Pengembangan Koleksi Integrasi Layanan Informasi

49 dalam tim maupun belajar secara mandiri. Satu lagi pustakawan harus bisa menerima perubahan.” Dari pernyataan informan dapat disimpulkan bahwa kompetensi pustakawan yang paling utama adalah pengetahuan tentang teknologi informasi, terutama mengoperasikan komputer. Selanjutnya pustakawan dituntut untuk mampu bekerja sama, kreatif dan berinisiatif untuk mengembangkan pengetahuan, serta harus memiliki komitmen dalam mengelola SDM perpustakaan sebagai dukungan terhadap kemajuan dan perkembangan perpustakaan. Selain kompetensi, pustakawan juga harus mampu bersikap dalam menanggapi transformasi perpustakaan. seperti yang dijelaskan oleh informan 3 I 3 berikut: I 3 : “Sebagai pustakawan tentu harus bersikap terbuka dan menerima. Sebisa mungkin kami mencoba untuk mengikuti kemajuan teknologi yang berkembang. Meskipun kami sebagai pustakawan, masih harus tetap belajar kalau tidak mau ketinggalan. Kami juga harus terlibat secara aktif dan mendukung perubahan.” Kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sikap pustakawan Universitas Negeri Padang yang terbuka dan menerima transformasi perpustakaan merupakan bagian dari kompetensi pustakawan yang mendukung kemajuan teknologi informasi.

4.2.8 Pengembangan Koleksi

Tujuan pengembangan koleksi adalah untuk menambah koleksi perpustakaan yang baik dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pemustaka yang berubah dan tuntutan pengguna masa kini mau pun mendatang. Berikut penjelasan dari inforrnan: 50 I 1 : “Yang dikembangkan tentu koleksi buku-buku yang sesuai dengan kurikulum yang ada. Begitu juga dengan koleksi yang sesuai dengan permintaan fakultas. Kami tidak menargetkan jenis koleksi apa yang dikembangkan, karena tiap fakultas memiliki kebutuhan berbeda. Jadi disesuaikan saja.” I 2 : “Koleksi yang sudah ada yaitu tugas akhir, skripsi, thesis dan disertasi. Termasuk juga karya ilmiah dosen, laporan penelitian, makalah, jurnal yang bisa ditemui di website perpustakaan kami. Beberapa koleksi ada yang fulltext dan hanya abstrak saja.” Selain pengembangan koleksi, Informan 3 I 3 menambahkan bahwa Perpustakaan UNP juga melakukan pengenalan terhadap koleksi dan lingkungan perpustakaan. Serta kebutuhan pemustaka pada layanan digital. Seperti hasil wawancara berikut: I 3 : “Sebagai bentuk pengenalan, setiap mahasiswa baru akan diberikan pendidikan pemakai dan mengenalkan lingkungan perpustakaan. selain itu melalui brosur, spanduk dan promosi perpustakaan tentunya.” I 3 : “Koleksi yang paling banyak dicari itu adalah karya civitas akademika seperti skripsi, thesis, disertasi. Untuk ebook belum ada, tetapi kami memberikan link ke website tertuju.” Berdasarkan pemaran di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan koleksi pada Perpustakaan UNP didasarkan pada kurikulum yang ada, permintaan dosen dan kebutuhan pemustaka. Dalam pengenalan koleksi kepada pemustaka dilakukan dengan cara pendidikan pemakai dan promosi perpustakaan. koleksi yang paling banyak dibutuhkan adalah karya civitas akademika.

4.2.9 Integrasi Layanan Informasi

Integrasi layanan informasi mendorong terciptanya perpustakaan yang progresif, terbuka dan mampu memberikan layanan prima kepada pemustakanya. 51 Tedd dan Large yang dikutip oleh Pendit 2007, 30 menyebut ada tiga karakter untuk menyebut perpustakaan sebagai perpustakaan digital yaitu: 1. Memakai teknologi yang mengintegrasikan kemampuan menciptakan, mencari, dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dalam sebuah jaringan digital yang tersebar luas. 2. Memiliki koleksi yang mencakup data dan metadata yang saling mengaitkan berbagai data, baik di lingkungan internal maupun eksternal. 3. Merupakan kegiatan mengoleksi dan mengatur sumberdaya jasa untuk memenuhi kebutuhan informai masyarakat tersebut karenanya perpustakaan digital merupakan integrasi institusi museum, arsip, dan sekolah yang memilih, mengoleksi, mengelola, merawat dan menyediakan informasi secara meluas ke berbagai komunitas. Hal tersebut mendukung pernyataan informan tentang integritas layanan informasi yang ada pada Perpustakaan Universitas Negeri Padang seperti berikut: I 1 : “Ya, terhubung semuanya dengan serat optic fiber optic” I 2 : “Semuanya sudah bisa diakses online termasuk ke perpustakaan fakultas kecuali untuk FMIPA karena dia tidak memiliki perpustakaan di fakultasnya. Jadi setiap perpustakaan di fakultas sudah terhubung dalam satu sistem yaitu SIPUS itu tadi. I 3 : ”Mahasiswa bisa mengakses website perpustakaan di perpustakaan.unp.ac.id disana terdapat repository yang menyediakan layanan koleksi. Mahasiswa bisa mengakses koleksi dan mendownloadnya jika koleksi tersebut fulltext atau hanya abstraknya saja. Dari kutipan wawancara tersebut dapat dilihat bahwa integrasi layanan informasi pada Perpustakaan Universitas Negeri Padang sudah diterapkan yaitu dengan mengintegrasikan sistem yang ada pada perpustakaan pusat dengan perpustakaan cabang yang ada pada setiap fakultas dengan menggunakan penghubung serat optik, SIPUS, dan melalui situs web perpustakaan. 52

4.2.10 Kendala dalam Transformasi Perpustakaan