Epidemiologi HIV Fakultas Kesehatan

Enda Mora Dalimunthe : Perilaku Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Tentang Penularan Hiv Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 Institutte, Paris menemukan bahwa penyebab kelainan ini adalah LAV Lympodhenopaty Assosiated Virus. Pada tahun 1984 diketahui adanya transmisi heteroseksual di Afrika kemudian pada tahun yang sama diketahui bahwa HIV juga menyerang sel Limfosit T Penolong CD4. Pada tahun ini juga Gallo dkk dari national Institute of Health, Bethesda Amerika Serikat menemukan HTLV- III Human T Lympotropic Virus Tipe III sebagai sebab kelainan ini. Pada tahun 1985 ditemukan antigen untuk melakukan tes Elisa, pada tahun ini juga diketahui bahwa HIV juga menyerang sel otak. Pada tahun 1986 International Committee on Taxonomi of Viruses, memutuskan nama penyebab AIDS adalah HIV sebagai pengganti nama LAV dan HTLV- III.

2.8.2 Epidemiologi HIV

Epidemiologi HIV meliput i agent, host, environment, serta penularannya yaitu : 1. AgentVirus HIV termasuk retro virus yang sangat mudah mengalami mutasi sehingga sulit untuk menemukan obat yang dapat membunuh virus tersebut. Daya penularan virus HIV tergantung pada jumlah virus yang ada di dalam darahnya dimana semakin banyak jumlah virus yang ada di dalam darahnya maka semakin tinggi daya penularannya juga penyakitnya semakin parah Djoerban, 2001. Virus HIV, sebagaimana virus lainnya sebenarnya sangat lemah dan mudah mati diluar tubuh. Virus akan mati bila dipanaskan sampai dengan temperatur 60º C Enda Mora Dalimunthe : Perilaku Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Tentang Penularan Hiv Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 Selama 30 menit dan lebih cepat dengan mendidihkan air dan dapat dihancurkan dengan deterjen yang dikonsentrasikan dan dapat di nonaktifkan dengan radiasi yang dapat digunakan untuk mensterilkan peralatan medis. Inaktivasi secara kimiawi dapat dilaksanakan dengan etanol 70 dan Glutaraldehid 2 Rachimhadi,1992. 2. HostManusia. Distribusi penderita HIV di Amerika Serikat, Eropa, dan Afrika tidak jauh berbeda dimana kelompok terbesar berada pada usia 30-39 tahun dan menurun pada kelompok umur yang lebih besar dan lebih kecil. Hal ini membuktikan bahwa penularan HIV secara seksual merupakan pola transmisi utama. Mengingat masa inkubasi HIV berkisar antara 5-10 tahun, maka infeksi terbesar terjadi pada kelompok umur muda dimana tingkat seksual yang paling aktif yaitu usia 20-29 tahun. 3. Environmentlingkungan. Lingkungan biologis, sosial, budaya dan agama sangat menentukan penyebaran HIV. Adanya Ulkus Genitalis, Herpes Simpleks dan STS Serum Tes Of Syphilis yang positif akan meningkatkan prevalensi karena luka–luka ini menjadi tempat masuknya HIV. Faktor lainnya seperti tindakan transfusi darah serta penyuntikan yang sering dilakukan selama proses kehamilan dan persalinan pada wanita serta krisis ekonomi yang menyebabkan banyak gadis-gadis yang belum masuk usia puber yang jatuh ke dunia pelacuran karena ingin memenuhi kebutuhan keluarganya Djoerban, 2001. Enda Mora Dalimunthe : Perilaku Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Tentang Penularan Hiv Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 4. Transmisi Penularan. Penularan HIV dapat dibedakan 2 jenis ,yaitu : a. Secara kontak seksual i. Ano-genital: cara hubungan seksual ini merupakan perilaku seksual dengan resiko tertinggi bagi penularan HIV, khususnya bagi mitra seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari pengidap HIV. ii. Oro–genital: cara hubungan seksual ini termasuk menelan semen dari mitra seksual pengidap HIV. iii. Genito-genital: penularan secara hetero seksual dapat terjadi dari laki-laki ke wanita atau dari wanita ke laki-laki. b. Secara non seksual Penularan secara non seksual dapat terjadi melalui : i. Penularan parenteral, yaitu akibat penggunaan jarum dan alat tusuk lainnya alat tindik, tatto yang telah terkontaminasi terutama pada penyalahguna narkotika, suntik dengan menggunakan jarum suntik secara bersama- samabergantian. Disamping itu dapat pula disebabkan pemakaian alat suntik oleh petugas kesehatan yang kurang steril. ii. Darahproduk darah, transfusi darahpemakaian produk darah dari donor dengan HIV+, mengandung resiko yang sangat tinggi. iii. Penularan transplasental, yaitu penularan dari ibu yang mengandung HIV+ kepada anak, mempunyai resiko 50. Penularan dapat terjadi selama dalam kandungan Transplacental atau pada saat lahir. Enda Mora Dalimunthe : Perilaku Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Tentang Penularan Hiv Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 HIV tidak menular, karena : 1. Bersentuhan dengan penderita HIV 2. Berjabat tangan dengan penderita HIV 3. Hidup serumah dengan penderita HIV tidak mengadakan hubungan seksual 4. Penderita HIV bersin atau batuk di dekat kita 5. Melalui alat makan atau minum 6. Gigitan nyamuk atau serangga lainnya 7. Bersama-sama berenang di kolam dengan penderita HIV 8. Bersentuhan dengan pakaian atau barang lain dari bekas penderita HIV 9. Berciuman di pipi dengan penderita HIV

2.8.3 Pencegahan Penularan Infeksi HIV