru.

Bab IV : Bab ini merupkan isi substansi penelitian yang telah didapatkan

dari penelitian pustaka dan lapangan. Dengan mengulas seputar realitas politik Mathl’ul Anwar terhadap konstalasi politik nasional pasca Orde Baru, dan hubungan MA dan partai politik, terakhir menelusuri sejauhmana partisipasi Mathla’ul Anwar dalam politik nasional pasca Orde Baru sebagai evaluatif terhadap perjalanan organisasi.

Bab V : Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian ini, yang berisi

komentar penulis dalam bentuk analisa kritis, komentar, masukan dan harapan terhadap bahasan yang telah dikupas dari penulisan skripsi ini.

BAB II SEKILAS TENTANG MATHLA’UL ANWAR

A. Sekilas Berdirinya Mathla’ul Anwar Tahun 1916 Di Menes

Mathla’ul Anwar MA merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan ormas terbesar ketiga setelah Nahdlatul Ulama NU dan Muhammadiyah yang masih eksis hingga kini, MA secara kuantitas sudah tersebar di 26 pengurus wilayah dan 215 pengurus daerah.di Indonesia. 8 Kelahiran MA, seperti juga ormas-ormas lain pada awal abad ke-20, telah menandai perjuangan kebangkitan nasional. Karena itu, semangat pendidikan, dakwah dan sosial yang dibangun pada periode tersebut menekankan semangat pembebasan atau rasa kemerdekaan, yang saat itu dibawah penindasan kolonialisasi Belanda dengan segala dampak politiknya. Organisasi kemasyarakatan Ormas atau keagamaan Mathla’ul Anwar bahasa Arab, yang artinya tempat munculnya cahaya sejak didirikannya pada tahun 1334 H atau 10 Juli tahun 1916 oleh sepuluh tokoh ulama lokal diantaranya adalah Kiyai Moh Tb Soleh, Kiyai Moh Yasin 1860-1937, Kiyai Tegal, Kiyai Mas Abdurrahman bin Mas Jamal 1868-1943, KH Abdul Mu’ti, KH Soleman Cibinglu, KH Daud, KH Rusydi, E. Danawi, KH Mustaghfiri di Menes- Pandeglang bagian selatan Banten. 9 Tujuan didirikannya MA adalah membebaskan umat dari segala bentuk penindasan, kebodohan dan kemiskinan. Pada abad ke-19, kondisi masyarakat 8 Wawancara Pribadi dengan Ketua PBMA KH. Ahmad Sadeli Karim. Menes, 7 Agustus 2010. 9 M. Irsjad Djuwaeli, Sejarah dan Khittah Mathla’ul Anwar, h. 10 12