Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan Menggunakan Indeks

44

4.5. Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan Menggunakan Indeks

Gini dan Kurva Lorenz Tingginya tingkat pendapatan suatu wilayah, belum tentu mencerminkan meratanya distribusi pendapatan. Kenyataan menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat tidak selalu merata. Ketidakmerataan pendapatan timbul karena adanya perbedaan dalam kepemilikan sumber daya dan faktor produksi terutama kepemilikan barang modal capital stock. Pihak kelompok masyarakat yang memiliki faktor produksi yang lebih banyak akan memperoleh pendapatan yang lebih banyak pula. Tidak meratanya distribusi pendapatan akan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari munculnya kemiskinan. Secara makro, keadaan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, hal ini dapat dilihat melalui PDRB dan persentase pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara pada tabel 1.1. Namun, terjadinya peningkatan PDRB dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara belum tentu sejalan dengan terjadinya peningkatan pendapatan masyarakatnya secara spesifik. Pendapatan memang indikator yang menjadi dasar dalam menggambarkan tingkat kesejahteraan dalam masyarakat suatu wilayah. Namun sudah menjadi kenyataan bahwa ada keadaan dimana secara makro kondisi pertumbuhan ekonomi wilayah berada pada keadaan yang normalbaik, namun tingkat pendapatan masyarakatnya masih berada dibawah rata - rata. Hal ini dikarenakan banyaknya ditemukan tingkat pendapatan di dalam masyarakat yang nilainya berbeda secara signifikan. Oleh sebab itu, merupakan hal yang 45 menarik untuk dibahas mengenai keadaan perbedaan dan ketimpangan pendapatan masyarakat di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara melalui analisis tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan Sipoholon yang merupakan salah satu bagian wilayah dari Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan kecamatan ke - 5 terbanyak penduduknya diantara 15 Kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara. Indeks koefisien Gini adalah parameter yang digunakan untuk mengukur ketimpangan distribusi pendapatan. Adapun kriteria klasifikasi penggunaan indeks Gini Gini Ratio menurut H.T. Oshima dalam Suseno 1990 adalah sebagai berikut: d. Bila koefisien Gini lebih kecil dari 0,30 : Ketimpangan rendah ringan e. Bila koefisien Gini berkisar antara 0,31 – 0,40 : Ketimpangan sedang f. Bila koefisien Gini lebih besar dari 0,40 : Ketimpangan tinggi Rumus angka Gini Ratio Indeks Gini adalah sebagai berikut: k Pi Qi + Qi – 1 G = 1 - ∑ i-1 10.000 Keterangan: G = Gini Ratio Pi = Persentase rumah tangga pada kelas pendapatan ke-i Qi = Persentase kumulatif pendapatan sampai dengan kelas ke-i Qi - 1 = Persentase kumulatif pendapatan sampai dengan kelas ke-i - 1 k = Banyaknya kelas pendapatan Berdasarkan rumus di atas maka perhitungan Gini Ratio terhadap distribusi pendapatan masyarakat Kecamatan Sipoholon adalah sebagai berikut. 46 Tabel 4.10 Data Perhitungan Tingkat Ketimpangan Pendapatan Menurut Gini Ratio No. Pendapatan Qi Qi + Qi-1 Pi Pi - Pi-1 Pi - Pi-1Qi + Qi-1 1 1.000.000 2.970564407 0.029705644 10.20408163 0.102040816 0.003031188 2 1.000.000 3 1.000.000 4 1.000.000 5 1.000.000 6 1.000.000 7 1.000.000 8 1.000.000 9 1.500.000 10 1.500.000 11 1.500.000 7.021334053 0.099918985 20.40816327 0.102040816 0.010195815 12 1.500.000 13 1.500.000 14 1.500.000 15 1.500.000 16 1.500.000 17 1.500.000 18 1.500.000 19 1.500.000 20 1.500.000 21 1.500.000 12.28733459 0.193086686 30.6122449 0.102040816 0.019702723 22 2.000.000 23 2.000.000 24 2.000.000 25 2.000.000 26 2.000.000 27 2.000.000 28 2.000.000 29 2.000.000 30 2.000.000 31 2.000.000 17.68836079 0.299756954 40.81632653 0.102040816 0.030587444 32 2.000.000 33 2.000.000 34 2.000.000 35 2.000.000 36 2.000.000 37 2.000.000 47 38 2.000.000 39 2.000.000 40 2.000.000 41 2.000.000 23.68349986 0.413718607 51.02040816 0.102040816 0.042216184 42 2.000.000 43 2.000.000 44 2.000.000 45 2.000.000 46 2.200.000 47 2.500.000 48 2.500.000 49 2.500.000 50 2.500.000 51 3.000.000 31.78503916 0.55468539 61.2244898 0.102040816 0.05660055 52 3.000.000 53 3.000.000 54 3.000.000 55 3.000.000 56 3.000.000 57 3.000.000 58 3.000.000 59 3.000.000 60 3.000.000 61 3.000.000 41.91196327 0.736970024 71.42857143 0.102040816 0.075201023 62 3.000.000 63 3.500.000 64 4.000.000 65 4.000.000 66 4.000.000 67 4.000.000 68 4.000.000 69 4.000.000 70 4.000.000 71 4.000.000 56.11666217 0.980286254 81.63265306 0.102040816 0.10002921 72 4.500.000 73 4.500.000 74 4.600.000 75 5.500.000 76 5.500.000 77 6.000.000 78 6.000.000 79 6.000.000 48 80 6.000.000 81 6.000.000 75.42533081 1.31541993 91.83673469 0.102040816 0.134226523 82 6.500.000 83 7.000.000 84 7.000.000 85 7.000.000 86 7.000.000 87 7.000.000 88 8.000.000 89 8.000.000 90 8.000.000 91 9.000.000 100 1.754253308 100 0.081632653 0.143204352 92 9.000.000 93 9.000.000 94 11.000.000 95 11.000.000 96 12.000.000 97 15.000.000 98 15.000.000 Jumlah 370.300.000 368.8900891 1 0.61 Sumber: Data Diolah k Pi Qi + Qi – 1 G = 1 - ∑ i-1 10.000 Maka, Gini Ratio = 1 - 0, 61 Gini Ratio = 0, 39 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, indeks Gini di Kecamatan Sipoholon adalah sebesar 0, 39 yang artinya tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat Kecamatan Sipoholon masuk dalam kategori tingkat ketimpangan sedang. 49 Koefisien Gini dapat ditaksir secara visual melalui kurva Lorenz. Kurva Lorenz adalah kurva yang menghubungkan jumlah persentase kumulatif penduduk dengan pendapatan yang diterima oleh penduduk. Jumlah dari persentase kumulatif penduduk dan pendapatan akan diurutkan mulai dari nilai yang terendah hingga ke nilai yang tertinggi. Koefisien Gini bernilai antara 0 sampai dengan 1 merupakan rasio antara luas area antara kurva Lorenz dengan garis kemerataan sempurna. Pada kurva Lorenz distribusi pendapatan merata Gini Ratio = 0 apabila 10 penduduk memperoleh 10 dari total pendapatan dan seterusnya. Di dalam kurva Lorenz keadaan seperti ini digambarkan sebagai garis diagonal dari sudut bawah sebelah kiri ke sudut atas sebelah kanan bujursangkar tersebut garis dengan sudut 45°. Sebaliknya apabila distribusi pendapatan tidak merata maka kurva Lorenz akan menyimpang dari garis diagonal menjauhi garis diagonal atau dengan kata lain semakin besar tingkat ketimpangan pendapatan maka semakin jauh kurva Lorenz dari garis diagonal. Berdasarkan nilai Gini Ratio Kecamatan Sipoholon sebesar 0, 39 maka dapat digambarkan kurva Lorenz sebagai berikut. 50 Sumber: Data Diolah Gambar 4.5 Kurva Lorenz Kecamatan Sipoholon Dari kurva Lorenz yang ditunjukkan pada Gambar 4.5 di atas dapat diketahui bahwa sekitar 10 dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah hanya menerima 2, 97 dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. Hal ini menandakan bahwa benar sesuai dengan kesimpulan hasil perhitungan indeks Gini yakni distribusi pendapatan masyarakat Kecamatan Sipoholon mengalami tingkat ketimpangan pada kategori sedang.

4.6. Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat