II.2 DIMENSI PSIKOLOGI DAN SOSIOLOGI
Dalam konsepsi konstruksi sebuah berita dimana sebuah usaha media mem-framing sebuah realitas. Dapat secara jelas terlihat dengan bantuan dua
tradisi yang sering dipakai dalam melihat framing media. Kedua tradisi yang bisa dipakai itu adalah lewat dimensi psikologi dan sosiologi. Dimana kedua tradisi ini
akan dapat mempertajam melihat bagaimana sebuah produksi teks berita dalam media. Baik dari sisi konsepsi diri seseorang wartawan maupun tingkatan makro
dimana ruang redaksi itu berbeda.
a Dimensi Psikologi
Dalam dimensi ini dapat dilihat bagaimana pengaruh kognisi seseorang dalam membentuk skema tentang diri, atau gagasan tertentu. Individu akan
berusaha menarik kesimpulan dari sejumlah besar informasi yang dapat ditangkap oleh panca indera sebagai dasar hubungan sebab-akibat.
Orang cenderung melihat realitas, pesan dalam kerangka berfikir tertentu. Karenanya realitas yang sama dapat dipandang secara berbeda oleh orang yang
berbeda, karena mereka mempunyai pandangan dan perspektif yang berbeda pula. Asumsi tadi berhubungan dengan teori atribusi dimana melihat bahwa manusia
pada dasarnya tidak dapat mengerti dunia yang sangat kompleks. Oleh karenanya, setiap individu berusaha menyimpulkan, dan meringkas dari sejumlah besar
informasi yang ditangkapnya. Atribusi tersebut dipengaruhi baik faktor personal maupun pengaruh lingkungan eksternal. Tidak terkecuali wartawan, ia juga
melakukan penyederhanaan atas realitas atau isu yang ditemuinya.
Selain teori atribusi dari Haider, menyebutkan ada sebuah teori lagi dari
lapangan psikologi yang dapat membantu melihat konsep diri wartawan. Teori
Universitas Sumatera Utara
yang dimaksut adalah teori skema Eriyanto: 2002:88-90 dimana teori ini menjelaskan bagaimana seseorang menggunakan struktur kognitifnya untuk
memandang dunia. Dengan skema akan membuat seseorang mengorganisir pengetahuan pangalaman dan memori masa lalu untuk melihat dunia, realitas
sekarang dan memprediksikan masa depan. Skema akan menggiring dan memandang seseorang dengan meletakan realitas mana yang relevan dan tidak
relevan. Realitas yang bisa dimasukan dan yang tidak bisa dimasukan. Skema juga akan mengorganisir pengetahuan dan pengalaman. Bahkan mendikte
bagaimana seharusnya realitas itu dilihat. Dalam framing realitas berita, pikiran khalyak tidak bebas, tetapi
sebaliknya dibatasi oleh pembatas berupa bingkai frame yang disajikan dalam berita tersebut. Karenanya, framing membuat efek tertentu ketika diterima
khalayak. Framing tersebut juga tidak terlepas dari peranan wartawan yang
mengkontruksi berita dengan cara menyederhanakan realitas fakta yang sangat kompleks di lapangan. Sehingga menjadi sebuah berita yang sederhana, ringkas
dan mudah di pahami. Jadi intinya framing menentukan bagaimana suatu realitas di pahami khalayak dan media mengarahkan bagaimana realitas itu dipahami.
Diamana, framing itu sendiri dilakukan media atau pun wartawan di bawah pengaruh dimensi psikologi itu sendiri. Sehingga penyederhanaan peristiwa
mengakibatkan melencengnya inti atau esensi sebuah peristiwa dari yang sebenarnya.
Universitas Sumatera Utara
b Dimensi Sosiologi
Dimensi sosiologi pada dasarnya menjelaskan bagaimana organisasi dari sebuah ruang berita dan pembuat berita dalam membuat berita secara bersama-
sama. Berarti disini menempatkan media sebagai organisasi yang kompleks dimana menyertakan adanya sebuah praktik profesional. Maka jelas bahwa
melalui dimensi ini berbeda dengan dimensi psikologi yang lebih melihat pekerja media sebagai individu karena dimensi sosiologi berhubungan dengan proses
produksi atau organisasi media, maka secara langsung akan mempengaruhi pemaknaan peristiwa oleh wartawan.
Media massa cendrung memproduksi secara selektif sesuai dengan kriteria yang seirama dengan tujuan dan kepentingan sendiri. Jadi dalam membuat,
memilih dan menyeleksi berita yang ditampilkan media didasarkan atas subjektivitas reporter, redaksi dan juga lembaga itu sendiri yang keseluruhannya
terlihat dari realitas berita yang ditampilkan Mc Quail:1994;67. Realitas sosiologis adalah apa yang dilakukan oleh individu, kelompok
atau lembaga sosial dalam interaksi sosial. Dengan kata lain, realitas sosial adalah apa yang sungguh-sungguh terjadi yang dimana terkandung rumus penulisan
berita 5W + 1H serta nara sumber yang jelas. Sedangkan realitas psikologis adalah segala sesuatu yang terpikir atau yang dikatakan oleh individu atau
kelompok dalam suatu masyarakat Realitas campuran dapat diartikan sebagai gabungan antara realitas
psikologis dan realitas sosiologis. Contohnya misalnya, mungkin awal pemberitaannya diangkat mengenai pernyataan pejabat tertentu. Namun berita itu
kembali diolah dengan mengkonfirmasikan pernyataan tertentu dengan tokoh-
Universitas Sumatera Utara
tokoh lainnya, bisa oposisi, pengamat, praktisi, dan lain sebagainya. Maka dalam penampilannya akan mengundang diskusi dan berbagai pendapat umum
Suwardi;1993:19.
II.3 IDEOLOGI