27 8
Promosi dititik penjualan point-of-purchase mencakup pameran dan demonstrasi yang terjadi dititik pembelian atau dititik
penjualan. 9
Kontes, undian berhadiah, dan permainan, mamberi pelanggan kesempatan untuk memenangkan kesempatan untuk memenangkan
sesuatu seperti
uang tunai,
perjalanan, barang
dengan mengandalkan nasib baik atau usaha tambahan.
c. Hubungan Masyarakat public relation
Public relation
merupakan fungsi
manajemen yang
mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur organisasi demi kepentingan publik, dan melaksanakan program aksi
dan komunikasi untuk membentuk pemahaman dan akseptansi publik Fandy Tjiptono, 2008:556.
Public relation berguna untuk membina hubungan baik dengan
berbagai kelompok masyarakat yang berhubungan dengan perusahaan melelui ublisitas yang mendukung, membina citra perusahaan yang
baik dan menangani atau menangkal desas-desus, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan perusahaan.
Kegiatan-kegiatan public relation antara lain: 1
Press Relations Tujuan hubungan dengan pers adalah untuk memberikan
informasi yang pantas atau layak dimuat disurat kabar agar
28 menarik perhatian public terhadap seseorang, produk, jasa atau
organisasi. 2
Produk Publicity Aktivitas
ini meliputi
berbagai upaya
untuk mempublikasikan produk-produk tertentu
3 Corporate Communication
Kegiatan ini mencakup komunikasi internal dan eksternal serta mempromosikan pemahaman tentang organisasi.
4 Lobbying
Merupakan usaha untuk bekerja sama dengan pembuat undang-undang dari pejabat pemerintah sehingga perusahaan
mendapatkan informasi-informasi penting. 5
Conselling Aktivitas yang dilakukan dengan jalan memberi saran dan
pendapat kepada manajemen mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan publik dan mengenai posisi dan citra perusahaan.
d. Penjualan Pribadi personal selling
Personal selling menurut Fajar Laksana 2008:151 adalah
presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih calon
pembeli untuk tujuan menciptakan penjualan. Selain itu personal
selling dapat diartikan sebagai suatu proses membantu dan membujuk
satu atau lebih calon konsumen untuk membeli barangjasa atau bertindak sesuai ide tertentu dengan menggunakan persentasi oral
29 komunikasi tatap muka, melalui telepon, konferensi video, maupun
cara lainnya. Penjualan pribadi memiliki tiga ciri khusus:
1 Pertemuan pribadi
Penjualan pribadi mencakup hubungan langsung dari interaktif antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak dapat
mengamati reaksi-reaksi pihak lain. 2
Perkembangan Hubungan Penjualan pribadi memungkinkan segala jenis hubungan
berkembang, mulai dari hubungan penjualan seadanya sampai hubungan pribadi yang mendalam.
3 Tanggapan
Penjualan pribadi membuat pembeli merasakan suatu kewajiban untuk mendengarkan pembicaraan penjual.
E. Keputusan Pembelian
1. Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah salah satu bentuk perilaku konsumen didalam menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk. Didalam
membeli atau memakai suatu produk tertentu untuk melakukan pengambilan suatu keputusan, konsumen akan melalui suatu proses
dimana proses tersebut merupakan gambaran dari bagaimana konsumen menganalisis berbagai macam input untuk mengambil keputusan dalam
melakukan pembelian.
30 Menurut kotler 2000:190 untuk sampai pada tahap pembelian,
terdapat langkah-langkah dalam proses pembelian dengan suatu tahapan. Proses pengambilan keputusan meliputi serangkaian tahapan meliputi:
identifikasi kebutuhan, pencarian alternatif, evaluasi alternatif, perilaku pembelian, dan perilaku purna beli.
2. Peran Konsumen Dalam Keputusan Pembelian
Keputusan membeli yang dilakukan oleh konsumen dipengaruhi oleh berbagai faktor, demikian pola konsumen-konsumen, terbentuk
karena pengaruh lingkungan Buchari Alma, 2004:96, dibawah ini: a.
Kebudayaan Culture kebudayaan diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya,
dengan demikian selera seorang individu akan menyikapi pola selera yang dilakukan oleh nenek moyangnya.
b. Kelas Sosial Social Class
ini merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai tingkat tertentu, yang memiliki nilai dan sikap yang berbeda dari kelompok
tingkatan lain. c.
Keluarga Family keluarga merupakan lingkungan terdekat dengan individu dan
sangat mempengaruhi nilai-nilai serta perilaku seseorang dalam mengkonsumsi barang tertentu.
31 d.
Klub-klub Refensi Group klub-klub seperti ini ialah klub arisan ibu-ibu, klub olah raga,
klub rekreasi, klub profesi. Referensi grup ini bisa merupakan grup primer, sekunder, atau pemberi aspirasi. Grup primer adalah para
anggota yang saling berkomunikasi satu sama lain. Grup sekunder adalah organisasi yang tidak terlalu banyak berinteraksi tatap muka
dengan individu, seperti organisasi serikat pekerja, organisasi keagamaan, organisasi profesi dan lainnya. Sedangkan grup aspirasi
adalah seseorang yang member aspirasi pada individu untuk memiliki sesuatu.
3. Tahap-tahap Dalam Proses Pengambilan Keputusan Membeli
Proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahap yaitu sebagai berikut kotler, 2005:204.
Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan
1 Pengenalan kebutuhan Need Recognition
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut akan dicetuskan oleh rangsangan
internal atau eksternal. Pengenalan
masalah Pencarian
informasi Evaluasi
alternatif Keputusan
pembelian Perilaku pasca
pembelian
32 2
Pencarian informasi Information Research Konsumen yang terangsang akan kebutuhannya akan
terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Ada dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan
penguatan perhatian. Pada level itu orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin
masuk ke pencarian informasi secara aktif, mencari bahan bacaan, menelpon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk
tertentu. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok :
a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b. Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan
ditoko. c.
Sumber publik: media massa, organisasi penentu peringkat konsumen.
d. Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian, dan pemakaian
produk. 3
Mengevaluasian alternative Evaluation Of Alternatives Beberapa konsep dasar dalam memahami proses evaluasi
konsumen : Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk atau
jasa. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam
33 memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan
itu. 4
Keputusan Pembelian Purchase Decition Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas
merek-merek yang ada didalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai.
Namun dua faktor berikut dapat berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh
mana sikap orang lain, mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu: 1 intensitas sikap negatif orang
lain terhadap alternatif yang disukai konsumen. 2 motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Faktor kedua adalah
faktor-faktor situasi yang yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian.
5 Perilaku Setelah Pembelian Post Purchase Behavior
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Kepuasan pembeli merupakan
fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut.
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Sigit Haryono, dkk 2003 yaitu penelitian tentang “ Analisis Beberapa Atribut Produk dan Bauran Promosi
Serta Implikasinya Terhadap Keputusan Pembelian”. Hasil penelitiannya
34 menunjukan bahwa berdasarkan analisis statistik inferensial diketahui bahwa
variabel merek, bukti fisik, iklan, promosi penjualan, dan rekomendasi personal dari mulut ke mulut secara simultan maupun parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap struktur keputusan pembelian. Penelitian yang dilakukan oleh Bekti Setawati 2006 yaitu penelitian
tentang “Pengaruh Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Kerupuk Rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kec.
Pegandon Kab. Kendal”. Hasil penelitiannya adalah terdapat pengaruh positif antara kualitas produk dan promosi terhadapkeputusan pembelian. besarnya
pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian dapat dilihat dari koefisien determinasinya yaitu sebesar 0.316. Hal ini berarti bahwa secara
parsial faktor kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 31.6. sedangkan koefisien determinasi untuk variabel promosi
sebesar 0.128. Hal ini berarti bahwa secara parsial faktor promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 12.8.
Penelitian yang dilakukan oleh Desi Siswana 2007 yaitu penelitian tentang “ Pengaruh Kenaikan Harga Tiket Terhadap Keputusan Pembelian
Pada CV. DR Himpak Medan”. Penelitiannyan menggunakan metode deskriptif dan metode regresi linier sederhana dan hasil penelitiannya adalah
kenaikan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Penelitian yang dilakukan oleh Asih Purwanto 2008 yaitu penelitian tentang “Pengaruh Kualitas Produk, Promosi dan Desain Terhadap
35 Keputusan Pembelian Kendaraan Bermotor Yamaha MIO”. Berdasarkan hasil
analisis regresi linier berganda dari uji t diperoleh temuan bahwa secara parsial kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
produk sepeda motor Yamaha Mio, sedangkan promosi dan desain berpengaruh signifikan pada tarap 5. Dari hasil uji F bahwa secara simultan
kualitas produk, promosi dan desain berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk sepeda motor Yamaha Mio dimana nilai F
hitung F tabel. Kualitas produk mempunyai pengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian produk sepeda motor Yamaha Mio Diperoleh
nilai R square sebesar 0,255, yang artinya variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 25,5 sedangkan sisanya sebesar 74,5
dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Purwani 2009 yaitu penelitian
tentang “ Pengaruh Produk, Harga dan Faktor Emosional Konsumen Terhadap Keputusan Membeli Sabul Lux Cair Studi Kasus Mahasiswi
Manajemen Fakultas Ekonomi USU”. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa uji F yaitu variable produk, harga dan faktor emosional secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sabun lux. Uji t yaitu bahwa variabel produk berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap keputusan pembelian sabun lux, sedangkan variabel harga dan variabel emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian sabun lux, dan untuk pengujian determinan R
2
variabel independen yaitu variabel produk, harga dan faktor emosional mampu
36 menjelaskan terhadap variabel terikatnya yaitu keputusan pembelian sebesar
21,9 . Penelitian yang dilakukan oleh DR. Beby Karina Fawzeea, SE. MM
2010 yaitu penelitian tentang “ Pengaruh Penetapan Harga dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bioskop 21 Sun Plaza
Medan”. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel harga X
1
dan promosi X
2
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada bioskop 21 Sun Plaza Medan dapat diketahui dengan nilai Fhitung sebesar
148,229 dan nilai koefisien determinan r
2
sebesar 0,518.
G. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan sebuah sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan
gambaran secara sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan Abdul Hamid,
2007:27. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis perlu
dijelaskan hubungan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel. Kerangka berpikir dalam suatu
penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih Sugiyono, 2008:88.
37
Gambar 2.2 Kerangka pemikiran konseptual
H. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian.
Kualitas Produk X1 Harga X2
Keputusan Pembelian Y
Uji Validitas dan Reabilitas
Analisis Regresi Berganda
Kesimpulan dan Implikasi Promosi X3
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang manajemen pemasaran, yang berfokus pada kualitas produk, harga dan promosi sebagai variabel
independen dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian sebagai variabel dependen. Objek penelitian ini adalah produk handphone Esia, sedangkan
subjek penelitian ini adalah para mahasiswa Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta yang menggunakan produk handphone Esia.
B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel
Sampel dapat didefinisikan sebagai suatu bagian yang ditarik dari populasi. Sedangkan populasi sendiri merupakan jumlah keseluruhan yang
mencakup semua anggota yang diteliti Istijanto, 2009:113. Populasi pada penelitian ini adalah semua mahasiswa yang menggunakan handphone Esia.
Teknik sampling yang akan digunakan pada penelitian ini adalah judgement sampling
yaitu metode pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata. Jika calon respenden tersebut
sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan, siapapun responden yang bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui dapat dijadikan sebagai
elemen-elemen sampel penelitian Abdul Hamid, 2007:29. Menurut Roscoe, 1982:253 dalam Sugiyono 2009:129 jumlah
minimum sampel yang diperkenankan adalah 10 kali jumlah variabel. Dalam
39 penelitian ini terdapat 4 variabel independen dan dependen, jikan dikalikan
10 maka 40 sampel sudah bisa digunakan. Sehingga dalam penelitian ini penulis menggunakan jumlah 70 sampel yang dianggap cukup dalam
penelitian ini jadi sampel yang dibutuhkan adalah sebanyak 70 orang mahasiswa yang menggunakan handphone Esia.
C. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat penelitian ini menggunakan dua macam data yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Menurut Istijanto 2009:44 data primer adalah data asli yang di kumpulkan secara langsung dari sumbernya oleh peneliti untuk
menyatakan masalah risetnya secara khusus. Pada penelitian ini, pengumpulan dan pengolahan data lebih menggunakan kuesioner
angket. Adapun metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer
antara lain : a.
Kuesioner Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan
oleh periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan
Istijanto, 2009:69.
40 b.
Wawancara Wawancara merupakan metode yang di gunakan untuk
memperoleh informasi secara langsung, mendalam, tidak terstruktur, dan individual Malhotra dalam Istijanto 2009:49.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari luar objek yang diteliti, akan tetapi memiliki hubungan dengan data yang telah
dikumpulkan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Data sekunder digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan,
gambaran pelengkap ataupun untuk diproses lebih lanjut. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
penelitian secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip data dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data skunder dapat
diperoleh dari buku-buku, jurnal, internet, dan sumber bacaan lainnya yang berhubungan dengan topik yang sedang diteliti.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan riset kausal. Riset kausal merupakan riset yang memiliki tujuan
utama membuktikan hubungan sebab akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang diteliti Istijanto, 2009:31.
41 Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan skala
Likert. Skala ini meminta responden untuk menunjukkan tingkat persetujuan atau ketidak setujuannya terhadap serangkai pernyataan tentang suatu obyek.
Skala Likert banyak digunakan dalam riset-riset pemasaran yang menggunakan metode survei dan dapat dikategorikan sebagai skala interval
Istijanto, 2009:90
Tabel 3.1 Skala Likert
Sangat setuju Setuju
Ragu Tidak
Setuju Sangat Tidak
Setuju 5
4 3
2 1
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Suatu alat ukur dikatakan valid apabila dapat menjawab secara cermat tentang variabel yang diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid
jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian valliditas ini
menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor.
Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka butir
pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya Ghozali, 2005 : 45.
42 b.
Uji Reliabilitas Instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan
data dalam waktu yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas
dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Uji reliabilitas ini menggunakan
program SPSS Ver 17.0 dengan uji statistik Cronbach Alpha . Suatu konstruksi atau Variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai Cronbach Alpha 0,60.Ghazali, 2005:42. 2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi,
maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
43 1
Nilai R
2
yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak mempengaruhi variabel dependen. 2
Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
umumnya diatas 0,90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Jika dibawah 0,90, maka tidak adanya
multikolonieritas. 3
Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor
VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1Tolerance. Nilai yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance
0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir.
Misal nilai Tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolonieritas 0,95 Ghozali, 2005:91.
b. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
44 ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas
karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran, yaitu kecil, sedang, dan besar.
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi
variabel terikat dependen, yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di studentized. Jika ada pola tertentu,
seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka
mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Sedangkan jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005:105.
45 c.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada
dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Salah satu cara
termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus
diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali, 2005:110.
a. Analisis Regresi Linear Berganda 1. Regresi Linear Berganda
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda Multiple Regresion,
46 penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang
mempengaruhi dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui adakah
pengaruh kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian.
Perumusan model analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
Dimana: Y = Variabel dependen yang diprediksikan terikat
a = konstanta b
1
= koefisien regresi kualitas produk b
2
= koefisien regresi harga b
3
= koefisien regresi promosi X
1
= kualitas produk X
2
= harga X
3
= promosi = standar error
2. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. pada penelitian ini R
Square yang digunakan adalah R
Square yang
Y=a+b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ €
47 sudah disesuaikan atau Adjusted R Square Adjusted R
2
karena disesuaikan dengan jumlah variabel yang digunakan dalam
penelitian. Nilai Adjusted R
2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model Ghozali,
2005:83. b. Uji Hipotesis
a. Uji signifikan parameter individual uji statistik t Uji t digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel
eksogen terhadap variabel endogen secara parsial. Bila t
hitung
lebih besar atau lebih kecil dari t
tabel
atau nilai signifikan lebih kecil dari 5 = 5 = 0,05 maka H
o
ditolak H
1
diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel eksogen
terhadap variabel endogen. Untuk menghitung t
hitung
digunakan rumus sebagai berikut: t
hitung
= sb
bi
Keterangan : bi
= koefisien variabel ke i sb
= kesalahan standar sb adalah kesalahan standar error dari koefisien regresi
dengan rumus matematis sebagai berikut:
48 sb =
n x
x se
2 3
− se adalah standar error sampel yang dirumuskan sebagai
berikut: se =
2
2
− n
e
b. Uji signifikansi simultan uji statistik F Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model
regresi tersebut. Bila nilai F
hitung
lebih besar dari F
tabel
atau tingkat signifikannya lebih kecil dari 5 = 5 = 0,05 maka hal ini
menunjukkan bahwa H
o
ditolak dan H
o
ditolak yang berarti bahwa terdapat peengaruh yang signifikan antara variabel eksogen
kualitas produk, harga, dan promosi terhadap variabel-variabel endogen keputusan pembelian. Untuk menghitung F
hitung
digunakan rumus sebagai berikut: F =
1 2
2
1 2
−
− −
k n
R R
Keterangan : R
2
= Koefisien Determinasi n
= Jumlah pengamatan atau sampel K
-1
= Jumlah variabel eksogen
49
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 3 variabel bebas independen dan 1 variabel terikat dependen , yaitu sebagai berikut:
1 Variabel bebas X :
X1 = Kualitas Produk X2 = Harga
X3 = Promosi 2
Variabel terikat Y : Y = Keputusan Pembelian.
50
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Variabel Indikator
Skala
Kualitas Produk X1
• Produk telepon selular esia mempunyai
suara yang jernih •
Esia memudahkan layanan komunikasi dalam dan luar kota
• Dalam menawarkan produk barunya esia
memberikan fitur internet, radio, Mp3 •
Telepon selular esia memiliki ketahanan terhadap kerusakan dalam jangka waktu
Ordinal
Harga X2 •
Keterjangkauan harga
produk mempengaruhi anda dalam melakukan
pembelian telepon selular esia •
Harga aksesoris produk telepon selular esia
mempengaruhi anda
dalam melakukan pembelian telepon selular
esia •
Kesesuaian harga dengan produk mempengaruhi anda dalam pembelian
telepon selular esia Ordinal
Promosi X3 •
Iklan yang ditampilkan esia menarik anda untuk melakukan pembelian
• Iklan
yang disampaikan
dapat memberikan informasi akan produk
telepon selular esia •
Mudah mendapatkan brosur di gerai esia terdekat
• Komunikasi langsung face to face
untuk memperkenalkan produk telepon Ordinal
51 selular esia memberikan informasi untuk
melakukan pembelian •
Komunikasi yang dilakukan oleh esia meyakinkan anda untuk melakukan
pembelian telepon selular esia •
Esia sering mengadakan acara khusus event
• Esia
sewaktu-waktu memberikan
potongan harga
pada tarif
komunikasinya Keputusan
Pembelian Y
• Anda membeli telepon selular esia
karena sesuai dengan keinginan dan selera anda
• Anda membeli telepon selular esia
karena mendapat referensi dari teman atau kerabat
• Kemudahan
dalam menggunakan
telepon selular esia menjadi alasan anda untuk melakukan pembelian
• Promosi yang dilihat atau didengar
menjadi alasan anda untuk melakukan pembelian telepon selular esia
• Mudah mendapatkan informasi tentang
telepon selular esia menjadi alasan anda melakukan pembelian
• Sebelum anda melakukan keputusan
pembelian, anda telah mendapatkan informasi
yang berkenaan
dengan produk telepon selular esia
• Penawaran khusus yang diberikan
Ordinal
52 telepon selular esia menjadi alasan anda
melakukan pembelian •
Harga yang terjangkau menjadi alasan anda melakukan pembelian telepon
selular esia •
Kemudahan menemukan lokasi geray esia
yang menjadi
alasan anda
melakukan pembelian •
Setelah membeli produktelepon selular esia anda merasa puas
53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1 Sejarah Bakrie Telecom
PT. Bakrie Telecom adalah perusahaan operator telekomunikasi berbasis CDMA di Indonesia. Bakrie Telecom memiliki produk layanan
dengan nama produk Esia, Wifone, Wimode, dan BConnect. Perusahaan ini sebelumnya dikenal dengan nama PT Ratelindo, yang didirikan pada
bulan Agustus 1993, sebagai anak perusahaan PT Bakrie Brothers Tbk yang bergerak dalam bidang telekomunikasi di DKI Jakarta, Banten dan
Jawa Barat berbasis Extended Time Division Multiple Access ETDMA. Pada bulan September 2003, PT Ratelindo berubah nama menjadi
PT Bakrie Telecom, yang kemudian bermigrasi ke CDMA2000-1x, dan memulai meluncurkan produk Esia. Pada awalnya jaringan Esia hanya
dapat dinikmati di Jakarta, Banten dan Jawa Barat, namun sampai akhir 2007 telah menjangkau 26 kota di seluruh Indonesia dan terus berkembang
ke kota-kota lainnya. Pada tahun 2006, Bakrie Telecom telah go public dengan mendaftarkan sahamnya dalam Bursa Efek Jakarta BEJ.
Modal Bakrie Telecom yang paling mendasar adalah kepercayaan masyarakat yang telah memilihnya sebagai operator yang memenuhi
kebutuhan telekomunikasi pelanggannya. Bakrie Telecom punya tanggung jawab besar untuk memastikan layanan Esia dapat memenuhi harapan
54 mereka. Karena itu sudah pada tempatnya jika focus perhatian usaha
Bakrie Telecom lebih diarahkan pada upaya peningkatan kualitas layanan. 2
Model Bisnis Bakrie Telcom Model bisnis budget operator, merupakan kunci atas kinerja luar
biasa yang dicapai dalam dua tahun terakhir. Hal ini dapat disimpulkan menjadi lima elemen utama, yaitu:
a. Dengan mebuat layanan yang sederhana, mudah dipahami dan mudah
digunakan, sehingga dapat dinikmati oelh semua orang. b.
Memberikan layanan inovatif yang terjangkau dan value for money. c.
Fokus dalam menciptakan merk yang melekat kuat dibenak masyarakat. d.
Memiliki komposisi pelanggan yang seimbang antara single user, dual user
dan switcher. e.
Mempertahankna biaya belanja modal dan operasi yang efisien sesuai dengan model bisnis budget operator.
3 Visi Bakrie Telcom adalah memberikan kehidupan yang lebih baik bagi
mayarakat Indonesia dengan menyediakan konektivitas informasi. 4
Misi Bakrie Telecom adalah menyediakan konektivitas informasi yang berkualitas dengan harga terjangkau.
5 Sturktur Organisasi Bakrie Telecom.
55
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
DD
6 Karakteristik Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menggunakan telepon selular esia. Sedangkan
jumlah sampel yang dipilih sebanyak 70 responden. Dewan Komisaris
Direktur Utama
Wakil Direktur Utama commerce
Wakil Direktur Utama NW
Services
Direktur Bidang Hukum
Direktur Corporete
Direktur Keuangan
56
a. Jenis Kelamin
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden
Frekuensi Persentase
Pria 23
32.9 Wanita
47 67.1
Total 70
100 Sumber : Data diolah, 2010
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, mayoritas responden adalah wanita, yaitu sebanyak 47 responden atau sebanyak
67.1 dan sisanya sebanyak 23 responden atau 32.9 adalah pria. Hal ini berarti, bahwa banyaknya responden wanita yang menggunakan telepon
selular esia di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah wanita.
b. Usia