Adapun media yang akan diteliti adalah surat kabar Republika, berhubung surat kabar ini telah menyajikan ruang untuk memberitakan perkembangan
masalah tersebut. Sehingga dengan meneliti media tersebut, maka poeneliti akan dapat melihat makna yang sebenarnya dibalik teks-teks pemberitaan yang terkait
dengan kasus konflik penyerangan Israel ke Hamas baru- baru ini pada surat kabar Republika.
Peneliti memilih Surat Kabar Republika sebagai perwakilan dari pers umum yang bersekala nasional dan tersebar diseluruh Indonesia. Sehingga dengan
meneliti media tersebut, maka peneliti ingin melihat apakah ideologi yang dianut oleh Surat kabar tersebut, serta bagaimana media tersebut membingkai
pemberitaannya sehingga nantinya dapat juga mempengaruhi cara mereka memberitakan konflik di timur tengah.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah surat kabar Republika membingkai peristiwa konflik
Israel dan Hamas dalam pemberitaannya ? ” .
1.3 Pembatasan Masalah
Agar ruang lingkup masalah dapat lebih jelas, terarah, dan terfokus, sehingga tidak mengaburkan penelitian, maka peneliti membuat pembatasan
masalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Penelitiaan hanya akan dilakukan pada surat kabar Republika.
2. Bahan yang diteliti adalah berita – berita tentang konflik penyerangan
Israel ke Hamas pada januari 2009 pada kabar Republika. 3.
Pengamatan dilakukan selama 2 bulan yaitu januari, dan februari 2009.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisa teks – teks pemberitaan konflik Israel
dan Hamas pada surat kabar Republika. 2.
Untuk mengetahui makna yang tersirat dan terkandung dari setiap teks pemberitaan konflik Israel dan Hamas pada surat kabar Republika.
3.
Untuk menget ahui ideologi apa yang berada di balik konstruksi berita serta bagaimana posisi surat kabar tersebut.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperkaya khasanah dan
pengetahuan penulis tentang media, khususnya tentang kajian media yang diteliti dengan analisis Framing.
2. Secara praktis, penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan masukan
bagi surat kabar yang diteliti serta hasil analisis ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca agar lebih kritis terhadap informasi yang
disajikan oleh media.
Universitas Sumatera Utara
3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan
menambah khasanah penelitian komunikasi sehingga dapat pula disumbangkan kepada Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU, guna
memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan.
1.6 Kerangka Teori
Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori. Kerangka teori merupakan landasan berfikir untuk
menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti. Menurut Singarimbun 1995:57, teori merupakan serangkaian asumsi,
defenisi dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep.
Maka untuk memperjelas landasan berfikir dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya, disusunlah suatu kerangka teori yang memuat pokok-
pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian ini akan disoroti. Teori yang tepat dan sesuai dengan penelitian ini adalah:
1. Media Massa dan Konstruksi Realitas
Seorang ahli sosiologi Peter L. Berger bersama Thomas Luckman banyak
menulis karya dan menghasilkan tesis mengenai konstruksi social atau realitas. Bagi Berger realitas itu tidak dibentuk secara alamiah, tidak juga sesuatu yang
diturunkan oleh Tuhan, tetapi sebaliknya ia dibentuk dan dikonstruksi. Maka dengan pemahaman semacam ini, realitas berwajah gandaplural. Setiap orang
bisa mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas karena setiap
Universitas Sumatera Utara
orang yang mempunyai pengalaman, prefensi, pendidikan dan lingkungan pergaulan atau social tertentu akan menafsirkan realitas sosial itu dengan
konstruksinya masing-masing. Eriyanto,2002;15-16. Sebuah teks dalam sebuah berita dapat disamakan sebagai copy
cerminan dari realitas atau sebagai mirror of reality, ia harus dipandang sebagai konstruksi atau realitas. Realitas lapangan sebenarnya berbeda denan realitas
media. Maka oleh karena itulah peristiwa yang sama dapat dikontruksikan secara berbeda.
Sekelompok wartawan yang meliputi sebuah peristiwa dapat memiliki konsepsi dan pandangan yang berbeda dan itu dapat dilihat dari bagaimana
mereka mengkontruksi peristiwa itu yang diwujutkan dalam teks berita. Sehingga peristiwa yang sama dimuat oleh beberapa media akan berada satu sama lain
dalam menyajikannya kepada khalayak. Dalam mengkonsumsikan suatu fakta, ada 3 tahapan yang hendak dilalui
oleh wartawan, yaitu eksternalisasi dimana wartawan menceburkan dirinya
kedalam realitas yang ada dilapangan dengan tujuan memahami apa yang
sebenarnya tejadi. Selanjutnya adalah objektivitas yaitu tahapan dimana
wartawan telah memperoleh hasil dari observasi yang dilakukannya. Tahapan
lainnya yaitu internalisasi, yang merupakan proses penyerapan fakta yang ada
kedalam kesadaran si wartawan sehingga subjektif individu, yang mana dalam hal ini wartawan dipengaruhi oleh struktur dunia sosial
www.kunci.or.idesainws08hai.htm.
