44 3 Pelaporan dilakukan secara sistem melalui dua arah.
4 Tidak perlu dilakukan perekaman STTS, karena status lunas secara otomatis akan terekam dalam basis data SISMIOP pada saat selesai
dilakukan pembayaran Siahaan, 2009:338.
D. Kepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan dalam perpajakan ada dua jenis, yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan material. Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib
pajak memenuhi kewajiban perpajakannya secara formal sesuai dengan undang-undang perpajakan. Kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana
wajib pajak secara subtantif hakikat memenuhi sesuatu ketentuan material perpajakan yakni sesuai dengan isi dan jiwa UU perpajakan.
Kepatuhan wajib pajak sangatlah penting untuk Negara. Semakin banyak wp yang patuh, penerimaan pajak Negara semakin lancar. Dengan
kelancaran yang diperoleh tersebut, kebutuhan APBN terpenuhi dengan baik sehingga pembangunan Negara dapat berjalan dengan baik pula dan tujuan
Negara untuk mensejahterakan rakyat pun dapat tercapai Frederica, 2008: 265.
Menurut Rapina et al 2011:19, Kepatuhan Wajib Pajak yang terdiri dari:
1. Aspek Yuridis, yaitu pemenuhan kepatuhan Wajib Pajak dilihat dari
ketaatan terhadap prosedur administrasi perpajakan yang ada. Aspek ini meliputi laporan perkembangan penyampaian Surat Pemberitahuan SPT,
laporan perkembangan penyampaian Surat Pemberitahuan SPT secara
45 prosentase yang diisi secara benar dan tidak benar, serta laporan
perkembangan penyampaian angsuran berdasarkan perkembangan Surat Pemberitahuan SPT masa.
2. Aspek Psikologis, yaitu kepatuhan wajib pajak dilihat dari persepsi wajib pajak terhadap penyuluhan, pelayanan dan pemeriksaan pajak.
3. Aspek sosiologis, yaitu kepatuhan wajib pajak dilihat dari aspek social, sistem perpajakan, antara lain kebijakan publik, kebijakan fiskal, kebijakan
perpajakan dan administrasi perpajakan. Menurut Nusucha dalam Rapina et al 2011:11, reformasi administrasi
perpajakan adalah penyempurnaan atau perbaikan kinerja administrasi, baik secara individu, kelompok, maupun kelembagaan agar lebih efisien, ekonomi
dan cepat. Dua tugas utama reformasi administrasi perpajakan adalah untuk mencapai efektivitas yang tinggi, yaitu kemampuan untuk mencapai tingkat
kepatuhan yang tinggi dan efisiensi berupa kemampuan untuk membuat biaya administrasi per unit penerimaan pajak sekecil-kecilnya. Efektivitas dan
efisiensi kadang-kadang menciptakan kontradiksi sehingga diperlukan koordinasi, diperlukan ukuran-ukuran khusus untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi administrasi perpajakan. Dalam meningkatkan efektivitas digunakan ukuran kepatuhan pajak
sukarela, prinsip-prinsip self assessment, menyediakan informasi kepada Wajib Pajak, kecepatan dalam menemukan masalah-masalah yang berhubungan
dengan Surat Pemberitahuan SPT dan pembayaran, peningkatan dalam kontrol dan supervisi, sanksi yang tepat. Dalam meningkatkan efisiensi
46 administrasi perpajakan secara khusus dapat distimulasi oleh penyediaan unit-
unit khusus untuk perusahaan besar, peningkatan perpajakan khusus untuk Wajib Pajak kecil, penggunaan jasa perbankan untuk pemungutan pajak, dan
lain-lain.
E. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis