Kampus 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 1. Jenis-jenis tanaman monokotil yang tumbuh di kampus I dan II UIN Jakarta Priyanti, 2008 Suku Jenis Nama Daerah Perawakan Agavaceae Agave americana Agave Attenuate Nanas seberang Siklok Herba Herba Amaryllidaceae Zebhyranthes rasea Bawang- bawangan Herba Araceae Anthurium jimenezii Dieffenbachia amoena Dieffenbachia exotic-alba Epipremnum aurens Philodendron bipinnatifium P. blackkardinal-compacta Spathiphyllum commutatum - Daun bahagia Daun bahagia Sirih Belanda - - Toendak, gogotola Herba Herba Herba Herba Herba Herba Herba Arecaceae Caryota mitis Chrysalidocarpus lutescens Cyrtostachys renda Mascarena revenghanil Phoenix hancana Ptychosperma hosinoi Ptystonea elata Veitchia merillii Gendura Palem kuning Palem jingga Palem botol - - Palem raja Palem putri Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Commelinaceae Rhoeo discolor Adam Hawa Herba Liliaceae Chlorophytum comosum Cordyline terminalis Dracaena marginata Dracaena marginata Dracaena sanderina Pleomele goldieana Pleomele godseffiana Sansiviera trifasciata Yucca australis Yucca draco Yucca elephantipes Lili paris Hanjuang merah Drasena Drasena Drasena - - Lidah mertua - - - Herba Perdu Perdu Perdu Perdu Perdu Perdu Herba Perdu Perdu Perdu Marantaceae Calathea makoyana Maranta leucaneura - - Herba Herba Musaceae Heliconia psittacorum Pisang-pisangan Herba Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan Penulis selama penelitian, terdapat beberapa jenis tanaman dikotil di kawasan kampus I UIN Jakarta, seperti tanaman jambu air Syzygium aqueum, sawo kecik Manilkara kauki L, sawo durian Chrysophyllum cainito L. rambutan Nephelium lappaceum L., alpukat Persea americana M., belimbing Averrhoa carambola L., bintaro Cerbera manghas, mangga Mangifera indica L., kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis, karet kebo Ficus elastica, flamboyan Delonix regia, kapuk randu Ceiba petranda Gaerln., glodokan Polyalthia longifolia Sonn. dan mengkudu Morinda citrifolia L.. Selain tanaman, di sekitar kampus I UIN Jakarta juga sering terlihat berbagai macam hewan seperti anjing, kucing, burung dan berbagai jenis serangga. Burung gereja merupakan salah satu hewan yang terdapat di kawasan kampus I UIN Jakarta Wijayanti, 2007. Selain burung gereja, beberapa serangga penyerbuk seperti Diptera, Hymenoptera, Coleoptera, dan Lepidoptera sering terlihat mengunjungi tanaman berbunga di kawasan kampus I UIN Jakarta untuk mencari makanan Fitriana, 2008. Menurut Bariyah 2011 terdapat berbagai jenis kupu-kupu pengunjung tanaman berbunga di kawasan kampus I UIN Jakarta, diantaranya adalah Hypolimnas bolina, Graphium agamemnon, Graphium sarpedon, Graphium evemon, Papilio memnon, Appias libyhtea olferna, Eurema hecabe, Delias hyparete dan Leptosia nina. 2.2 Kupu-Kupu Kupu-kupu dan ngengat rama-rama merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera. Lepidoptera berasal dari kata “lepis” yang berarti sisik dan “pteron” yang berarti sayap. Berdasarkan dari bentuk tubuh dan aktivitasnya, Lepidoptera dikelompokkan menjadi dua subordo yaitu Rhopalocera dan Heterocera. Subordo Rhopalocera lebih dikenal dengan istilah “butterfly” atau kupu-kupu siang, karena sebagian besar kupu-kupu ini aktif pada siang hari, sedangkan subordo Heterocera dikenal dengan sebutan “moth” atau ngengat atau kupu-kupu malam karena umumnya aktif pada malam hari Salmah dkk, 2002. Kupu-kupu memiliki postur tubuh yang langsing, sayap pada umumnya berwarna cerah dan menarik, antena pada ujungnya membesar. Pada waktu istirahat sayapnya menutup dan tegak lurus dengan tubuh sehingga yang terlihat adalah permukaan sayap sebelah bawah. Kupu-kupu malam ngengat memiliki postur tubuh yang lebih gemuk, warna sayapnya kusam, antena pada umumnya tipe plumose berbentuk seperti bulu ayam dan pada waktu istirahat sayapnya terbuka, menutup abdomen perut sehingga yang terlihat adalah permukaan atas dari sayap Salmah dkk, 2002. Kupu-kupu dan ngengat memiliki jenis yang sangat banyak. Di Jawa dan Bali tercatat lebih dari 600 spesies kupu-kupu Whitten dkk, 1999. Semua jenis kupu-kupu dan ngengat melalui tahap-tahap hidup sebagai telur, larva, pupa dan akhirnya bermetamorfosa menjadi kupu-kupu atau ngengat. Kupu-kupu umumnya hidup dengan menghisap madu bunga nektarsari kembang. Akan tetapi, beberapa jenis yang lain menyukai cairan yang dihisap dari buah-buahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging bangkai, kotoran burung dan tanah basah Rosariyanto, 2005. Hewan ordo Lepidoptera tersaji pada Gambar 1. a b Gambar 1. Hewan ordo Lepidoptera; a. Kupu-kupu; b. Ngengat Maulidia, 2011 Kupu-kupu Rhopalocera terdiri dari beberapa famili, antara lain Papilionidae, Pieridae, Nymphalidae, Danaidae, Satyridae dan Lycaenidae. Kupu-kupu Papilionidae merupakan salah satu famili yang mempunyai jenis yang beraneka ragam, dengan tanda-tanda sayap biasanya berwarna hitam yang dihiasi oleh warna-warna yang menarik. Sebagian besar jenis Papilionidae mempunyai ekor yang muncul dari vena keempat sayap belakang dan mempunyai vena procostal, oleh karena itu kupu- kupu ini disebut “Swallow Tail”. Venasi sayap depannya lengkap dan kaki depan sempurna. Panjang tubuh berukuran 5 sampai 7 mm sampai 28 cm dengan warna menyolok, serta tergolong ke dalam kelompok kupu-kupu yang mempunyai sayap yang kuat. Pupa menggantung dengan posisi tegak lurus dengan bantuan benang sutera pada bagian tengah tubuh. Famili ini memiliki 700 jenis yang tersebar di dunia, terutama di daerah subtropik Salmah dkk, 2002. Kupu-kupu berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Kedatangan kupu-kupu pada bunga yang mekar adalah untuk mendapatkan nektar yang terdapat pada dasar bunga. Selama nektaring, secara tidak sengaja serbuk sari yang terdapat pada bunga akan menempel pada tubuh kupu-kupu. Serbuk sari ini akan menempel pada kaki maupun sayap kupu-kupu, kemudian akan jatuh ke kepala putik bunga lain ketika kupu-kupu terbang atau pada saat kupu-kupu hinggap di atas tanaman berbunga lainnya. Penyerbukan polinasi tanaman erat hubungannya dengan kelangsungan generasi tumbuhan berikutnya Smart, 1991.

2.3 Kupu-Kupu Papilionidae

Menurut Salmah dkk 2002 kupu-kupu Papilionidae terdiri dari tiga subfamili yaitu: Baroninae, Zerynthiinae dan Papilioninae. Kupu-kupu Papilionidae juga terdiri dari lima tribe yaitu: Parnasiini dan Zerynthiini, Troidini, Papilionini dan Leptocircini. Selain itu, Papilionodae memiliki 19 genera, yaitu: Parnalius, Sericinus, Luhdorfia, Bhuthanitis, Troides, Trogonoptera, Ornithoptera, Atrophaneura, Byasa, Losaria, Pachiopta, Cressida, Chilasa, Papilio, Meandrusa, Protographium, Graphium, Lamproptera dan Tainopalupus Salmah dkk, 2002. Kupu-kupu Papilionidae sangat banyak diminati dan sering diperdagangkan. Beberapa jenis di antaranya yang terdapat di Indonesia dilindungi, seperti Trogonoptera brookiana, Troides amphrysus, dan Troides helena. Karena kupu-kupu ini banyak diminati, maka untuk pelestariannya sangat diperlukan pengetahuan mengenai beberapa aspek biologi di antaranya kenekaragaman jenis, penyebaran, daur hidup dan tanaman pakannya Salmah dkk, 2002. Genus Graphium tersebar di berbagai daerah, 35 jenis di daerah aftropikal, 14 di wilayah Timur, 6 di Holarctic selatan dan barat Cina dan 20 di wilayah Australia. Sebagian besar spesies Oriental dan Australia dicirikan oleh adanya pola hijau bening, biru kehijauan atau kekuningan di sayap mereka. Genus Graphium umumnya lebih kuat dan memiliki kemampuan terbang lebih terarah Parsons, 2010. Graphium agamemnon L. The Tailed Jay merupakan salah satu jenis kupu-kupu dari genus Graphium. Kupu-kupu ini memiliki ciri-ciri permukaan atas sayap berwarna hitam dengan bercak berwarna hijau apel. Bercak berwarna hijau apel pada permukaan atas sayap, jumlahnya sama dengan yang terdapat pada bagian permukaan bawah sayap. Pada daerah costal terdapat dua bintik berwarna putih, pada daerah dorsalnya terdapat rambut-rambut halus berwarna hitam. Bagian ventral sayap depan warna coklat keunguan dengan bercak hijau yang sama dengan bagian dorsal. Pada vena keempat sayap belakang ditemukan pemanjangan menyerupai ekor, pada kupu-kupu betina ekor tersebut lebih panjang. Bagian ventral sayap belakang mempunyai tiga pasang bintik merah. Panjang sayap kupu-kupu jantan 42 sampai 45 mm sedangkan betina 49,6 mm. Kupu-kupu ini selalu terlihat bergerak tidak menentu, berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan dapat terbang dengan cepat. Sering mengunjungi feces, urin, serta sisa hewan yang telah membusuk Salmah dkk, 2002. Morfologi G. agamemnon tersaji pada Gambar 2. Larva G. agamemnon diketahui memiliki kemampuan adaptasi hanya pada tanaman dari famili Annonaceae sebagai tanaman inang seperti tanaman sirsak Annona muricata Salmah dkk, 2002. Kupu-kupu ini mempunyai kelimpahan relatif yang tinggi di alam. Larva G. agamemnon termasuk polifagus, padahal larva Papilionidae umumnya adalah monofagus. Ketersediaan tumbuhan inang sebagai pakan larva di alam menentukan kelangsungan hidup spesies kupu-kupu Papilionidae Achmad, 2002.