24
3.4. Defenisi Operasional
1. Distribusi pendapatan adalah hal yang mencerminkan merata atau
timpangnya pembagian hasil pembangunan suatu wilayah di kalangan penduduknya. Distribusi pendapatan dibedakan menjadi dua ukuran
pokok yaitu: distribusi ukuran, adalah besar atau kecilnya bagian pendapatan yang diterima masing-masing orang dan distribusi
fungsional atau distribusi kepemilikan faktor-faktor produksi. 2.
Ketimpangan pendapatan adalah tidak meratanya pendapatan yang diperoleh oleh individu atau rumah tangga.
3. Kesejahteraan adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
hidup minimumnya. Keluarga yang tidak sejahtera miskin apabila tidak mampu memenuhi kebutuhan minimumnya.
4. Kurva Lorenz menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan
nasional di kalangan lapisan-lapisan penduduk. Sedangkan Koefisien Gini melihat adanya hubungan antara jumlah pendapatan yang
diterima oleh seluruh keluarga atau individu dengan total pendapatan. Ukuran Gini Ratio sebagai ukuran pemerataan pendapatan
mempunyai selang nilai antara 0 sampai dengan 1. Bila Gini Ratio mendekati nol menunjukkan adanya ketimpangan yang rendah dan
bila Gini Ratio mendekati satu menunjukkan ketimpangan yang tinggi.
3.5. Skala Pengukuran Variabel
1. Perhitungan ketimpangan di peroleh melalui Pendapatan masyarakat, yang
dimana pengukurannya dinyatakan dalam rupiah Rp.
25
2. Pengukuran indikator kesejahteraan dinyatakan atas skala pengukuran
skala likert seperti yang peneliti sajikan dalam kuisioner atas pendapatan, konsumsi atau pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas
tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan memasukkan anak ke jenjang
pendidikan dan kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi sesuai dengan indikator kesejahteraan menurut BPS tahun 2005.
3.6. Populasi Dan Sampel Penelitian
Populasi yaitu sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian penelaahan dengan ciri mempunyai karekteristik yang sama.
Penelitian ini menggunakan jenis populasi terhingga, dimana populasi terhingga ialah sekumpulan objek yang akan di jadikan sebagai kajian penelitian dengan
jumlah tertentu. Adapun jenis lain populasi ialah populasi tak terhingga, dimana objek dengan kajian jumlahnya tidak terhitung Andi, 2008.
Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan sebagai bahan penelaahan dengan harapan dari contoh yang diambil dari populasi dapat
mewakili terhadap populasinya. Dimana dalam menggunakan istilah sampling, yaitu cara pengambilan sampel baik dari jumlah dan modelnya mewakili
populasinya Andi, 2008. Adapun sampel penelitian menggunakan judgement sampling yang merupakan bagian purposive sampling. Dan untuk mendapat
sampel yang baik bagi penelitian ini, peneliti menetukan kriteria sampel dalam penelitian sebagai berikut:
26
1. Responden berada di usia dewasa.
2. Responden berdomisili di Kecamatan Sipoholon.
3. Responden mampu memahami kuisioner penelitian.
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus slovin dengan
persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi
d = Tingkat kesalahan
Dari hasil rumus diatas maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:
Maka total jumlah sampel dalam penelitian ini ada 98, 241 atau dibulatkan 98 sampel dari 5.587 banyak populasi. Dan ini dengan tingkat kesalahan 0,1 dan
tingkat kepercayaan 90.
27
Tabel 3.1 Penyebaran Sampel di Setiap Desa
NO Desa
Jumlah Rumah tangga
Jumlah Sampel
1 Rura Julu Toruan
12 0,211
2 Rura Julu Dolok
10 0,176
3 Simanungkalit
508 8,933
4 Hutauruk
829 14,58
5 Situmeang Habinsaran
639 11,24
6 Situmeang Hasundutan
367 6,43
7 Lobu Singkam
604 10,62
8 Pagar batu
836 14,7
9 Sipahutar
415 7,297
10 Hutaraja
399 7,016
11 Tapian Nauli
185 3,253
12 Hutaraja Hasundutan
292 5,134
13 Hutaraja Simanungkalit
202 3,552
14 Hutauruk Hasundutan
289 5,082
Jumlah 5.587
98,24 Sumber: Badan Pusat Statistik 2013
3.7. Jenis Data