52
4.2.10 Kendala dalam Transformasi Perpustakaan
Dalam melakukan transformasi perpustakaan ada beberapa masalah yang dihadapi Perpustakaan UNP yang mengakibatkan hybrid library belum sempurna
dalam pengelolaannya. Berikut ini pernyataan dari Informan: I
1
: “Untuk hambatan atau kendala, selain anggaran dana yang masih kurang dari pihak universitas, kami masih sangat kurang untuk staf pustakawan
bagian teknologi informasi. I
2
: “Kendalanya adalah SDM yang masih kurang. Dibidang perpustakaan kami cukup memadai, tetapi untuk bagian teknologi informasi masih
kurang. Kalau dilihat yang bisa dibina itu adalah tenaga-tenaga atau pustakawan yang baru karena pemikiran dan semangatnya masih bagus,
dibandingkan pustakawan kami yang mayoritas sudah banyak mau pensiun.
Berdasarkan beberapa pernyataan informan maka diketahui bahwa dalam melakukan transformasi perpustakaan ada masalah yang dihadapi dari segi
keterbatasan dana atau anggaran, kurangnya sumber daya manusia terutama SDM
bagian TI yang mengakibatkan kurang efektifnya kualitas jasa informasi.
Seharusnya Perpustakaan UNP mampu mengevaluasi kebutuhan perpustakaan dan merekrut pegawai atau pustakawan baru yang profesional kemudian
mengikutsertakan pustakawan dalam pelatihan atau seminar agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi pustakawan.
4.2.11 Kebijakan Anggaran
Kebijakan anggaran yang ditetapkan Perpustakaan Universitas Negeri Padang dapat dijabarkan dari hasil wawancara berikut:
I
1
: “Ya tentu saja dua-duanya dianggarkan sesuai kebutuhan. Jadi seperti jurnal, ebook, buku tercetak kalau kami butuh dilanggan atau dibeli.
Yang penting dalam pengadaan itu kami sesuaikan dengan
53
permintaan dari jurusan, fakultas dan prodi yang ada di lingkungan UNP.”
I
2
: “Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, untuk anggaran kami hanya diterima melalui satu pintu yaitu melalui bagian logistik UNP.
Nominalnya tidak bisa disebutkan, bisa saja staf ingin dananya tinggi. Badan perpustakaan menyesuaikan dengan kebutuhan, sebelum
membuat anggaran tentu staf sudah tahu apa yang dibutuhkan, berapa anggaran untuk pembelian alat, berapa anggaran untuk orang
yang mengelola kemudian berapa materi yang akan dialihmediakan juga harus tahu. Dengan adanya penjabaran tersebut baru bisa
menganggarkan berapa alat yang dibutuhkan, jadi sesuai dengan kebutuhan. Idealnya tentu kalau bisa seluruh apa yang perpustakaan
punya bisa dialihmediakan tapi anggarannya terbatas.”
Dana untuk melakukan proses transformasi digital itu disesuaikan dengan kebutuhan. Sebelum membuat anggaran mereka sudah mengetahui apa yang
dibutuhkan, dengan begitu baru bisa di anggarkan. Dana yang dianggarakan tersebut terbatas untuk kegiatan transformasi perpustakaan, dana digunakan untuk
pembelian peralatan, perawatan, dan anggaran pengelola sampai pendistribusian koleksi yang telah dialihmediakan ke dalam bentuk digital maupun akses ke situs
web. Sebagai bagian dari universitas anggaran tersebut tergantung dana yang
diberikan oleh Instansi tersebut, karena anggaran terbatas maka untuk proses transformasi digital pun juga minim. Hal tersebut mengakibatkan aktivitas yang
ada terkadang tidak bisa dilaksanakan dengan maksimal dan kenyataannya kendala dana merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan
pengalihmediaan koleksi tercetak ke digital.
54
4.3 Rangkuman Hasil Penelitian