Tabel 4.10 Hasil
Uji F
ANOVAa
Mo del
Sum of Squares
df Mean
Square F
Sig. 1
Regression 18.174
4 4.544
14.380 .000a
Residual 17.694
56 .316
Total 35.868
60
Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2008 Lampiran 12 Hasil uji F yang ditampilkan dalam tabel 4.13 menunjukkan bahwa
nilai F hitung adalah 14,380 dengan tingkat signifikansi 0,000 0,005. Dengan menggunakan fungsi FINV di Microsoft Excel, diperoleh hasil F
tabel untuk FINV 0,05;4,56, adalah 2,5366. Hal ini menunjukkan bahwa F hitung F tabel 14,3802,5366, yang berarti bahwa H
A
diterima, Ho ditolak, artinya variabel bebas NPL, LDR, CAR dan NIM secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap ROA.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Melalui pengujian variabel penelitian secara parsial dapat diketahui
bahwa ada tiga variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan terhadap ROA, yaitu NPL risiko Kredit, CAR risiko modal dan NIM risiko
tingkat bunga, yaitu dengan nilai signifikansi yang berada lebih kecil dari 5 0,05. Sementara variabel LDR risiko likuiditas tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap ROA. NPL yang dalam penelitian ini digunakan untuk mewakilkan risiko
kredit. Dari hasil uji statistik yang dilakukan, risiko kredit memiliki pengaruh negatif terhadap ROA. Risiko kredit yang semakin besar
diindikasikan oleh nilai NPL yang semakin besar. Sementara berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
persamaan regresi yang terbentuk, dengan meningkatnya NPL sebesar 1 satuan, akan menurunkan ROA sebesar 0,254. Hal ini sejalan dengan teori
yang dikemukakan oleh Ali 2004:41 bahwa risiko yang dimiliki oleh bank akan memberi pengaruh negatif terhadap bank yang bersangkutan.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Supriyatin dan Novianti, menunjukkan hasil yang sama, bahwa risiko kredit memiliki pengaruh
negatif yang signifikan terhadap profitabilitas bank yang dalam penelitian ini diproksikan dalam ROA.
Kredit merupakan aktiva produktif bagi bank. Semakin besar jumlah kredit yang disalurkan bank kepada nasabah, berarti bahwa semakin besar
laba yang diharapkan bank dari bunga kredit yang akan dibayarkan oleh nasabah. Semakin besar jumlah kredit bermasalah yang dimiliki bank akan
memperbesar risiko kredit yang dimiliki oleh bank tersebut. Hal ini akan menyebabkan semakin kecilnya laba yang diterima oleh bank dari bunga
kreditnya dari nasabah. Hal inilah yang akan mempengaruhi pengembalian dari perputaran aktiva bank tersebut, sehingga akan menurunkan ROAnya.
Risiko likuiditas dalam penelitian ini diproksikan dalam LDR. Semakin besar risiko likuiditas yang terjadi, diindikasikan oleh LDR yang
rendah, artinya perbandingan antara dana pihak ketiga yang dimiliki bank lebih kecil dibandingkan dengan kredit yang disalurkan oleh bank tersebut.
Secara teori hal ini seharusnya akan memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan profitabilitas bank karena pihak manajemen semakin mampu
mengelola dana pihak ketiga yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan
Universitas Sumatera Utara
bagi bank. Namun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada uji secara parsial, LDR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA, hal
ini ditunjukkan dari hasil perhitungan t tabel yang lebih besar dibandingkan dengan t hitung 1,9990,924 dan dari hasil signifikansinya yang lebih
besar dari 0,05 0,359 0,05. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Muljono 2002: 139 bahwa bank semakin likuid,
maka akan semakin tidak profitable. Semakin likuidnya bank diindikasikan dengan semakin kecilnya risiko likuiditas yang dimiliki oleh bank tersebut.
Risiko modal dalam penelitian ini diproksikan oleh CAR. Semakin tinggi CAR yang dimiliki oleh suatu bank, berarti akan semakin rendah
risiko modal yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan, karena semakin kecil kemungkinan bank tidak mampu untuk memenuhi komitmen-
komitmen usaha, karena menyediakan modal yang mencukupi. Hal itu akan mempengaruhi ROA bank karena semakin sedikitnya dana pihak ke tiga
yang digunakan untuk menambah permodalannya, akan semakin kecil biaya beban bunga atas dana pihak ketiga tersebut, inilah yang akan memberikan
pengaruh positif terhadap ROA. Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan secara parsial, diperoleh bahwa risiko modal yang diwakilkan
oleh CAR memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA. Hal ini dapat dilihat dari nilai t tabel t hitung 1,9993,421 dan dari nilai
signifikansinya yang berada dibawah 0,05 0,000. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil peneltian yang dilakukan oleh Sukowati, bahwa
CAR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas bank.
Universitas Sumatera Utara
Spread antara pendapatan bunga bank dengan biaya bunga yang dibayarkan oleh bank merupakan penghasilan yang memiliki porsi terbesar
bagi pihak bank dibandingkan dengan penghasilan dari operasional lainnya. Selisih bersih antara bunga yang diterima dan yang dibayarkan oleh bank
ini dihitung dengan NIM Net Interest Margin. Semakin besar nilai NIM berarti bahwa bunga yang diterima oleh bank lebih besar dibandingkan
dengan bunga yang dibayarkannya, yang berarti juga bahwa semakin kecil risiko tingkat bunga yang dimiliki oleh bank. Hal ini akan memberikan
pengaruh positif terhadap ROA bank, karena dengan semakin besarnya jumlah pendapatan bunga bank, akan memperbesar pula laba bersih bank.
Teori ini sejalan dengan hasil uji statistik yang dilakukan penulis. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa NIM berpengaruh secara signifikan terhadap
ROA yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 0,0000,005 dan hasil perhitungan t hitung yang lebih besar dari t tabel,
yang berarti bahwa hipotesis penelitian diterima. Hal yang sama juga dikemukakan dalam hasil penelitian Sukowati, bahwa NIM memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil pengujian variabel penelitian secara simultan yang
dilakukan memalui uji F, diperoleh hasil bahwa variabel bebas yang terdiri dari NPL, LDR, CAR dan NIM secara bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap ROA yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 0,0000,005. Nilai Adjusted R square atau koefisien
determinasi menunjukkan angka sebesar 0,471, mengindikasikan bahwa
Universitas Sumatera Utara
47,1 perubahan dalam ROA dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas dalam penelitian ini. Sementara sisanya sebesar 52,9 disebabkan
oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan variabel bebas dalam
menjelaskan variabel terikat cukup kuat. Secara keseluruhan hasil penelitian ini menyatakan bahwa pihak yang
berkepentingan maupun manajemen perbankan dapat memperhitungkan pengaruh risiko usaha yang diproksikan dalam NPL untuk risiko kredit,
CAR untuk risiko modal dan NIM untuk risiko tingkat bunga; dalam menentukan besarnya ROA. Sementara variabel LDR untuk risiko
likuiditas, dianggap kurang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan besarnya ROA. Faktor lain sebesar 52,9 yang dianggap juga
mempengaruhi ROA antara lain terjadi dari kondisi perekonomian negara, faktor-faktor keuangan lain perusahaan, faktor-faktor dalam perpajakan
serta peraturan pemerint
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN DARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan perumusan masalah dan hasil penelitian yang telah dibahas
pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Risiko usaha yang terdiri dari risiko kredit, risiko likuiditas, risiko modal
dan risiko tingkat bunga, secara bersama-sama berpengauh secara signifikan terhadap ROA bank. Koefisien determinasi menunjukkan angka
sebesar 0,471, mengindikasikan bahwa 47,1 perubahan dalam ROA dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas dalam penelitian ini. Hal ini
menunjukkan bahwa pengkombinasian pengukuran alat ukur risiko usaha yang diproksikan dalam rasio finansial, dapat menghasilkan analisis yang
akurat. Sementara, secara parsial, pengaruh variabel bebas dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Risiko kredit yang diproksikan dalam NPL berpengaruh secara
signifikan terhadap ROA bank. Hal ini disebabkan karena hingga saat ini, bank masih mengandalkan kredit sebagai aktiva produktif,
sehingga jika terjadi risiko kredit yang disebabkan karena nasabah gagal dalam membayarkan pokok utang dan bunganya, maka akan
menurunkan penerimaan bank dari kredit. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa secara parsial risiko kredit berpengaruh signifikan
terhadap ROA bank.
Universitas Sumatera Utara