24 Apabila implementor memiliki disposisi yang baik, maka dia akan
dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor memiliki sikap atau
perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif.
d. Struktur Birokrasi
Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan.
Salah satu dari aspek struktur yang paling penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi yang standar standart
operating procedures atau SOP. Dengan menggunakan SOP, para pelaksana dapat memanfaatkan waktu yang tersedia. SOP menjadi
pedoman bagi setiap implementor dalam bertindak. Subarsono, 2005:94.
II.1.2 Kinerja Implementasi Kebijakan
Pada dasarnya kinerja performance adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijakan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi Mahsun, 2006:25. Maka dari pengertian tersebut, dapat diambil
pokok pemikiran yang penting, yaitu bahwa untuk mengetahui suatu kinerja, caranya bukan hanya dengan mengukur, tetapi juga dapat dilakukan dengan cara
menggambarkan; dan kinerja tidak terbatas pada ruang lingkup manajemen
25 perusahaan saja. Hal ini dikatakan karena pada umumnya ketika kita ingin
mengetahui kinerja suatu hal, kita akan selalu menggunakan kata “mengukur”. Sehingga istilah-istilah tersebut menjadi “mengukur kinerja pegawai” ataupun
“mengukur kinerja keuangan” yang memiliki ruang lingkup hanya pada manajemen perusahaan saja.
Ketika kata “kinerja” ini kita sandingkan dengan implementasi kebijakan publik, maka fokus kita adalah untuk menggambarkan sudah sejauh mana
kebijakan yang telah dirumuskan tersebut berhasil dijalankandiimplementasikan, bukan dalam tahap evaluasi. Karena sebelum sampai pada tahap evaluasi
kebijakan, model implementasi yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn pun telah menjabarkan hal yang sama. Winarno mengemukakan bahwa model
proses implementasi yang diperkenalkan Van Meter dan Van Horn tidak dimaksudkan untuk mengukur dan menjelaskan hasil-hasil akhir dari kebijakan
pemerintah, tetapi untuk mengukur dan menjelaskan yang dinamakan pencapaian program. Suatu kebijakan mungkin diimplementasikan secara efektif, tetapi gagal
memperoleh dampak substansial karena kebijakan tidak disusun dengan baik atau karena keadaan-keadaan lainnya. Oleh karena itu, pelaksanaan program yang
berhasil mungkin merupakan kondisi yang diperlukan sekalipun tidak cukup bagi pencapaian hasil akhir secara positif Winarno dalam Marpaung 2008:23.
Dari pendapat Winarno di atas, dapat disimpulkan bahwa mengetahui kinerja dari implementasi suatu kebijakan menjadi suatu tahap yang penting,
karena melalui proses tersebut dapat diketahui apa yang menjadi penyebab gagalnya suatu kebijakan tidak menghasilkan dampak yang substansial.
26
II.1.3 Pengarusutamaan Gender