Fokus Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Model top-down oleh Sabatier dan Mazmanian

10 mutlak diperlukan untuk meningkatkan status dan kedudukan perempuan di berbagai bidang pembangunan. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dalam melaksanakan pengarusutamaan gender di kota Medan”.

I.2 Fokus Masalah

Dalam penelitian kualitatif perlu dibuat batasan masalah yang berisi fokus atau pokok permasalahan yang akan diteliti. Ini bertujuan untuk memperjelas dan mempertajam pembahasan. Penelitian ini difokuskan kepada bidang pemberdayaan perempuan pada BPPKB yang memiliki fungsi dalam pelaksanaan pengarusutamaan gender di Kota Medan.

I.3 Rumusan Masalah

Masalah merupakan bagian pokok dari suatu kegiatan penelitian dimana penulis mengajukan pertanyaan terhadap dirinya tentang hal-hal yang akan dicari jawabnya melalui kegiatan penelitian Arikunto, 2002:47. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimanakah Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dalam melaksanakan pengarusutamaan gender di kota Medan ?” 11

I.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui bagaimana kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dalam melaksanakan pengarusutamaan gender di kota Medan.

I.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang bisa didapatkan dari penelitian ini adalah : a. Secara subjektif, bermanfaat bagi peneliti dalam melatih kemampuan menulis karya ilmiah dan untuk meningkatkan serta mengembangkan kemampuan berpikir penulis dalam menganalisa masalah-masalah serta menetapkan teori-teori yang ada sebagai hasil dari teori yang telah diperoleh di bangku kuliah terhadap praktek lapangan. b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang berguna bagi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan. c. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi pelengkap referensi maupun bahan perbandingan bagi mahasiswa yang ingin mengadakan penelitian di bidang yang sama. 12

I.6 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : KERANGKA TEORI Bab ini memuat tentang teori-teori yang dipakai, seperti teori implementasi, kinerja implementasi dan pengarusutamaan gender. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data. BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian yang berupa sejarah singkat, visi dan misi, tugas dan fungsi serta struktur organisasi. 13 BAB V : ANALISIS TEMUAN Bab ini berisi tentang penjelasan dan penguatan terhadap temuan dengan cara mengutip pendapat-pendapat dari informan yang dianggap kredibel. BAB VI : PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang dianggap perlu untuk kemajuan objek penelitian. 14 BAB II KERANGKA TEORI II.1 Kerangka Teori Sebagai titik tolak atau landasan berfikir dalam menyoroti atau memecahkan permasalahan perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah tersebut disoroti. Selanjutnya teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, dan konstruksi, defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep Singarimbun, 1995 : 37. Berdasarkan rumusan diatas, maka dalam bab ini penulis akan mengemukakan teori, pendapat, gagasan yang akan dijadikan titik tolak landasan berfikir dalam penelitian ini. II.1.1 Implementasi Kebijakan II.1.1.1 Pengertian Implementasi Kebijakan Kebijakan publik selalu mengandung setidak-tidaknya tiga komponen dasar, yaitu tujuan yang luas, sasaran yang spesifik dan cara untuk mencapai sasaran tersebut. Komponen yang ketiga yaitu cara, merupakan komponen yang berfungsi untuk mewujudkan dua komponen yang pertama. Cara inilah yang disebut dengan implementasi Wibawa, 1994:15. 15 Implementasi merupakan sebuah penempatan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan maupun nilai dan sikap. Dalam oxford advance leaner dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah put something into effect yang artinya adalah penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak Susilo, 2007:174 Implementasi kebijakan dalam arti yang luas dipandang sebagai alat administrasi hukum dimana berbagai sistem, organisasi, prosedur dan teknik yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang diinginkan. Implementasi pada sisi yang lain merupakan fenomena yang kompleks yang mungkin dapat dipahami sebagai proses, keluaran maupun sebagai hasil Winarno, 2002:101. Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusial dalam proses kebijakan publik. Suatu program kebijakan harus diimplementasikan agar mempunyai dampak dan tujuan yang diinginkan. Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elite, jika program tersebut tidak pernah diimplementasikan. Implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian yang luas mempunyai makna pelaksanaan undang-undang dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur, dan teknik bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan dalam upaya meraih tujuan-tujuan kebijakan dan program-program Nugroho, 2006:31. 16 Implementasi atau pelaksanaan merupakan kegiatan yang penting dari keseluruhan proses perencanaan programkebijakan. Kebijakan yang telah direkomendasikan untuk dipilih oleh policy makers bukanlah jaminan bahwa kebijakan tersebut pasti berhasil dalam implementasinya. Ada banyak variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan baik bersifat individual maupun kelompok atau institusi. Implementasi dari suatu program melibatkan upaya-upaya policy makers untuk mempengaruhi perilaku birokrat pelaksana agar bersedia memberikan pelayanan dan mengatur perilaku kelompok sasaran Subarsono, 2005:87. Patton dan Sawicki dalam Tangkilisan 2003:9 meyatakan bahwa implementasi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur cara untuk mengorganisir, menginterpretasikan dan menerapkan kebijakan yang telah diseleksi. Sehingga dengan mengorganisir, seorang eksekutif mampu mengatur secara efektif dan efisien sumber daya, unit-unit dan teknik yang dapat mendukug pelaksanaan program, serta melakukan interpretasi terhadap perencanaan yang telah dibuat, dan petunjuk yang dapat diikuti dengan mudah bagi realisasi program yang dilaksanakan.

II.1.1.2 Model-Model Implementasi Kebijakan

Untuk menjalankan kegiatan dalam tahap implementasi, para ahli merumuskan beberapa model yang dapat digunakan demi lancarnya implementasi 17 suatu kebijakan. Berikut akan dibahas beberapa model implementasi yang dikemukakan para ahli.

a. Model top-down oleh Sabatier dan Mazmanian

Model yang dikemukakan oleh Sabatier dan Mazmanian dalam Putra 2003:86 ini, meninjau dari kerangka analisisnya. Modelnya ini dikenal dan dianggap sebagai salah satu model top down yang paling maju. Karena mereka telah mencoba mensintesiskan ide-ide dari pencetus teori model top-down dan bottom up. Posisi model top-down yang diambil oleh Sabatier dan Mazmanian ini terpusat pada hubungan antara keputusan-keputusan dengan pencapaiannya, formulasi dengan implementasinya, dan potensi hierarki dengan batas-batasnya, serta kesungguhan implementor untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kebijakan tersebut. Model Top-down yang dikemukakan oleh Sabatier dan Mazamanian akan memberikan skor yang tinggi pada kesederhanaan dan keterpaduan, karena modelnya memaksimalkan perilaku berdasarkan pemikiran tentang sebab akibat, dengan tanggung jawab yang bersifat single atau penuh. Penekanannya terpusat pada koordinasi, kompliansi dan kontrol yang efektif yang mengabaikan manusia sebagai target group dan juga peran dari sistem lain.

b. Model Bottom - Up oleh Smith