4.3.2. Sampel
Sampel adalah data penderita appendisitis rawat inap di Rumah Sakit Haji tahun 2007-2011. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sama dengan jumlah
populasi Total Sampling.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kartu status penderita appendisitis rawat inap di Rumah Sakit Haji
tahun 2007-2011. Berkas rekam medis dikumpulkan dan dilakukan pencatatan terhadap variabel yang akan diteliti.
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan komputer. Analisa univariat secara deskriptif dan bivariat menggunakan uji Chi-square,exact fisher’sdan
t-test. Data disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi proporsi, grafik garis, diagram pie dan bar.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
1,3 lebih banyak berjenis kelamin perempuan dari pada yang berjenis kelamin laki- laki.
Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Appendicitis Berdasarkan Suku, Agama, Pendidikan, dan Pekerjaan yang Dirawat Inap di Rumah
Sakit Haji Medan Tahun 2007-2011
Sosiodemografi f
Suku
Jawa Aceh
Minang Melayu
Batak 55
51 46
21 13
29,6 27,4
24,7 11,3
7,0
Jumlah 186
100,0 Agama
Islam Kristen Protestan
185 1
99.5 0,5
Jumlah 186
100,0 Pendidikan
AkademiPT SMA
SMP SMA
AkademiPT 108
47 16
13
2 58,0
25,3 8,6
7,0 1,1
Jumlah 186
100,0 Pekerjaan
Pelajarmahasiswa PNS
Pegawai swastakaryawan Ibu Rumah Tangga
Tidak bekerja
Wiraswasta
75 55
20 18
11
7
40,3 29,5
10,8
9,7 5,9
3,8
Jumlah 186
100,0
Dari tabel 5.2. dapat dilihat bahwa karakteristik penderita Appendicitis yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011 berdasarkan
sosiodemografi suku, agama, pendidikan dan pekerjaan adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
proporsi suku tertinggi adalah suku Jawa 29,6. Proporsi agama Islam 99,5. Proporsi pendidikan tertinggi adalah akademiPT58. Proporsi pekerjaan tertinggi
adalah pelajarmahasiswa 40,3.
5.2.2. Keluhan Saat Datang ke Rumah Sakit
Proporsi penderita appendicitis berdasarkan keluhan yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Appendicitis Berdasarkan Keluhan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2007-2011
Keluhan n=186 f
Sakit perut kanan bawah Anoreksia
Mual Demam
Muntah Konstipasi
186 5
73 40
49 12
100,0 2,7
39,2 21,5
26,3
6,5 Dari tabel 5.3. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Appendicitis yang
dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011 berdasarkan keluhan yang tertinggi adalah sakit perut kanan bawah 100, anoreksia 2,7, mual 39,2, demam
21,5, muntah 26,3 dan konstipasi 6,5.
5.2.3. Lama Rawatan Rata-Rata
Lama rawatan rata-rata penderita appendicitis rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Appendicitis Rawat Inap di Rumah Sakit Haji MedanTahun 2007-2011
Lama Rawatan Rata-rata Hari
Mean Standar Deviasi SD
95 CI Minimum
Maksimum 8,16
3,724 7,62 – 8,70
1 26
Dari tabel 5.4. dapat dilihat bahwa penderita Appendicitis yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011 berdasarkan lama rawatan rata-rata
adalah 8,16 hari dan standar deviasi 3,724. Lama rawatan paling singkat 1 hari dan paling lama 26 hari. Berdasarkan 95 CI didapatkan lama rawatan rata-rata 7,62-
8,70. 5.2.4.
Jenis Appendicitis
Proporsi penderita appendicitis berdasarkan jenis appendicitis yang dirawat inap di Rumah SakitHaji Medan tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Appendicitis Berdasarkan Jenis Appendicitis yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun
2007-2011
Jenis appendicitis f
Appendicitis Kronis Appendicitis akut
Appendicitis perforasi Appendicitis infiltrat
Appendicitis abses 81
44 33
27
1 43,6
23,7 17,7
14,5
0,5
Jumlah 186
100,0
Dari tabel 5.5. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Appendicitis yang
dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011 berdasarkan jenis
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Appendicitis yang tertinggi adalah appendicitis kronis43,6 81 orangdan yang terendah appendicitis abses 0,51 orang.
