Keadaan Tempat Tinggal Fasilitas Tempat Tinggal

54 masuk ke dalam kategori tingkat pengeluaran rendah Rp. 1.000.000,- dengan jumlah responden sebanyak 8 orang.

4.6.3. Keadaan Tempat Tinggal

Maksud dari keadaan tempat tinggal adalah bagaimana kondisi rumah sebagai tempat tinggal responden sehari - harinya apakah dalam kondisi yang layak untuk ditempati, baik dari segi perlindungan maupun dari segi kesehatan. Sehingga menurut BPS 2005 terdapat 5 kriteria kondisi tempat tinggal yang dapat dinilai guna mengukur tingkat kesejahteraan responden rumah tangga, yaitu: 1. Jenis lantai rumah 2. Jenis dinding rumah 3. Jenis atap rumah 4. Luas lantai rumah 5. Status kepemilikan rumah Setiap kriteria akan dibagi lagi menjadi 3 pilihanopsi sehingga melalui 3 pilihan itulah nanti akan diberikan skor 1, 2, atau 3. Dengan demikian jika ditotalkan kelima kriteria maka akan diperoleh maksimum total skor sebesar 15 dan minimum total skor sebesar 5. Setelah total skor diperoleh, maka akan dapat disimpulkan bagaimana keadaan tempat tinggal responden rumah tangga dengan tolak ukur sebagai berikut: 1. Non - permanen : 1 - 5 2. Semi - permanen : 6 - 10 3. Permanen : 11 - 15 55 Tabel 4.15 Keadaan Tempat Tinggal 98 Responden Rumah Tangga Kriteria Skor Jumlah Responden Rumah Tangga Persentase Non - Permanen 1 - 5 - Semi - Permanen 6 - 10 21 21.43 Permanen 11 - 15 77 78.57 Sumber: Data Diolah Berdasarkan hasil pengukuran skor untuk kriteria keadaan tempat tinggal maka dapat disimpulkan bahwa keadaan tempat tinggal responden rumah tangga di Kecamatan Sipoholon dominan berada pada kondisi yang layak dan bersifat permanen dengan jumlah responden rumah tangga sebanyak 77 dan sebesar 78,57 dari total responden. Sedangkan sisanya sebanyak 21 responden rumah tangga berada pada kategori keadaan tempat tinggal yang bersifat semi - permanen. Hal ini disebabkan karena masih didapati keadaan rumah yang dindingnya berbahan dari kayu, memiliki luas lantai yang minim yaitu 24 m² dan status kepemilikan rumah yang masih menggunakan sistem sewa.

4.6.4. Fasilitas Tempat Tinggal

Fasilitas tempat tinggal yang dimaksud ialah fasilitas - fasilitas dasar dan utama yang dibutuhkan manusia untuk hidup dan untuk menjalankan berbagai aktivitas dengan baik. Semakin baik kualitas dari fasilitas tempat tinggal manusia maka akan semakin baik pula tingkat kesejahteraannya. Oleh sebab itu, menurut indikator keluarga sejahtera BPS tahun 2005, fasilitas tempat tinggal dapat dinilai dari 15 item, yaitu: 1 Akses jalan; 2 Tempat pembuangan sampah; 3 Alat penerangan; 4 Sumber air bersih; 5 Keadaan ruangan; 6 Bahan bakar untuk memasak; 7 Kendaraan yang dimiliki; 8 Fasilitas air minum; 9 Alat 56 elektronik; 10 Pekarangan; 11 Fasilitas kamar mandi; 12 Jenis pagar; 13 Fasilitas dapur; 14 Jenis plafon; 15 Perabotan rumah tangga. Cara penentuan skor setiap item sama dengan penentuan skor pada indikator sebelumnya indikator keadaan tempat tinggal. Dengan demikian, setelah diperoleh total skor dari keseluruhan item, dapat disimpulkan tingkat kualitas dan kuantitas fasilitas tempat tinggal berdasarkan tolak ukur sebagai berikut: 1. Kurang : 12 - 22 2. Cukup : 23 - 33 3. Lengkap : 34 - 44 Tabel 4.16 Indikator Fasilitas Tempat Tinggal 98 Responden Rumah Tangga Kriteria Skor Jumlah Responden Rumah Tangga Persentase Kurang 12 - 22 2 2.04 Cukup 23 - 33 62 63.27 Lengkap 34 - 44 34 34.69 Sumber: Data Diolah Dari data tabel 4.15 di atas, dapat disimpulkan bahwa 63 dari total responden telah memiliki fasilitas tempat tinggal yang termasuk dalam kategori cukup, setelah itu sebesar 34,69 masuk dalam kategori fasilitas tempat tinggal yang lengkap, dan terakhir sebanyak 2,04 masih dalam kategori fasilitas tempat tinggal yang kurang. Melihat hasil tersebut, maka dapat dikatakan bahwa masyarakat Kecamatan Sipoholon memiliki kesejahteraan yang baik berdasarkan indikator fasilitas tempat tinggal. 57

4.6.5. Kesehataan Anggota Keluarga