Pengertian Penghulu PENGHULU SEBAGAI

satu tangan dan Instruksi Kepala Jawatan Urusan Agama Nomor 5 tahun 1961 menyatakan bahwa untuk dapat diangkat menjadi PPN harus lulus testing. Oleh karena itu para pejabat yang berwenang untuk mengangkat dan memberhentikan PPN harus memperhatikan benar tentang kedua hal tersebut di atas. Dalam hal ini terutama sekali adalah Kepala Bidang Urusan Agama IslamBidang Bimas IslamBidang Bimas dan binbaga Islam di Provinsi karena ia yang mengusulkan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama yang bersangkutan. Sejak berlakunya Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, maka PPN hanya mengawasi nikah dan menerima pemberitahuan rujuk saja. PPN tidak mengeluarkan Kutipan Buku Pendaftaran Talak dan Kutipan Buku Pendaftaran Cerai kepada pihak-pihak yang bersangkutan karena proses cerai talak dan cerai gugat diselesaikan di depan sidang Pengadilan Agama dan sekaligus Pengadilan Agama mengeluarkan Akta Cerai Talak dan Cerai Gugat bagi yang bersangkutan.

B. Penghulu Dalam Fiqh Islam dan Undang-Undang

Berkaitan dengan pencatatan perkawinan, pada awalnya hukum Islam tidak secara konkret mengaturnya. Pada masa Rasulullah SAW maupun sahabat belum dikenal adanya pencatatan perkawinan. Waktu itu perkawinan sah apabila telah memenuhi rukun dan syarat-syaratnya. Untuk diketahui warga masyarakat, pernikahan yang telah dilakukan hendaknya dii’lankan, diumumkan kepada khalayak luas, antara lain melalui media walimatul-ursy. Rasulullah SAW bersabda: Artinya : Umumkanlah pernikahan dan pukullah rebana. Selanjutnya Beliau bersabda : Artinya : Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yahya dari Humaid dari Anas dia berkata; Abdurrahman datang kepada kami, lalu Nabi SAW mempersaudarakan antara dia dengan Sad bin Ar Rabi. Lalu Nabi SAW bersabda: Adakanlah walimah walau dengan seekor domba. H.R. Bukhari 2 Muhammad Ibn Yazid Abu Abdullah al-Qazwainiy, Sunan Ibnu Majah, Beirut: Dar al-Fikr, tt, Juz. I, No. 1895, h. 611. Lihat juga Muhammad Ibn Isa Abu Isa at-Tirmidzi as-Silmiy, Sunan at- Tirmidzi, Beirut: Dar Ihya at-Turats al-Arabi, tt, Juz. III, No. 1089, h. 398 3 Muhammad Ibn Ismail Abu Abdullah al-Bukhari al-jafiy, Shahih Bukhari, Beirt: Daar Ibnu Katsir, 1987, Juz. V, No. 5618, h. 2258