Metode Dakwah Ustaz Syukur

BAB IV ANALISIS KIPRAH DAKWAH USTAZ SYUKUR

A. Metode Dakwah Ustaz Syukur

Seandainya kita merujuk pada sejumlah ayat Al-Qur’an yang membicarakan tentang dakwah, maka ada satu ayat yang membicarakan metode dakwah—sebagaimana yang telah disinggung di atas—yaitu Surah An-Nahl ayat 125. Dan jika Penulis teliti lebih jauh terhadap dakwah yang dilakukan oleh Ustaz Syukur selama ini, Penulis menyimpulkan bahwa sejumlah cara dakwah yang dilakukan beliau berpusat dan lebih didominasi pada metode dakwah mau’izhah hasanah. Sebab, dalam setiap dakwahnya, Ustaz Syukur senantiasa mengisinya dengan menyampaikan taushiyah atau ceramah, ruqyah syariyah, dan zikir bersama para jamaah sebagaimana yang beliau lakukan dalam sejumlah kesempatan, seperti terhadap karyawan- karyawati Mirota Kampus C. Simanjuntak. 30 Dalam berdakwah, zikir bersama para jamaah beliau senantiasa lakukan karena posisi beliau yang memang sebagai Sekjen Majelis Az-Zikra. Menurut Penulis, metode yang digunakan Ustaz Syukur bermuara pada metode mau’izhah hasanah karena kandungan dan cara penyampaian dakwahnya sangat sesuai dengan makna mau’izhah hasanah itu sendiri. Shalih bin Abdullah bin Humaid pernah menjelaskan, pada dasarnya mau’izhah hasanah ialah ucapan yang menyentuh hati mad’u komunikan agar dia berkenan untuk berbuat baik dan menyambut seruan dakwah kepadanya. 31 Berikut ini Penulis berupaya menganalisa tiga metode dakwah di atas yang diterapkan oleh Ustaz Syukur. 30 Artikel ini diakses pada 7 April 2008, dari http:www.mirotakampus.comindex.php-option= com content task=viewid =52 Itemid=38 31 Shalih bin Abdullah bin Humaid, Mafhûm al-Hikmah fi ad-Da’wah, Arab Saudi: Wizarah asy-Syu`ûn al-Islâmiyyah wal Awqâf wa ad-Da’wah wa al-Irsyâd, 2002, h. 32

a. Ceramah

Seandainya kita berupaya mengkaji cara-cara dakwah yang disampaikan oleh para nabi, termasuk Nabi Muhammad Saw., kita akan menemukan bahwa metode ceramah dalam berdakwah senantiasa ada dan diterapkan tanpa henti. Misalnya, dakwah yang dilakukan oleh Nabi Musa dan Nabi Harun kepada kaumnya sebagaimana yang direkam Al-Quran dalam surah Al-A’raf ayat 150 dan surah Thaha ayat 90. Selain itu, dakwah yang dilakukan oleh nabi kita pun, Nabi Muhammad Saw., tidak lepas dari dakwah metode mau’izhah hasanah, dan dalam hal ini adalah ceramah. Salah satu contohnya adalah ceramah atau taushiyah yang beliau sampaikan pada saat Haji Wada’ sebagaimana yang tertuang di bawah ini. X ,C , C1M 0H 0U U C ] X ,C F B , ﺹ X ,C 2 M C V57 U ? X -1 ی Pﺉ 3 D F C 0 0C B FC _2 ` ی ﻥGC aA;ﺡ 02; E ی bc F ی2ﺵ 5ی2 d . O - e ﺙ2: P K 2 P 2 ﺙ2: GC 1 Abu Najih Irbad bin Sariah r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw menasihati kita dengan nasihat perpisahan yang menggetarkan hati dan membuat air mata jatuh bercucuran. Kami lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, sepertinya ini nasihat perpisahan. Karena itu, berilah kami wasiat.” Nabi Saw bersabda, “Saya berwasiat kepadamu agar tetap bertakwa kepada Allah Swt., mendengar, dan taat, wakaupun yang memerintahmu seorang hamba sahaya. Sesungguhnya siapa saja di antara kalian masih hidup, niscaya dia bakal menyaksikan berbagai perselisihan. Karena itu, berpegang teguhlah pada Sunahku dan Sunah Khalifah Rasyidin yang lurus. Gigitlah ia dengan gerahammu, jauhillah hal-hal baru, karena sesungguhnya semua bidah itu sesat.” HR. Abu Dawud dan Tirmidzi yang berkata, “Hadis ini hasan dan shahih.” 32 Dengan demikian, cara-cara ceramah atau taushiyah yang dilakukan oleh Ustaz Syukur memang telah sesuai dengan metode dakwah mau’izhah hasanah yang dilakukan oleh para nabi atau hingga saat ini dilakukan oleh para ulama. Dan dalam penerapannya, terkadang ceramah atau taushiyah yang disampaikan oleh Ustaz Syukur senantiasa diselingi dengan zikir, baik itu dilakukan sebelum ceramah maupun setelahnya. Namun, dari ceramah dan taushiyah yang diberikan Ustaz Syukur, rasanya-rasanya beliau tidak ingin terjebak hanya pada penyampaian dakwah sebatas ceramah atau taushiyah saja. Beliau pun berupaya untuk langsung menerapkan dan memberikan keteladanan kepada mad’unya, sebagaimana yang pernah beliau lakukan saat berceramah di Hongkong dengan mengajak para mad’unya untuk shalat Subuh berjamaah. Dan ternyata, meski di waktu pagi yang demikian sangat dingin, beliau tetap memenuhi janjinya dan langsung memberikan keteladan kepada mereka. Barangkali, beliau pun ingin benar-benar menerapkan langsung ungkapan lisânul hâl afshah min lisânul maqâl lisan [dakwah] dengan praktik perbuatan lebih mujarab daripada dakwah melalui ucapan.” 33