Universitas Sumatera Utara
2. Dimensi Psikologi dan Sosiologi
Menurut Edelman konsep pemaknaan sangat dipengaruhi dari lapangan
psikologis dan sosiologisnya. Konsep framing, dalam studi media massa banyak mendapat pengaruh dari lapangan psikologi dan sosiologi Eriyanto, 2002:71-73
Dimana pendekatan psikologi terutama melihat bagaimana pengaruh kognisi seseorang dalam membentuk skema tentang diri, sesuatu atau gagasan tertentu. Framing
adalah upaya atau strategi yang dilakukan wartawan untuk menekankan dan membuat
pesan jadi bermakana, lebih mencolok dan diperhatikan oleh publik. Secara psikologis,
orang cenderung menyerdehanakan realitas dan dunia yang kompleks itu bukan hanya sekedar lebih sederhana dan dapat dipahami, tetapi juga agar lebih mempunyai
perfektifdimensi tertentu. Orang cenderung melihat dunia ini dalam perfektif tertentu, karenanya realitas yang sama bisa jadi digambarkan secara berbeda oleh orang yang
berbeda. Maka karena itu orang mempunyai pandangan atau perspektif yang berbeda pula.
Pada level sosiologi, frames dilihat terutama untuk menjelaskan bagaimana
organisasi dari ruang berita dan pembuat berita membentuk berita secara bersama-sama. Level ini menempatkan media sebagai organisasi yang kompleks yang menyertakan
didalamnya praktik profesional. Berita adalah produk dari profesionalisme yang menentukan bagaimana peristiwa setiap hari dibentuk dan dikontruksikan.
3. Ideologi
Ideologi disini diartikan sebagai kerangkangka berfikir atau kerangka referensi tertentu yang dipakai oleh individu untuk melihat realitas dan bagaimana mereka
menghadapinya Sudibyo, 2001:12.
Universitas Sumatera Utara
Pada level ini akan terlihat siapa yang berkuasa dimasyarakat dan bagaimana media menentukannya, dan setiap makna memiliki kecendrungan ideologi tertentu.
Ideologi adalah “world vie” sebagai suatu kerangka berfikir atau kerangka referensi tertentu yang dipakai oleh individu untuk melihat realitas dan bagaimana mereka
menghadapinya. Berbeda dengan elemen sebelumnya yang tampak konkret, level ideologi ini abstrak. Ia berhubungan dengan konsepsi atau posisi seseorang dalam
menafsirkan realitas.
4. Analisis Framing
Analisis Framing merupakan sebuah model analisis yang berasal dari paradigma
kontruktivisme yang mengungkap rahasia dibalik semua perbedaan media yang dapat digunakan untuk menguak fakta yang tersembunyi.
Paradigma ini memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, akan tetapi hasil dari kontruksi.
Konsentrasi analisis pada paradigma kontruksionis adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikontruksikan dan dengan cara apa
dibentuk. Dalam analisis ini yang kita lakukan adalah melihat bagaimana media mengkontruksi realitas. Ada dua esensi utama dari framing, yaitu bagaimana
peristiwa dimaknai, dan dalam hal ini agresi militer Israel ke Gaza. Hal ini berhubungan dengan bagian mana yang diliput oleh Surat Kabar Harian
Republika. Juga bagaimana fakta itu ditulis, mengenai pemakaian katanya, kalimat dan maknanya, serta gambar untuk memperjelas gagasan.
Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja
dibingkai oleh media. Pembingkaian tersebut tentu saja melalui proses konstruksi dengan makna tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Hasilnya, pemberitaan media pada sisi tertentu atau wawancara dengan orang-orang tertentu. Semua elemen tersebut tidak hanya bagian dari teknis
jurnalistik, akan tetapi menandakan bagaimana peristiwa dimaknai dan
ditampilkan. Seperti apa yang dikatakan Robert Entman, “Framing merupakan
upaya untuk menseleksi beberapa aspek yang terdapat pada realitas yang dihadapi dan membentuknya sehingga tampak menonjol didalam teks berita”.
Dalam konsepsi
Robert Entman, pada dasarnya, framing merujuk
pada pemberian defenisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan kerangka berfikir tertentu terhadap peristiwa yang
diwacanakan. Lalu ini melahirkan empat konsep framing, yaitu : elemen pendefenisian masalah define problemproblem identification, elemen yang
memperkirakan masalah diagnose cause, elemen membuat keputusan moral udgemoral judgement dan elemen penekanan penyelesaian treatment
recommendation Eriyanto, 2002:188-190. Maka dengan ke-4 elemen inilah peneliti akan membedah teks-teks berita agresi militer Israel ke Hamas pada surat
kabar Republika ini.
1.7 Kerangka Konsep
Konsep adalah pengambaran secara tepat dan fenomena yang hendak diteliti yakni istilah, serta defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara
abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial singarimbun, 1995:57.
Universitas Sumatera Utara
Kerangka konsep merupakan pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai Nawawi, 1993:
40. Kerangka konsep kemampuan peneliti, dalam penyusun konsep operasional yang bertitik tolak pada kerangka teori, dan tujuan penelitian, serta setelah
mengemukakan berbagai kerangka teori. Maka ada beberapa konsep yang dapat dioperasionalisasikan dengan
mengubahnya menjadi beberapa kerangka. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
Berita
Define problem
Pendefenisian masalah Diagnoses Causes
Memperkirakan Sumber Masalah
Moral judgement Evalution
Membuat Keputusan Moral
Treatment Recommendation
Menekankan Penyelesaian
1.8 Unit dan Perangkat Analisis