perkawinan telah dipenuhi, dan apakah tidak terdapat halangan menurut Undang- undang.  Demikian  pula  meneliti  surat-surat  yang  diperlukan  Pasal  5  dan  6  PP
buku ini. Apabila  ternyata  dari  hasil  penelitian  itu  terdapat  halangan  perkawinan
atau  belum  dipenuhi  syarat-syarat  yang  diperlukan  maka  keadaan  itu  segera diberitahukan  kepada  calon  mempelai  atau  kepada  orang  tua  atau  kepada
wakilnya  pasal  7  ayat  2 – PP. Bila pemberitahuan itu telah dipandang cukup
dan memenuhi syarat-syarat  yang diperlukan serta tidak terdapat halangan untuk kawin,  maka  Pegawai  Pencatat  membuat  pengetahuan  tentang  pemberitahuan
kehendak  melangsungkan  perkawinan,  menurut  formulir  yang  telah  ditetapkan, dan  menempelnya  di  Kantor  Pencatatan  yang  mudah  dibaca  oleh  umum.
Pengumuman  serupa  itu  juga  dilakukan  di  Kantor  Pencatatan  yang  daerah hukumnya  meliputi  tempat  kediaman  masing-masing  calon  mempelai  pasal  8
dan Penjelasan pasal 9 PP.
17
Bab  III  pasal  7  dijelaskan  bahwa  Pegawai  Pencatat  Nikah  PPN  atau P3NTR yang menerima pemberitahuan kehendak Nikah memeriksa calon suami,
calon  isteri  dan  wali  Nikah,  tentang  ada  atau  tidaknya  halangan  pernikahan  itu dilangsungkan  baik  halangan  karena  melanggar  hukum  munakahat  atau  karena
melanggar Peraturan Perundang-undangan tentang Perkawinan.
18
17
Nasir  Muchtar,  KH.  Pelaksanaan  Undang-undang  perkawinan  Suatu  Tinjauan Administratif, Jakarta,Jakarta: Dirjen Bimas Islam seminar, h. 3
18
Ibid, h. 5.
Jadi pasal ini mempunyai dua aspek pelanggaran: a.
Terhadap hukum agama. b.
Terhadap peraturan perundang-undangan tentang perkawinan.
2. Dasar Hukum Perkawinan dan  Pencatatan Perkawinan
Perkawinan  mempunyai  peranan  penting  bagi  manusia  dalam  hidup  dan perkembangannya.  Untuk  itu  Allah  melalui  utusan-Nya  memberikan  suatu
tuntunan  mengenai  perkawinan  ini  sebagai  dasar  hukum.  Adapun  dasar perkawinan  dalam  Islam  adalah  firman  Allah  dalam  kitab  suci  al-
Qur’an diantaranya :
Firman Allah dalam surat an-Nur ayat 32:
 
 
 
 
 
 
 
 
 
.
Artinya : Dan  kawinkanlah  orang-orang  yang  sendirian  diantara  kamu,  dan
orang-orang  yang  layak  berkawin  dari  hamba-hamba  sahayamu  yang  lelaki dan  hamba-hamba  sahayamu  yang  perempuan.  jika  mereka  miskin  Allah  akan
memampukan  mereka  dengan  karunia-Nya.  dan  Allah  Maha  Luas  pemberian- Nya lagi Maha mengetahui. QS. An-Nuur: 32
Dan firman Allah dalam surat ar-Rum ayat 21:
Artinya : Dan  di  antara  tanda-tanda  kekuasaan-Nya  ialah  Dia  menciptakan
untukmu  isteri-isteri  dari  jenismu  sendiri,  supaya  kamu  cenderung  dan  merasa tenteram  kepadanya,  dan  dijadikan-Nya  diantaramu  rasa  kasih  dan  sayang.
Sesungguhnya  pada  yang  demikian  itu  benar-benar  terdapat  tanda-tanda  bagi kaum yang berfikir. QS. Ar-Ruum: 21
Disamping  ayat-ayat  di  atas  ada  juga  hadist  nabi  yang  berisi  anjuran- anjuran  perkawinan  diantaranya  bahwa  perkawinan  itu  dianjurkan  bagi  orang-
orang yang telah dianggap mampu dan mempunyai kesanggupan memelihara diri dari  kemungkinan-kemungkinan  melakukan  perbuatan  yang  tercela  terlarang.
Maka perkawinan lebih baik baginya. Sabda Nabi SAW:
Artinya: Telah  menceritakan  kepada  kami  Abdan  dari  Abu  Hamzah  dari  Al
Amasy  dari  Ibrahim  dari  Alqamah  berkata;  Ketika  aku  sedang  berjalan bersama  Abdullah  radliallahu  anhu,  dia  berkata:  Kami  pernah  bersama  Nabi
shallallahu  alaihi  wasallam  yang  ketika  itu  Beliau  bersabda:  Barangsiapa yang  sudah  mampu  menafkahi  keluarga,  hendaklah  dia  kawin  menikah
karena menikah itu lebih bisa menundukkan pandangan dan lebih bisa menjaga kemaluan.  Barangsiapa  yang  tidak  sanggup  manikah  maka  hendaklah  dia
berpuasa karena puasa itu akan menjadi benteng baginya. HR. Bukhari
19
Muhammad  Ibn  Ismail  Abu  Abdullah  al-Bukhari  al-jafiy,  Shahih  Bukhari,  Beirt:  Daar Ibnu Katsir, 1987, Juz. II, No. 1772,  h. 673