b. Zikir

Kata zikir merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yaitu dzakara-yadzkuru-dzikran M – ی - M . Arti kata ini berkisar pada mengisyaratkan, menyebut, mengagungkan. Sementara itu, jika kata ini digandengkan dengan kata Allah yaitu dzikrullâh g M , maka ia 32 An-Nawawi, Al-Arba’ n an-Nawâwiyyah, terj. Solo: Era Intermedia, 1999, h. 69-70 33 Majalah Hidayah, edisi 73, Agustus 2007, h. 104 berarti mengagungkan, mensucikan, atau mengingat Allah. 34 Ada juga yang berpendapat, dzikrullâh berarti memelihara Allah dalam ingatan. Maksudnya, selalu mengingat dan menyebut nama Allah. 35 Seandainya kita mengkaji Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Saw., kita akan mendapati banyak sekali ayat atau hadis yang menganjurkan kita untuk berzikir, di antaranya yaitu: 0 0 M M + ی bی ی “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah dengan menyebut nama Allah dengan sebanyak-banyaknya.” QS. Al-Ahzab [33]: 41 0. 0 b c LF.ﻥ C L 1 M “Dan sebutlah nama Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut.” QS. al-A’raf [7]: 205 0 M 2ﺵ d + M C “Karena itu, berzikirlah dengan menyebut Allah sebagaimana kalian menyebut- nyebut nenek moyang kalian atau bahkan lebih keras daripada itu.” QS. al-Baqarah [2]: 200 Namun, sebenarnya zikir tidak sebatas pada lisan semata, bahkan yang jauh lebih utama adalah zikir dalam hati. Rasulullah Saw pernah bersabda, M F.ﻥ C ﻥ M F.ﻥ C “Siapa yang berzikir mengingat Aku di dalam dirinya, maka Aku akan mengingatnya di dalam hati-Ku.” HR. Bukhari dan Muslim 34 Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab – Indoneisia, Yogyakarta, 1998, h. 933 35 M. Arifin Ilham dan Debby Nasution, Hikmah ZikirBerjamaah, Jakarta: Republika, 2003, h. 1 Mengenai hadis di atas, Imam Abu al-Hasanat berkomentar, “Hadis ini mengandung pengertian bahwa zikir qalbu itu lebih utama, kemudian zikir lisan yang dilakukan dengan pelan.” 36 Seandainya kita mencermati metode dakwah yang dilakukan oleh Ustaz Syukur, yang memadukan antara taushiyah atau ceramah dan zikir yang bermuara pada mau’izhah hasanah, maka menurut kacamata Penulis metode yang beliau terapkan cukup sempurna. Sebab, dua cara yang beliau terapkan tersebut saling melengkapi. Terkadang di antara kita ada yang bisa tersentuh hatinya dengan hanya berzikir, baik secara indivisu maupun kolektif, sehingga dia segera dan semangat untuk berbuat baik atau bertakwa. Namun, ada juga di antara kita yang kurang memahami makna zikir dan butuh pengertian dan penjelasannya, yang kemudian dia baru bisa memahami dan menyentuh hatinya. Metode dan Materi Zikir Ustaz Syukur Pada dasarnya, ramuan zikir yang disuguhkan Ustaz Syukur merupakan ramuan yang memang sudah diolah dalam manajemen Majlis Zikir Az-Zikra. Karena itu, zikir yang disajikan oleh Ustaz Syukur yang selaku Sekjen Majlis Zikir Az-Zikra sangatlah sama dengan zikir yang disampaikan oleh Ketua Umumnya, yaitu Ustaz Arifin Ilham. Adapun metode Zikir yang disuguhkan oleh para pengurus Majlis Az-Zikra, termasuk Ustaz Syukur, merupakan formula zikir yang disusun oleh Ustaz Arifin Ilham selaku pimpinan dengan mengacu pada dalil-dalil Al-Qur’an dan Al-Hadis. Dalam pelaksanaan zikirnya, Ustaz Syukur sangat menganjurkan kepada para jamaah agar memerhatikan etika dalam berzikir, di antaranya yaitu semua jamaah hendaknya dalam keadaan suci dengan berwudhu terlebih dahulu, 36 Ibid., h. 3 zikir hendaknya dilakukan di dalam masjid, menghadap ke arah kiblat, duduk seperti duduk di antara dua sujud ketika shalat, dan semua jamaah dianjurkan mengenakan pakaian berwarna putih. Adapun materi dan sistematika bacaan zikir yang disampaikan oleh Ustaz Syukur adalah sebagai berikut. 1. Membaca ta’awwudisti’adzah. 2. Membaca basmalah. 3. Membaca Surah al-Fatihah 4. Membaca Ayat Kursi dan dua ayat setelahnya. 5. Membaca Surah Al-Insyirah. 6. Membaca Surah Az-Zalzalah. 7. Membaca Surah Al-Ikhlas. 8. Membaca Surah Al-Falaq. 9. Membaca Surah An-Nas. 10. Membaca al-Asma Al-Husna. 11. Membaca tahlil lâilâhaillallâh. 12. Membaca tasbih subhânalhâh 13. Membaca tahmid alhamdulillâh. 14. Membaca takbir Allâhu akbar. 