B. Komitmen Karyawan 1. Pengertian Komitmen Karyawan
Komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan peristiwa dimana individu sangat tertarik dan mempunyai keikatan pada tujuan-tujuan, nilai-
nilai, dan sasaran-sasaran organisasi. Menurut Steers 1985 dalam kaswara dan Santoso 2008, komitmen meliputi sikap yang sangat menyenangkan
organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi memperlancar pencapaian tujuan organisasi.
Greenberg dan Baron 1993 dalam kaswara 2008 mengemukakan komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan sikap yang merefleksikan
derajat seorang individu diidentikkan dan terlibat dengan organisasi serta tidak berkeinginan untuk meninggalkan organisasi tersebut. Identifikasi pada
organisasi diartikan sebagai kondisi saling membagi tujuan dari anggota- anggota organisasi, merasa memiliki organisasi, dan adanya loyalitas pada
organisasi.
2. Aspek Komitmen Karyawan
Kuntjoro 2002 menyatakan komitmen karyawan terhadap organisasi memiliki tiga aspek utama, yaitu:
a. Indentifikasi Identifikasi yang terwujud dalam bentuk kepercayaan karyawan
terhadap organisasi, dapat dialkukan dengan memodifikasi tujuan organisasi, sehingga mencakup beberapa tujuan pribadi para karyawan
ataupun dengan kata lain organisasi memasukkan pula kebutuhan dan
Universitas Sumatera Utara
keinginan karyawan dalam tujuan organisasinya. Hal ini akan membuahkan suasana saling mendukung diantara para karyawan dengan
organisasinya. Suasana tersebut akan membawa karyawan dengan rela menyumbangkan sesuatu bagi tercapainya tujuan organisasi, karena
karyawan menerima tujuan organisasi yang dipercayai telah disusun demi kebutuhan pribadi mereka pula.
b. Keterlibatan
Keterlibatan atau partipasi karyawan dalam aktivitas-aktivitas kerja penting untuk diperhatikan karena adanya keterlibatan karyawan
menyebabkan mereka akan mau dan senang bekerja sama baik dengan pimpinan ataupun dengan sesama teman kerja. Salah satu cara yangdapat
diapakai untuk memancing keterlibatan karyawan adalah dengan memancing partisipasi mereka dalam berbagai kesempatann pembuatan
keputusan, yang dapat menumbuhkan keyakinan pada karyawan bahwa apa yang telah diputuskan adalah merupakan keputusan bersama.
c. Loyalitas
Loyalitas karyawan terhadap organisasi memiliki makna kesediaan seseorang untuk melanggengkan hubungannya dengan organisasi, kalau
perlu dengan mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun. Kesediaan karyawan untuk mempertahankan diri bekerja dalam
organisasi adalah hal yang penting dalam menunjang komitmen karyawan terhadap organisasi dimana mereka bekerja. Hal ini dapat diupayakan bila
Universitas Sumatera Utara
karyawan merasakan adanya keamanan dan kepuasan di dalam organisasi tempat ia bergabung untuk bekerja.
3. Indikator Komitmen Karyawan
Allen dan Meyer 1997 dalam Kaswara dan Santoso 2008 mengemukakan tiga indikator komitmen yang digunakan dalam pendekatan
untuk menentukan komitmen karyawan kepada organisasi yaitu: a.
Indikator Affective Commitment Komitmen dimana individu memiliki hasrat yang kuat untuk tetap
bekerja pada organisasi karena ada kesamaan atau kesepakatan antara nilai-nilai personal individu dengan organisasi. Dalam hal ini komitmen
didasarkan pada Goal Congruence Orientation dimana di dalamnya terdapat suatu keterikatan secara psikologis antara individu dengan
organisasinya sehingga mempengaruhi perilakunya terhadap tugas yang diterimanya.
Individu dengan affective commitment yang tinggi memiliki kedekatan emosional yang erat terhadap organisasi, hal ini berarti bahwa individu
tersebut akan memiliki motivasi dan keinginan untuk berkontribusi secara berarti terhadap organisasi dibandingkan individu dengan affective
commitment yang lebih rendah. b.
Indikator Continuance Commitment Kecenderungan individu untuk tetap menjaga komitmen karyawan
pada organisasi untuk tetap bekerja pada pada organisasi karena tidak ada hal lain yang dapat dikerjakan di luar itu. Individu dengan continuance
Universitas Sumatera Utara
commitment yang tinggi akan bertahan dalam organisasi, bukan karena alasan emosional, tapi karena adanya kesadaran dalam individu tersebut
akan kerugian besar yang dialami jika meninggalkan organisasi. Individu dengan continuance commitment yang tinggi akan lebih bertahan dalam
organisasi dibandingkan yang rendah. c.
Indikator Normative Commitment Komitmen ini adalah komitmen yang menunjukkan perasaan individu
yang berkewajiban untuk tetap bekerja pada organisasinya, dan juga menunjukkan adanya kewajiban dan tanggung jawab yang harus dipikul.
Individu dengan normative commitment yang tinggi akan tetap bertahan dalam organisasi karena merasa adanya suatu kewajiban atau tugas.
Perasaan semacam itu akan memotivasi individu untuk bertingkahlaku secara baik dan melakukan tindakan yang tepat bagi organisasi. Namun
adanya normative commitment diharapkan memiliki hubungan yang positif dengan tingkah laku dalam pekerjaan, seperti job performance, work
attendance, dan organizational citizenship.
Tabel 2.1 Indikator Komitmen Karyawan No. Indikator Komitmen Karyawan
Faktor-Faktor Penentu
1. Komitmen afektif
1. Personal characteristic
2. Job characteristic
3. Work experience
4. Structural characteristic
5. Job challenge
6. Role clarity
7. Goal clarity
8. Goal difficulty
9. Management receptiveness
10. Peer cohesion
11. Equity
12. Personal importance
Universitas Sumatera Utara
13. Feedback
14. Participation.
2. Komitmen berkelanjutan
1. Increase in pay
2. Status
3. Freedom
4. Promotional opportunity
5. Number of investmen or side-bets
6. Perceived lack of alternatives
7. Skill
8. Formal education
9. Relocate
10. Self investment
11. Pension
3. Komitmen normatif
1. Fammiliar or cultural
socialization 2.
Organizational socialization 3.
Participant
Sumber: Kaswara dan Santoso 2008, data diolah.
C. Insentif 1. Pengertian Insentif