5.2.5. Komplikasi Appendicitis
Proporsi penderita appendicitis berdasarkan komplikasi appendicitis yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Appendicitis Berdasarkan
Komplikasi Appendicitis yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2007-2011
Komplikasi Appendicitis f
Tidak ada komplikasi Peritonitis
167 19
89,8 10,2
Jumlah 186
100,0
Dari tabel 5.6. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Appendicitis yang
dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011 berdasarkan komplikasi appendicitis adalah tidak ada komplikasi 89,8 167 orang. Penderita appendicitis
yang memiliki komplikasi peritonitis sebesar 10,2 19 orang.
5.2.6. Penatalaksanaan Medis
Proporsi penderita appendicitis berdasarkan penatalaksanaan medis yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita Appendicitis Berdasarkan Penatalaksanaan Medis yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Haji
Medan Tahun 2007-2011
Penatalaksanaan Medis f
Non Operasi Operasi
26 160
14,0 86,0
Jumlah 186
100,0
Dari tabel 5.7. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Appendicitis yang
dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011 berdasarkan penatalaksanaan medis yang tertinggi yaituoperasi 86 160 orang.
5.2.7. Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi penderita appendicitis berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Appendicitis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang dirawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan
Tahun 2007-2011
Keadaan Sewaktu Pulang f
Sembuh PBJ
PAPS 169
4 13
90,9 2,1
7,0
Jumlah 186
100,0
Dari tabel 5.8. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Appendicitis yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan yaitu yang tertinggisembuh 90,0 169
orang dan yang terendah yaitu PAPS 7 13 orang.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
5.3. Analisa Statistik 5.3.1. Umur Berdasarkan Jenis Appendicitis
Proporsi umur berdasarkan jenis appendicitis penderita appendicitis rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Appendicitis Penderita Appendicitis Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan
Tahun 2007-2011
Jenis Appendicitis Umur tahun
Jumlah ≤40
40 f
f f
Appendicitis akut 63
60 42
40 105
100,0 Appendicitis kronis
41 50,6
40 49,4
81 100,0
χ
2
=1,633 df=1
p=0,201 Berdasarkan tabel 5.9. diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi
kelompok umur penderita Appendicitis berdasarkan klasifikasi Appendicitis yaitu pada appendicitis akut yang tertinggi yaitu pada kelompok
≤40 tahun 60 63 orang dan pada appendicitis kronis yang tertinggi pada kelompok umur
≤40 tahun 50,6 41 orang.
Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p0,05, artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur berdasarkan jenis
appendicitis.
5.3.2. Umur Berdasarkan Komplikasi Appendicitis
Proporsi umur berdasarkan komplikasi appendicitis penderita appendicitis rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Komplikasi Appendicitis Penderita Appendicitis Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan
Tahun 2007-2011
Komplikasi Appendicitis Umur tahun
Jumlah ≤40
40 f
f f
Peritonitis 14
73,7 5
26,3 19
100,0 Tidak ada komplikasi
90 53,9
77 46,1
167 100,0
χ
2
=2,711 df=1
p=0,100 Dari tabel 5.10. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggiperitonitispada
kelompokumur ≤ 40 tahun 73,7. Proporsi tidak ada komplikasi tertinggi pada
kelompok umur ≤40 tahun 53,9.
Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p0,05, artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur berdasarkan
komplikasi appendicitis.
5.3.3. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Jenis Appendicitis
Proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan jenis appendicitis penderita appendicitis rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011 dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Jenis Appendicitis Penderita Appendicitis Rawat Inap di Rumah Sakit
Haji Medan Tahun 2007-2011
Jenis Appendicitis Penatalaksanaan Medis
Jumlah Non Operasi
Operasi f
f f
Appendicitis akut 21
20 84
80 105
100,0 Appendicitis kronis
5 6,2
76 93,8
81 100,0
χ
2
=7,270 df=1
p=0,007
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 5.11. dapat dilihat bahwa proporsi appendicitis akut tertinggi penatalaksanaan operasi 80. Proporsi appendicitis kronis tertinggi penatalaksanaan
operasi 93,8. Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p0,05,
artinya ada perbedaan proporsi yang bermakna antara penatalaksanaan medis berdasarkan jenis appendicitis.
5.3.4. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Komplikasi Appendicitis
Proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan komplikasi appendicitis penderita appendicitis rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011 dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Komplikasi Appendicitis Penderita Appendicitis Rawat Inap di
Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2007-2011
Status Komplikasi Penatalaksanaan Medis
Jumlah Non Operasi
Operasi f
f f
Peritonitis Tidak ada komplikasi
7 19
36,8 11,4
12 148
63,2 88,6
19 167
100,0 100,0
Exact fisher’sp=0,007 Dari tabel 5.12. dapat dilihat bahwa proporsiPeritonitis tertinggi pada
penatalaksanaan operasi 63,2. Proporsi tidak ada komplikasi tertinggi pada penatalaksanaan operasi 88,6.