15. Membaca shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Saw. 16. Membaca istighfar astaghfirullâh al-Azhim. 17. Sujud taubah. 18. Berdoa. Berdasarkan metode dan materi zikir yang disuguhkan oleh Ustaz Syukur di atas, menurut Penulis bahwa zikir tersebut sangatlah berarti karena memang benar-benar berlandaskan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah atau Al-Hadits, serta isi-isinya pun penuh dengan materi Al- Qur’an yang memang penuh makna dan memiliki pahala yang sangat besar, sebagaimana yang pernah disabdakan Rasulullah Saw., A F: P Fﺡ C 0C ﺡ 3 P ﺡ X 3 P ﺡ P P ﺡ Ph P ﺡ PJ “Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka dia mendapatkan satu kebajikan. Kemudian, satu kebajikan dibalas dengan sepuluh kebajikan yang serupa. Saya tidak mengatakan bahwa Alif Lâm Mim itu hanya satu huruf. Tetapi, Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” HR. Tirmidzi Namun, barangkali tidak sedikit di antara kaum muslimin yang masih menilai negatif zikir yang dilakukan secara berjamaah dan dilangsungkan dengan suara yang keras. Menurut penilaian mereka, cara-cara zikir seperti itu adalah perbuatan bid’ah. Padahal, kalau kita merujuk kepada sejumlah hadis Rasulullah Saw., kita akan menemukan berbagai dalil yang mengabsahkan zikir berjamaah. Di antara hadis tersebut yaitu: DC1 ? ; K1 ; ? ; ; 4 2; 5; 2 4 = ی ﺡ 5 e = 4 ﺹ - M L C =ﻥ M ; X 3 - i “Dari Ma’bad maula Ibni Abbas mengabarkan bahwa Ibnu Abbas menyampaikan kepadanya, bahwa pada masa Rasulullah Saw. orang-orang biasa menyaringkan suara ketika berzikir setelah selesai melaksanakan shalat fardhu. Ibnu Abbas lalu berkata, “Aku mengetahui hal tersebut dan mendengarnya apabila mereka telah selesai mendirikan shalat.” HR. Bukhari - Muslim K1 6 ی 2 ﻥ 4 X ,ی - 4 ﺹ b; X 3 X 3 C ﻥ M F.ﻥ C M F.ﻥ C ﻥ M GC ﻥ M M ﻥ _2; 5 j G C M G Abu Hurairah Ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, Allah azza wa jalla berfirman dalam hadis qudsi, “Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya apabila dia mengingat-Ku. Seandainya dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Dan apabila dia mengingat-Ku dalam satu kelompok majlis zikir, Aku pun akan mengingatnya dalam kelompok majlis yang lebih baik daripada itu.” HR. Bukhari dan Muslim Dari kedua hadis di atas, dapatlah dipahami bahwa zikir dengan suara jahar keras adalah boleh. Selain itu, kita bisa memahami akan keutamaan majlis zikir dan perhatian Allah Swt. kepada mereka, sampai-sampai Allah merasa perlu membanggakan orang yang berzikir dalam suatu komunitas kepada komunitas yang jauh lebih baik daripada mereka. Bagaimana pun cara zikir yang dilakukan, menurut Penulis, zikir yang senantiasa disuguhkan oleh Ustaz Syukur dalam dakwahnya terhadap para mad’u, berupaya untuk memberi nilai lebih dari berbagai manfaat zikir yang bisa diperoleh pelakunya. Di antara manfaat zikir tersebut yaitu: 1. Membersihkan karat-karat qalbu hati yang menutup hati. Abdullah bin Amr RA. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, g M , ,ﺹ 0 ,ﺹ dﺵ 5 “Sesungguhnya bagi sestiap sesuatu ada penjernihnya, dan penjernih qalbu adalah berzikir kepada Allah.” HR. Baihaqi 2. Memberikan ketenteraman 3 b N E + ی , b N E “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” QS. Ar-Ra’du [13]: 28 3. Menyelamatkan dunia dan akhirat Rasulullah Saw. pernah bersabda, g M g 4Yﻥ 0k h7+ “Tiada amal yang dilakukan oleh anak Adam manusia untuk menyelamatkannya dari dari siksa Allah kecuali dengan berzikir kepada Allah.” HR. Thabrani 4. Sarana komunikasi untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt., sebagaimana yang tertuang dalam firman-Nya, ﻥ . ﺵ M ﻥ M C “Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepada kalian, serta bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kalian mengingkari nikmat-Ku.” QS. al- Baqarah [2]: 152 5. Memberikan keberungtungan duniawi dan ukhrawi. Allah Swt. berfirman, C Aﻥ C 6 = c3 MGC M cC H ]1 : . “Apabila telah ditunaikan shalat Jum’at, maka bertebaranlah kalian di muka bumi, carilah karunia Allah dan ingatlah Allah zikir banyak-banyak agar kalian beruntung.” QS. Al-Jumu’ah [62]: 10

