PPN Pegawai Pencatat Nikah Wakil PPN

penerimaan rujuk. Apabila PPN tidak ada atau berhalangan, pekerjaannya dilakukan oleh Wali PPN. Apabila Wakil PPN itu lebih dari satu maka Kepala PPN menetapkan salah satu Wakil PPN itu untuk melaksanakan tugas PPN.

3. Pembantu Pegawai Pencatat Nikah P3N.

Pembantu PPN adalah pemuka agama Islam di desa yang ditunjuk dan diberhentikan oleh Kepala Bidang Urusan Agama IslamBidang Bimas IslamBidang Bimas dan Binbaga Islam atas nama Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi berdasarkan usul Kepala Seksi Urusan Agama IslamSeksi bimas Islam atas nama Kepala Kantor Departemen Agama KabupatenKota setelah mendengar pendapat BupatiWalikota setempat. Akhirnya, berdasarkan Pasal 2 KMA No. 517 Tahun 2001 tentang Penataan Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan, maka tugas KUA adalah melaksanakan sebagian tugas Kantor Departemen Agama KabupatenKota di bidang Urusan Agama Islam dalam wilayah kecamatan. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, maka KUA melaksanakan fungsi : 12 a. Menyelenggarakan statistik dan dokumentasi. b. Menyelenggarakan surat menyurat, pengurusan surat, kearsipan, pengetikan, dan rumah tangga KUA kecamatan. c. Melaksanakan pencatatan nikah, talak, dan rujuk, mengurus dan membina masjid, zakat, wakaf, baitul maal dan ibadah sosial, kependudukan dan 12 Tarsa dan Farid Wadjdi, Tata Cara Pelayanan Prima Kantor Urusan Agama Kecamatan, Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama 2005. h. 10 pengembangan keluarga sakinah sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji. 13 Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

D. Kriteria Penghulu Ilegal

Terkait dengan kriteria penghulu ilegal, seseorang dapat dikatakan sebagai penghulu yang tidak sah atau tidak resmi dalam melakukan pencatatan perkawinan, maka dapat di kategorikan kedalam dua kriteria berikut : 1. Seseorang yang tidak mempunyai kewenangan yang diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan, maksudnya adalah ketika ada seseorang bukan atas dasar kewenangan yang diberikan oleh peraturan perundangan- undangan melakukan tugas dan kewenangan seperti penghulu, maka perbuatannya tersebut termasuk perbuatan yang tidak sah. 2. Pengulu yang sah dan diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan, akan tetapi dia menyalahgunakan kewenangan atau posisinya tersebut yang tidak sesuai dengan perintah dan amanat undang-undang. Kriteria penghulu ilegal pertama ini secara murni tidak mempunyai kewenangan sebagai penghulu, akan tetapi melakukan perbuatan seperti penghulu yang sah secara hukum. Contohnya; seorang ustadz atau tokoh masyarakat bertindak sebagaiaman layaknya seorang penghulu, padahal ia belum atau tidak 13 Sesuai Peraturan Menteri Agama No. 3 Tahun 2006. Ditjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji sekarang dipisah menjadi dua: yaitu Ditjen Bimas Islam dan Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh.