Kupu-Kupu Papilionidae TINJAUAN PUSTAKA

Graphium agamemnon L. The Tailed Jay merupakan salah satu jenis kupu-kupu dari genus Graphium. Kupu-kupu ini memiliki ciri-ciri permukaan atas sayap berwarna hitam dengan bercak berwarna hijau apel. Bercak berwarna hijau apel pada permukaan atas sayap, jumlahnya sama dengan yang terdapat pada bagian permukaan bawah sayap. Pada daerah costal terdapat dua bintik berwarna putih, pada daerah dorsalnya terdapat rambut-rambut halus berwarna hitam. Bagian ventral sayap depan warna coklat keunguan dengan bercak hijau yang sama dengan bagian dorsal. Pada vena keempat sayap belakang ditemukan pemanjangan menyerupai ekor, pada kupu-kupu betina ekor tersebut lebih panjang. Bagian ventral sayap belakang mempunyai tiga pasang bintik merah. Panjang sayap kupu-kupu jantan 42 sampai 45 mm sedangkan betina 49,6 mm. Kupu-kupu ini selalu terlihat bergerak tidak menentu, berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan dapat terbang dengan cepat. Sering mengunjungi feces, urin, serta sisa hewan yang telah membusuk Salmah dkk, 2002. Morfologi G. agamemnon tersaji pada Gambar 2. Larva G. agamemnon diketahui memiliki kemampuan adaptasi hanya pada tanaman dari famili Annonaceae sebagai tanaman inang seperti tanaman sirsak Annona muricata Salmah dkk, 2002. Kupu-kupu ini mempunyai kelimpahan relatif yang tinggi di alam. Larva G. agamemnon termasuk polifagus, padahal larva Papilionidae umumnya adalah monofagus. Ketersediaan tumbuhan inang sebagai pakan larva di alam menentukan kelangsungan hidup spesies kupu-kupu Papilionidae Achmad, 2002. G. agamemnon tersebar tidak hanya di Indonesia saja, akan tetapi tersebar di berbagai wilayah. Wilayah tersebut seperti selatan India sampai Saurashtra, India Utara Kumaon ke Assam, Nepal, Sri Lanka, Andaman, Nicobars, Bangladesh, Brunei, Mynmar, Thailand, Laos, Kamboja, Cina bagian selatan termasuk Hainan, Taiwan, Asia Tenggara ke New Guinea, Kepulauan Solomon, dan Australia Queensland utara Kunte, 2006. Klasifikasi G. agamemnon menurut Linnaeus 1758 dalam Parsons 2010 adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Phylum : Arthopoda Class : Insecta Ordo : Lepidoptera Subordo : Rhophalocera Famili : Papilionidae Genus : Graphium Spesies : agamemnon mm b c d a mm mm mm mm Gambar 2. Morfologi G. agamemnon L.: a. Telur; b. Larva; c. Pupa; dan d. Kupu-kupu dewasa Maulidia, 2010

2.4 Siklus Hidup Kupu –Kupu

Perubahan yang terjadi selama serangga berkembang dari telur sampai menjadi dewasa disebut metamorfosis. Kupu-kupu termasuk serangga holometabola yaitu serangga yang mengalami proses metamorfosis yang sempurna, mengalami perubahan stadia mulai dari telur, larva, pupa dan imago dewasa. Telur diletakkan oleh kupu-kupu betina pada tanaman inang yang cocok untuk makanan larvanya. Telur diletakkan tersembunyi, misalnya di bagian bawah daun agar terhindar dari terik matahari dan musuh-musuh alaminya Amir dkk, 2003. Morfologi telur kupu-kupu bermacam-macam tergantung jenisnya. Sebagai contoh ada telur yang bulat, bentuk silinder, cangkang dikelilingi duri dan lain-lain. Telur kupu-kupu berukuran kecil 1 sampai 2 mm, warna dan bentuknya beragam, bentuknya ada yang seperti kubah, setengah bulatan, bulat, dan ada yang terpuntir. Bagian bawah selalu rata, pada bagian atas telur terdapat lubang kecil yang disebut dengan “mikropile” yaitu tempat spermatozoid masuk ke dalam telur. Cangkang telur ada yang halus ada pula yang seperti terpahat Amir dkk, 2003. Telur kupu-kupu diletakkan oleh induknya di berbagai tempat. Telur kupu- kupu dapat dijumpai pada permukan daun, lipatan daun, ranting atau cabang dan pada tempat-tempat lain Putra, 1994. Telur diletakkan tersembunyi agar terhindar dari terik matahari dan musuh-musuh alaminya Amir dkk, 2003. Jika telur-telur tersebut telah menetas menjadi larva, terkadang sering terjadi kanibalisme di antara mereka. Hal ini disebabkan larva muda yang baru keluar sudah mulai membutuhkan makanan. Biasanya, larva akan mencari makanan disekitar larva muncul. Larva muda yang baru muncul dari telur, biasanya akan menggerombol di suatu tempat sambil menikmati makanan yang disediakan oleh induknya. Setelah besar, mereka akan meninggalkan kelompoknya dan mulai mencari makanan sendiri. Larva memiliki kaki yang pendek, luwes dan di bagian bawahnya terdapat kait-kait yang memungkinkan mereka dapat makan walaupun sambil berjungkir balik di antara dedaunan. Kait- kait tersebut digerakkan oleh otot-otot penggerak yang kuat Putra, 1994. Larva yang baru menetas dari telur berukuran sangat kecil, panjangnya sekitar 2 sampai 3 mm. Pada stadia ini dikenal dengan stadia makan yang intensif, sebagian besar pertumbuhan badan Lepidoptera terjadi pada stadia ini. Untuk menjadi besar larva mengalami pergantian kulit, kulit lama akan dilepaskan dan diganti dengan kulit baru yang ukurannya sesuai. Selama stadium larva umumnya mengalami lima kali pergantian kulit, tergantung pada jenis dan kesehatan larvanya Amir dkk, 2003. Metabolisme tubuh larva tergantung pada kondisi lingkungan, peningkatan suhu tubuh mengarah ke peningkatan laju respirasi. Setelah beberapa hari telur menetas menjadi larva. Larva hanya memiliki kegiatan makan, mendapatkan makanan sebanyak-banyaknya untuk pertumbuhannya. Larva dapat tumbuh menjadi besar dan masak, selanjutnya siap memasuki masa pupasi. Pada stadia ini terjadi perubahan-perubahan besar pada badannya, mempersiapkan diri menjadi kupu-kupu dewasa yang bersayap dan dapat terbang Amir dkk, 2003. Kualitas makanan juga berpengaruh terhadap metabolisme serangga dan produksi senyawa sekunder oleh jaringan tanaman telah ditunjukkan