47
pengalihmediaan informasi dari berbagai jenis media dapat dilakukan dengan berbagai alat perekam seperti copy scanner atau menjadikannya dalam bentuk
softcopy; 4 pengatalogan, agar data yang telah direkam tadi dapat ditelusuri kembali dibutuhkan metadata; 5 pengelolaan, tahap pengelolaan informasi
digital seperti hak cipta; 6 pendistribusian, merupakan hasil akhir pendistribusian informasi melalui situs web
4.2.6 Konsep Hybrid Library
Sebagai perpustakaan perguuran tinggi yang berkonsep hybrid library, Perpustakaan UNP memperrtahankan koleksi tercetak dan digital secara
bersamaan. Pendit 2007, 33-35 menjelaskan hybrid library merupakan continuum antara perpustakaan konvensional dan perpustakaan digital, dimana
informasi yang dikemas dalam media elektronik maupun cetak digunakan secara bersamaan. Tantangan pengelola hybrid library adalah mendorong pemakai untuk
menemukan informasi dalam berbagai format. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan tentang mempertahankan
sinergitas perpustakaan konvensional dan digital pada Perpustakaan Universitas Negeri Padang seperti berikut:
I
1
: “Ya, yang jelas kami sama-sama mempertahankan keduanya. Kalau kami membutuhkan koleksi tercetak, dilakukan pembelani buku,
majalah dan lainnya. Kalau membutuhkan yang digital, membeli ebook dan koleksi elektronik seperti itu. Yang jelas buku pasti masih
dibutuhkan sampai sekarang.”
I
2
: “Kalau untuk karya civitas yang tercetak ini kami mau retensi, kami hanya menerima dalam bentuk softcopy dan dientrikan ke website.
Mulai dari tahun 2010 kami tidak lagi menerima koleksi yang tercetak. Bahkan koleksi tercetak yang lama kami digitalkan dan
kemudian diretensi. Jadi kalau koleksi tidak ditemukan di server kami
48
masih ada cadangan dalam bentuk CD. Kalau masih ingin koleksi yang tercetak, itu masih bisa ditemukan di perpustakaan fakultas.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa terlihat dari cara mempertahankan koleksi perpustakaan dengan tidak mengutamakan koleksi
tertentu dan tetap bisa digunakan secara bersamaan, Perpustakaan Universitas Negeri Padang sudah menerapkan konsep hybrid library dengan cukup baik.
Disamping itu, retensi juga dilakukan untuk koleksi civitas akademika tercetak demi meminimalisir ruang dengan perhitungan tertentu. Namun, koleksi tercetak
tersebut tetap bisa di dapatkan di perpustakaan fakultas jika dibutuhkan.
4.2.7 Kompetensi Pustakawan
Pustakawan memiliki peranan besar dalam perkembangan perpustakaan dan membantu pemustaka untuk menemukan informasi yang dibutuhkan. Oleh
sebab itu pustakawan diharapkan memiliki keahlian dan pengetahuan dalam mengelola dan menyediakan akses ke sumber-sumber informasi serta mampu
mmengikuti perkembangan teknologi informasi. Maka pada Perpustakaan UNP pustakawan dituntut memiliki kompetensi, seperti hasil wawancara yang
diungkapkan oleh informan berikut: I
2
: “Kompetensi ini yg menjadikan pustakawan nantinya menjadi profesional. Yang paling utama tentu pustakawan harus mampu
memperbaharui pengetahuannya. Karena kalau sudah dari pustakawannya yang tidak mau berkembang, bagaimana mau maju
perpustakaan, apalagi di dunia yang serba digital pada saat sekarang ini. Selanjutnya baru kreativitas dan inisiatif personal, bisa
mengoperasikan komputer dan komitmen untuk inovatif mengelola SDM.”
I
3
: “Sudah jelas pustakawan harus menguasai teknologi informasi dan mampu mengoperasikan komputer. Yang paling penting itu
perpustakaan bukan hanya tentang buku tetapi juga teknologi. Pustakawan juga harus memiliki pengetahuan luas, dapat bekerja
49
dalam tim maupun belajar secara mandiri. Satu lagi pustakawan harus bisa menerima perubahan.”
Dari pernyataan informan dapat disimpulkan bahwa kompetensi pustakawan yang paling utama adalah pengetahuan tentang teknologi informasi,
terutama mengoperasikan komputer. Selanjutnya pustakawan dituntut untuk mampu bekerja sama, kreatif dan berinisiatif untuk mengembangkan pengetahuan,
serta harus memiliki komitmen dalam mengelola SDM perpustakaan sebagai dukungan terhadap kemajuan dan perkembangan perpustakaan.
Selain kompetensi, pustakawan juga harus mampu bersikap dalam menanggapi transformasi perpustakaan. seperti yang dijelaskan oleh informan 3
I
3
berikut: I
3
: “Sebagai pustakawan tentu harus bersikap terbuka dan menerima. Sebisa mungkin kami mencoba untuk mengikuti kemajuan teknologi
yang berkembang. Meskipun kami sebagai pustakawan, masih harus tetap belajar kalau tidak mau ketinggalan. Kami juga harus terlibat
secara aktif dan mendukung perubahan.”
Kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sikap pustakawan Universitas Negeri Padang yang terbuka dan
menerima transformasi perpustakaan merupakan bagian dari kompetensi pustakawan yang mendukung kemajuan teknologi informasi.
4.2.8 Pengembangan Koleksi