Rekapitulasi Data Temuan Penelitian

membuktikan bahwa pada kegiatan belajar mengajar guru sudah menerapkan kegiatan-kegiatan yang melatih siswa dalam melakukan penelitian dan siswa berperan dalam penelitian tersebut dengan mengumpulkan data penelitian dan menganalisisnya. Sedangkan jika ditinjau dari sekolahnya, sekolah yang mencantumkan kegiatan inkuiri dalam RPP secara lengkap adalah MA C dengan persentase 87,5. Jika dilihat dari data yang didapat dari kuesioner siswa pada inkuiri terstruktur untuk persentase setiap pernyataan didapatkan rata-rata persentase yang tidak terlalu jauh berbeda antara pernyataan yang satu dengan yang lainnya, yaitu untuk pernyataan 1 didapatkan persentase sebesar 24, pernyataan ke 2 dengan persentase sebesar 16, pernyataan ke 3 dengan persentase sebesar 19, pernyataan ke 4 dengan persentase sebesar 21 dan pernyataan ke 5 dengan persentase 20. Sedangkan untuk setiap sekolah yakni pada sekolah MA A telah melakukan kegiatan inkuiri dengan persentase 14, sekolah MA B telah melakukan kegiatan inkuiri dengan persentase 21, sekolah MA D melakukan kegiatan inkuiri dengan persentase 21, sekolah MA E melakukan kegiatan inkuiri dengan persentase 23, sekolah MA F melakukan kegiatan inkuiri dengan persentase 21. Sedangkan data yang didapat dari kuesioner siswa pada inkuiri terbimbing juga sama tidak memiliki persentase yang berbeda jauh satu sama lain antara pernyataan satu dengan pernyataan yang lain. Pernyataan 1 dengan persentase sebesar 13, pernyataan 3, 4, dan 5 dengan perentase 12, pernyataan 9dengan persentase 11, pernyataan 2, 6, dan 10 dengan persentase 10, pernyataan 7 dengan persentase 8 dan persentase terendah terdapat pada pernyataan ke 8 sebesar 2. Dari persentase antara kuesioner siswa pada inkuiri terstruktur dan inkuiri terbimbing dapat diambil rata-rata sebesar 79,5 dan termasuk kategori baik. Jika dibandingkan persentase kuesioner guru dan kuesioner siswa data ini menunjukkan sedikit perbedaan namun tetap dalam kategori yang sama, sehingga penulis menganggap bahwa perbedaan ini disebabkan oleh ke tidak konsistenan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner. Karena menurut David Elkin dalam beberapa hal terkadang pemikiran remaja masih kurang matang seperti munculnya sikap ragu-ragu dalam memilih, serta kurang mampu meregulasi emosi. 9 Namun persentase yang lebih tinggi ini membuktikan bahwa siswa kelas XI IPA MAN di Jakarta Selatan membenarkan bahwa sudah diterapkan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran biologi. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dinyatakan bahwa metode ceramah masih mendominasi proses pembelajaran di kelas sedangkan pendekatan inkuiri baru diterapkan pada saat melakukan praktikum dan dalam satu semester dilakukan rata-rata 2 kali. Ini disebabkan alokasi waktu yang tidak memungkinkan untuk melakukan praktikum disetiap konsep biologi, sehingga kesempatan untuk melakukan praktikum pun kecil, hal ini dikarenakan sebagian besar sekolah yakni 5 dari 6 sekolah atau sebesar 83,3 menggunakan sistem pembelajaran SKS Sistem Kredit Semester yang membuat guru tidak sempat melakukan praktikum dan harus mengejar materi yang akan diajarkan. Selain itu, kendala lainnya adalah ketersediaan alat dan bahan yakni dengan persentase sebesar 16,7. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya guru sudah menerapkan inkuiri secara langsung, atau bisa dikatakan bahwa ketika guru melakukan praktikum, guru sudah berinkuiri. Berdasarkan hasil penelitian jenis inkuiri terstruktur lebih banyak digunakan 83,3 dari pada inkuiri terbimbing 16,7. Berdasarkan beberapa pernyataan dan penjelasan dari data yang didapat kini dapat dikalkulasikan dan dibandingkan antara hasil kuesioner guru, hasil kuesioner siswa, data RPP dan observasi. Jika kita lihat hasil dari kuesioner guru pada kegiatan inkuiri didapatkan rata-rata persentase sebesar 68,5, hasil yang didapat dari kuesioner siswa rata-rata persentase sebesar 79,5, dan rata- 9 Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011.h. 82.