Granulasi basah Pembuatan tablet

Sri Ulina Tarigan : Pembuatan Dan Uji Sediaan Tablet Antalgin, 2008. USU Repository © 2009

2.4.1. Granulasi basah

Metode granulasi basah merupakan yang terluas digunakan orang dalam memproduksi tablet kompresi. Langkah – langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode ini dapat dibagi sebagai berikut : a. Penimbangan dan pencampuran Bahan aktif, pengisi, dan bahan penghancur yang diperlukan dalam formula tablet ditimbang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan untuk membuat sejumlah tablet yang akan diproduksi dan dicampur, diaduk baik, biasanya dengan menggunakan mesin pencampur serbuk atau mikser. Bahan pengisi yang digunakan antara lain : laktosa, kaolin, mannitol, amilum, gula bubuk dan kalium fosfat. Bahan penghancur meliputi tepung jagung dan kentang, turunan amilum seperti natrium amilumglikolat, senyawa selulosa separti karboksimetilselulosa, resin penukar kation dan bahan – bahan lain yang membesar atau mengembang dengan adanya lembab dan mempunyai efek memecahkan atau menghancurkan tablet setelah masuk ke dalam cairan pencernaan. b. Pembuatan granulasi basah Agar campuran serbuk mengalir bebas dan merata dari hopper wadah berbentuk seperti corong, yang menampung obat dan mengatur arusnya menuju mesin pembuat tablet ke dalam cetakan, mengisinya dengan tepat dan merata, biasanya perlu mengubah campuran serbuk menjadi granula yang bebas mengalir ke dalam cetakan disebut granulasi. Hal ini dapat dilakukan secara baik dengan menambahkan cairan pengikat atau perekat ke dalam campuran Sri Ulina Tarigan : Pembuatan Dan Uji Sediaan Tablet Antalgin, 2008. USU Repository © 2009 serbuk, melewatkan adonan yang lembab melalui ayakan yang ukurannya seperti yang diinginkan, granul yang dihasilkan melalui pengayakan ini dikeringkan, lalu diayak lagi dengan ayakan yang ukurannya lebih kecil supaya mengurangi ukuran granul berikutnya. Bahan pengikat yang digunakan antara lain : 10 – 20 cairan berair yang dibuat dari tepung jagung, 25 – 50 larutan glukosa, molase, macam – macam gom alam seperti akasia, gelatin. c. Penyaringan adonan lembab menjadi pelet atau granul Pada umumnya granulasi basah ditekan melalui ayakan No. 6 atau 8. Hal ini yaitu fluidization disalurkan ke dalam fluid bed driers. Dibuat granul dengan menekankan pada alat yang dibuat berlubang – lubang. Setelah semua bahan berubah menjadi granul, kemudian ditebarkan diatas selembar kertas yang lebar dalam nampan yang dangkal dan dikeringkan. d. Pengeringan granul Kebanyakan granul dikeringkan dalam kabinet pengering dengan sistem sirkulasi udara dan pegendalian temperatur. Di antara metode terbaru untuk pengeringan sekarang ini yaitu fluidization disalurkan ke dalam fluid bed dryers. Pada metode ini granul dikeringkan dalam keadaan tertutup dan diputar – putar sambil dialirkan udara yang hangat. Granulasi dapat juga diselesaikan memakai peralatan granulasi dengan mesin, termasuk dengan lapisan yang dicairkan disemprotkan pada granulator. Pada proses ini campuran serbuk yang akan dibuat granul, diubah menjadi Sri Ulina Tarigan : Pembuatan Dan Uji Sediaan Tablet Antalgin, 2008. USU Repository © 2009 larutan atau suspensi dan disemprotkan, dikeringkan dalam fluidized bed untuk menghasilkan granul yang seragam dan mudah mengalir. e. Penyaringan kering Setelah dikeringkan, granul dilewatkan melalui ayakan dengan lubang kecil dari pada yang biasa dipakai untuk pengayakan granulasi asli. Seberapa jauh ukuran granul dihaluskan, tergantung pada ukuran punch yang akan dipakai dan tablet yang akan diproduksi. Pengukuran granul diperlukan sehingga rongga cetakan untuk memproduksi tablet – tablet kecil dapat diisi penuh secara tepat oleh granul – granul tadi. Kekosongan atau rongga udara yang disisakan oleh granul besar dalam cetakan kecil, akan menimbulkan hasil tablet yang diproduksi tidak rata. f. Penyaringan kering Setelah dikeringkan, granul dilewatkan melalui ayakan dengan lubang lebih kecil dari pada yang biasa dipakai untuk pengayakan granulasi asli. Seberapa jauh ukuran granul dihaluskan, tergantung pada ukuran punch yang akan dipakai dan tablet yang akan diproduksi. Pengukuran granul diperlukan sehingga rongga cetakan untuk memproduksi tablet – tablet kecil dapat diisi penuh secara tepat oleh granul – granul tadi. Kekosongan atau rongga udara yang diisikan oleh granul besar dalam cetakan kecil, akan menimbulkan hasil tablet yang diproduksi tidak rata. g. Lubrikasi atau pelinciran Setelah pengayakan kering, biasanya bahan pelincir kering ditambahkan kedalam granul. Sehingga setiap granul dilapisi oleh bahan pelincir, dapat juga Sri Ulina Tarigan : Pembuatan Dan Uji Sediaan Tablet Antalgin, 2008. USU Repository © 2009 dilapisi debu ketika granul menyebar melalui lubang kecil ayakan atau pencampuran dalam pengadukan serbuk. Diantara pelincir yang umum digunakan adalah talk, magnesium stearat dan kalsium stearat. Manfaat pelincir dalam pembuatan tablet kompresi ada beberapa hal :  Mempercepat aliran granul ke dalam rongga cetakan  Mencegah melekatnya granul pada punch dan cetakan  Selama pengeluaran tablet mengurangi pergesekan antara tablet dan dinding cetakan ketika tablet dilemparkan dari mesin  Memberikan rupa yang bagus pada tablet yang sudah jadi. h. Pencetakan tablet Tablet dibuat dengan jalan mengempa adonan yang mengandung satu atau beberapa obat dengan bahan pengisi pada mesin stempel yang disebut pencetak penekan press. Mesin pengempa tablet atau pencetak tablet dirancang dengan komponen – komponen dasar sebagai berikut : 1. Hopper untuk menahan tempat menyimpan dan memasukkan granulat yang akan dikempa. 2. Die yang menentukan ukuran dan bentuk tablet 3. Punch untuk mengempa granulat yang terdapat didalam die 4. Jalur cam, untuk mengatur gerakan punch 5. Suatu mekanisme pengisian untuk menggerakkan memindahkan granul dari hopper ke dalam die. Sri Ulina Tarigan : Pembuatan Dan Uji Sediaan Tablet Antalgin, 2008. USU Repository © 2009

2.4.2. Granulasi Kering