Analisa statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena ada 1 cells 25 memiliki expected count yang 5. Analisa statistik dilanjutkan dengan
menggunakan uji exact fisher’s dan diperoleh nilai p=0,007 p0,05 yang berarti
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.14. Distribusi Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Penderita Appendicitis Rawat Inap di Rumah Sakit Haji
Medan Tahun 2007-2011
Penatalaksanaan Medis Lama Rawatan Rata-rata Hari
n Mean
SD
Non Operasi 26
6,19 5,292
Operasi 160
8,48 3,316
t=-2,988 df=184
p=0,003 Berdasarkan tabel 5.14. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita
appendicitis operasi yaitu 8,48 hari dan lama rawatan rata-rata non operasi sebsar 6,19 hari.
Hasil analisa statistik menggunakan uji t-test didapat nilai p0,05 yang berarti ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan
penatalaksanaan medis.Penderita appendicitis dengan penatalaksanaan medis operasi secara bermakna memiliki lama rawatan yang lebih lama dibandingkan dengan non
operasi.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Karakteristik Penderita Appendicitis
6.1.1. Sosiodemografi
Sosiodemografi terdiri dari umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, dan pekerjaan.
a. Umur dan Jenis Kelamin
Proporsi penderita appendicitis berdasarkan umur dan jenis kelaminyang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Gambar 6.1.
Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Appendicitis Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Haji Medan Berdasarkan Data Tahun 2007-2011
77-85
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna antara proporsi komplikasi appendicitis berdasarkan penatalaksanaan medis.
5.3.5. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Komplikasi Appendicitis
Lama rawatan rata-rata berdasarkan komplikasi appendicitis penderita appendicitis rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011 dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 5.13. Distribusi Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Komplikasi Appendicitis Penderita Appendicitis Rawat Inap di Rumah Sakit
Haji Medan Tahun 2007-2011
Komplikasi Appendicitis Lama Rawatan Rata-rata Hari
n Mean
SD
Peritonitis 19
8,05 3,674
Tidak ada komplikasi 167
8,17 3,740
t=0,134 df=184
p=0,894 Berdasarkan tabel 5.13. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata 19
penderita appendicitis dengan komplikasi peritonitis adalah 8,05 hari dan 167 penderita appendicitis dengan status tidak ada komplikasi yaitu 8,17 hari.
Hasil analisa statistik menggunakan uji t-test didapat nilai p0,05 yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan
komplikasi appendicitis.
5.3.6. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Penatalaksanaan Medis
Lama rawatan rata-rata berdasarkan penatalaksanaan medis penderita apspendicitis rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011 dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 6.1. dapat dilihat bahwa bahwa proporsi penderita penderita appendicitis pada laki-laki kelompok umur 5-13 tahun 16,1, kemudian menurun
pada kelompok umur 14-22 tahun 13,6, dan proporsi pada laki-laki tertinggi pada kelompok umur 23-31 tahun 25,9. Hal ini karena pada kelompok umur 23-31 tahun
laki-laki memiliki pola makan yang tidak teratur karena faktor aktivitas kerja yang padat. Pada kelompok umur 32-40 tahun menurun menjadi14,8, menurun kembali
pada kelompok41-49 tahun 12,4, pada kelompok 50-58 tahun turun menjadi 8,6,kemudian turun lagi menjadi 3,7 pada kelompok 59-67 tahun, meningkat
pada kelompok umur 68-76 tahun 4,9, kemudian pada laki-laki kelompok umur 77-85 tahun tidak terdapat penderita appendicitis.
Berdasarkan proporsi penderita appendicitis pada perempuan kelompok umur 5-13 tahun 10,5, proporsi pada perempuan tertinggi pada kelompok umur 14-22
tahun 34,3. Hal ini karena faktor pola makan perempuan yang tidak teratur serta menjalani pola diet yang salah sehingga asupan gizi terutama serat rendah. Pada
kelompok umur 23-31 tahun menurun menjadi 12,4, kemudian meningkat menjadi 22,9 pada kelompok umur 32-40 tahun. Terjadi penurunan lagi pada kelompok
umur 41-49 tahun menjadi9,5. Proporsi pada kelompok umur 50-58 tahun dan 59- 67 tahun 3,8. Pada kelompok umur 68-76 tahun penderita appendicitis, ada
penurunan lagimenjadi 1,9, dan kemudian sangat menurun pada kelompok umur 77-85 tahun menjadi 0,9.
Distribusi proporsi jenis kelamin adalah laki-laki 43,5 dan perempuan 56,5 dengan sex ratio 1 : 1,3. Umur terendah berusia 5 tahun dan tertinggi 84 tahun.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Appendicitis dapat terjadi pada semua umur, paling sering pada umur10-30 tahun dan jarang pada anak-anak dan orang tua dengan rasio pria : wanita
sebanding.Appendicitis berhubungan dengan obstruksi karena hiperplasi jaringan limfoid submukosa yang meningkat selama pubertas sampai puncaknya berjumlah
sekitar 200 folikel pada usia 12-20 tahun dan menetap saat dewasa. Setelah itu, jaringan limfoid submukosa mengalami atropi dan menghilang pada usia 60
tahun.Selain itu, fekalith juga merupakan penyebab obstruksi lumen appendiks. Fekalith berhubungan dengan konsumsi diet rendah serat yang menyebabkan
konstipasi. Konstipasi dapat menaikkan tekanan intracaecal sehingga terjadi sumbatan fungsional appendiks.
17
Appendicitis pada kelompok umur anak-anak disebabkan oleh dinding apendiks yang masih tipis, anak kurang komunikatif sehingga memeperpanjang
waktu diagnosis dan proses perdindingan kurang sempurna. Appendicitis pada kelompok umur orang tua disebabkan adanya gejala yang samar, keterlambatan
berobat, adanya perubahan anotomi apendiks berupa penyempitan lumen, dan arteriosklerosis.
22
Penelitian Murtala 2004 di IRD Bedah RS. Wahidin Sudirohusodo Makassarpada 97 penderita appendicitis berusia diatas 14 tahun didapat 53 orang
54,6 perempuandan 44 orang 45,4 laki-laki, serta kelompok umur 16-30 tahun 72 orang 76,3, 31-45 tahun 20 orang 20,6, dan 46-60 tahun 3 orang 3,1.
44
Hasil penelitian Martalena 2008 dengan desain case series, proporsi tertinggi pada umur 16-30 tahun 56,3 dan terendah
≤15 tahun 7,1.
21
Penelitian Jehan 2001
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dengan desain cross sectional didapat proporsi umur tertinggi 15-30 tahun 68,3 dan terendah 51-60 tahun 1,7.Proporsi jenis kelamin yaitu perempuan 51,7 dan laki-
laki 48,3 dengan sex ratio 1,1 :1.
20
b. Suku
Proporsi penderita appendicitis berdasarkan sukuyang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011dapat dilihat pada gambarberikut ini.
Gambar 6.2.
Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Appendicitis Berdasarkan Suku yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Haji
Medan Berdasarkan Data Tahun 2007-2011
Dari gambar 6.2. dapat dilihat bahwa proporsi suku tertinggi adalah Jawa 29,6 dan terendah Batak7. Hal ini tidak menunjukkan keterkaitan antara suku
dengan kejadian appendicitis, namun hanya menunjukkan penderita appendicitis yang berobat ke Rumah sakit Haji mayoritas suku Jawa. Dalam hal ini, bukan berarti suku
Jawa merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kejadian Appendicitis. Namun diasumsikan karena warga disekitar RS Haji Medan mayoritas Jawa.
29.6
27.4 24.7
11.3 7.0
Jawa Minang
Melayu Aceh
Batak
Suku
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan pernyataan Hinarwan 1992, Appendicitis merupakan peradangan pada organ apendiks yang dapat diderita semua orang dan tidak ada
perbedaan rasial suku.
43
Hasil penelitian Martalena 2008 dengan desain case series, proporsi suku Jawa 92,8, Tionghoa 3,2, Batak 2,4, dan lainnya 1,6.
21
c. Agama
Proporsi penderita appendicitis berdasarkan agama yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6.3.
Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Appendicitis Berdasarkan Agama yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Haji
Medan Berdasarkan Data Tahun 2007-2011
Dari gambar 6.3. dapat dilihat bahwa proporsi agama tertinggi adalah Islam 99,5. Hal ini tidak menunjukkan keterkaitan antara agama dengan kejadian
appendicitis, namun hanya menunjukkan penderita appendicitis yang berobat ke RS Haji Medan mayoritas beragama Islam.
99.5 0.5
Islam Kristen Protestan
Agama
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian Silvia 2010 dengan desain case series, proporsi agama Islam 79,3, dan Kristen Protestan 20,7.
31
d. Pendidikan