c. Terapi Ruqyah

Kata ruqyah sebenarnya merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yaitu 31 . Secara etimologi, kata ruqyah berarti memakai guna-guna, mantera, atau jimat. 37 Meski secara etimologi kata ruqyah berkonotasi pada dunia perdukunan, tetapi secara praktis ruqyah yang diajarkan Nabi Saw. jauh dari praktik-praktik perdukunan. Oleh karena itu, para ulama kemudian mendefinisikan ruqyah secara terminologi sesuai dengan sudut pandang Islam, karena ruqyahlah yang memang dianjurkan oleh Rasulullah sebagai upaya melindungi dan mengobati diri dari berbagai penyakit, baik lahir maupun batin. Di antaranya yaitu Abdullah bin Abdul Aziz bin Abdullah menjelaskan, ruqyah secara terminologi ialah kumpulan ayat-ayat Al-Quran dan Al- Hadis yang merupakan doa-doa perlindungan yang harus dibaca oleh setiap muslim bagi dirinya, anaknya, atau istrinya, baik untuk tujuan melindungi diri dari semua kejahatan manusia dan jin, kesurupan setan, sihir, penyakit, maupun penyakit-penyakit fisik lainnya. 38 Berdasarkan definisi di atas, maka sumber dari obat ruqyah adalah ayat-ayat al-Qur’an dan Al-Hadis. Hal tersebut memang sangat tepat sekali dengan pernyataan Allah sendiri dalam Al-Qur’an bahwa di dalamnya mengandung obat bagi orang-orang yang beriman. 37 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir, Surabaya: Pustaka Progressif, 2002, h. 523 38 Abdullah bin Abdul Aziz bin Abdullah, Srhat Jiwa Raga Cara Islam, Jakarta: Al-Manar, 1998, h. 3 P ﺡ1 B02 1 2b= C Pd .ﺵ 51 PU d 23 bی ی “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” QS. Yunus [10]: 57 Dalam menjalankan dakwahnya, Ustaz Syukur juga kerap melakukan praktik terapi ruqyah bersama-sama dengan para ustaz yang berada dalam manajemen Majlis Zikir Az-Zikra. Di sela-sela ruqyah tersebut mereka kerap menyampaikan pesan-pesan agama yang mengajak para mad’u atau pasien ruqyah untuk kembali dan tetap menjalankan ajaran agama Islam serta beristiqamah. Dan berdasarkan ayat dan terminologi ruqyah yang telah disinggung di atas, maka Ustaz Syukur dan ustaz-ustaz yang lainnya melakukan praktik ruqyah dengan bacaan-bacaan yang berlandaskan Al-Qur’an dan Al-Hadis atau As-Sunnah. Menurut salah seorang pengurus Majlis Zikir Az-Zikra yang turut serta melakukan ruqyah, Ustazah Eka, bacaan-bacaan yang biasa digunakan dalam ruqyah adalah yang terkandung dalam Al-Ma’tsurat Ash-Shughra. 39 Namun, terkadang jika waktunya sangat luang, dibacakan Al-Ma’tsurat Al-Kubra yang bacaannya lebih banyak dan panjang. Bacaan-bacaan inilah yang seharusnya diamalkan oleh setiap pasien ruqyah khsususnya dan individu muslim umumnya, baik menjelang pagi maupun sore hari. Bahkan menurutnya, ruqyah yang dilakukan pada diri sendiri dengan keyakinan yang penuh kepada Allah sebagai Dzat Yang Maha Menyembuhkan jauh lebih ampuh pengaruhnya. Penulis akan mencantumkan secara lengkap Al-Ma’tsurah Ash-Shughra yang biasa dibacakan dan diamalkan dalam ruqyah tersebut pada bagian lampiran. 39 Wawancara Pribadi dengan Ustazah Eka, Depok, 1 Mei 2008 Menurut Ustaz Syukur sendiri, bila ditinjau dari segi sifatnya, maka terapi ruqyah dapat berfungsi sebagai berikut: 40 1. Fungsi preventif. Layanan terapi ruqyah ini dapat berfungsi sebagai pencegahan yang berarti sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya gangguan dari berbagai penyakit, termasuk ghaib. 2. Fungsi pemahaman, yaitu terapi ruqyah berfungsi menghasilkan pemahaman- pemahaman terhadap ayat-ayat yang dibacakan ketika dalam proses terapi terhadap pasien yang akan mengalami reaksi-reaksi dengan sendirinya. 3. Fungsi perbaikan, yaitu terapi ruqyah yang akan menghasilkan atau teratasibta gangguan ghaib yang dialami oleh pasien, maka harus dijaga dirinya dari makhluk ghaib dengan beribadah dan jangan sampai lalai. 4. Fungsi zikir, yaitu bahwa dengan berzikir dapat membantu para pasien dalam memelihara dirinya agar dapat terhindar dari gangguan makhluk ghaib. Adapun prosedur terapi ruqyah di Majlis Zikir Az-Zikra ialah pasien terlebih dahulu mendaftarkan diri sekitar pukul 09.00 WIB dengan mengeluarkan biaya pendaftaran sekitar Rp. 50.000. Kemudian sesuai dengan nomor urut, klien atau pasien dipanggil dan diruqyah tergantung dengan penyakit yang menjadi keluhan. Terapi ruqyah ini dilaksakan setiap hari. Untuk Ustaz Syukur sendiri, beliau tidak memasang tarif biaya ruqyah, yang hanya sebatas administrasi pendaftaran.

B. Materi Dakwah Ustaz Syukur