BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Kharisma Abadi Jaya adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan mesin-mesin produksi pabrik kelapa sawit yang didirikan oleh
Bapak Ir. H. Zainuddin. Pada awalnya perusahaan ini berbentuk perseroan komanditer yaitu CV. Kharisma Abadi. CV. Kharisma Abadi ini didirikan pada
tanggal 3 April 2002 yang beralamat di Jl. Bubu no. 53 Kel. Sidorejo Kec. Medan Tembung. Pada saat itu CV. Kharisma Abadi hanya bergerak pada bidang
perbengkelan yang meliputi kegiatan perawatan, pemeliharaan dan perbaikan repair untuk sterilizer pada pabrik kelapa sawit. Sejak tanggal 22 Oktober 2008,
CV. Kharisma Abadi telah berubah dari perseroan komanditer menjadi perseroan terbatas PT Kharisma Abadi Jaya . PT. Kharisma Abadi Jaya berkantor pusat di Jl.
Suluh No. 127A dan fabrikasi di Jl. Pasar II Tanjung Selamat, Saentis Percut Sei Tuan.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Secara garis besar ruang lingkup bidang usaha PT. Kharisma Abadi Jaya memproduksi fruit cages lori, hydro cyclone, multi cyclone, inclided conveyor,
Universitas Sumatera Utara
Direktur Utama Manajer Procurement
Manajer Human Resource
Keuangan Manajer Engineering
Manajer Manufaktur Marketing Sales
Kepala Pabrikasi Kepala Site
Staf erection Securiti
Operator WorkShop
Operator Welding
Hubungan lini Hubungan Fungsional
recycling conveyor, air lock, crene building, elevator dan chimney boiler. Kegiatan produksi pada PT. Kharisma Abadi Jaya disesuaikan dengan pesanan
pelanggan. Selain pengadaan produksi tersebut di atas, PT. Kharisma Abadi Jaya juga melakukan kegiatan perawatan, pemeliharaan dan perbaikan repair untuk
sterilizer pada pabrik kelapa sawit.
2.3. Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi PT. Kharisma Abadi Jaya
Organisasi adalah sekumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan dari orang-
orang atau unit organisasi yang masing-masing memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang tertentu.
Struktur organisasi pada PT. Kharisma Abadi Jaya adalah struktur orginasasi lini-fungsional. Dimana wewenang dan kebijakan pimpinan atau atasan
dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di bawahnya menurut garis vertikal lini. Gambar struktur organisasi pada PT. Kharisma Abadi Jaya dapat dilihat
pada Gambar 2.1.
Sumber : PT. Kharisma Abadi Jaya
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Kharisma Abadi Jaya
Universitas Sumatera Utara
2.3.2. Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.3.2.1. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi karena apabila terdapat kekurangan tenaga kerja maka kegiatan produksi tidak dapat bejalan dengan
semestinya. Dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja, PT. Kharisma Abadi Jaya tidak hanya mempertimbangkan jumlah tetapi juga mempertimbangkan keahlian
dari tenaga kerja baru. Pada umumnya setelah perusahaan merekrut tenaga kerja baru dilakukan proses orientasi, penempatan dan pelatihan training kepada calon
tenaga kerja. Uraian jumlah dan posisijabatan tenaga kerja pada PT. Kharisma Abadi Jaya dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Uraian Jabatan dan Jumlah Tenaga Kerja pada PT. Kharisma Abadi Jaya
No Jabatan
Jumlah 1
Direktur Utama 1
2 Keuangan
1 3
Manajer Engineering 1
4 Manajer Manufaktur
1 5
Manajer Sales 1
6 Manajer Procerrement
1 7
Manajer Human Resource 1
8 Kepala Pabrikasi
1 9
Kepala Site 1
10 Securiti
2 11
Operator Wrok Shop 4
Universitas Sumatera Utara
12 Operator Welding
7 13
Operator Site 10
Total 32
Sumber : PT. Kharisma Abadi Jaya
2.3.2.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya maka dalam organisasi diperlukan personil-personil yang menduduki jabatan tertentu didalam organisasi tersebut
dimana masing-masing personil diberi tugas dan tangung jawab sesuai dengan jabatannya. Adapun tugas dan tangung jawab pada perusahaan ini adalah sebagai
berikut: 1. Direktur Utama
Tugas : a Mengelola perusahaan secara keseluruhan.
b Mengkoordinir serta mengontrol keahlian teknis, usulan proyek, penjualan dan pembelanjaan.
Wewenang : Memberikan wewenang dan persetujuan atas :
a Surat-surat ekstern dan intern. b Pesanan-pesanan pembelian dan pekerjaan.
c Faktur-faktur penjualan.
Universitas Sumatera Utara
d Ekspor dan impor. e Penerimaan dan pengeluaran keuangan.
Tanggung jawab : Bertanggung jawab kepada pemilik perusahaan.
2. Keuangan Tugas :
Menyiapkan transaksi-transaksi pembayaran dan permintaan. Wewenang :
Menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan keuangan diantaranya : a Laporan keuangan perusahaan tiap bulan.
b Faktur-faktur penjualan dan bukti-bukti pembayaran dan penerimaan kas. c Surat berharga, seperti cek dan bilyet.
Tanggung jawab : Bertanggung jawab kepada direktur perusahan atas penerimaan, pengeluaran dan
pembukuan perusahaan. 3. Manajer Engineering
Tugas : Membuat rencana, gambar-gambar dan rincian tentang kebutuhan material.
Wewenang :
Universitas Sumatera Utara
Memberikan persetujuan atas surat-surat sehubungan dengan pembelian material. Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada Direktur Perusahaan terhadap pelaksanaan tugasnya. 4. Manajer Manufaktur
Tugas : a Mengawasi semua pekerjaan produksi dan membuat laporan harian.
b Menetapkan kebijakan-kebijakan untuk dapat meningkatkan efisiensi kerja. Wewenang :
Mempunyai wewenang untuk membuat keputusan harian sehubungan dengan pengawasan pekerjaan di bagian produksi.
Tanggung jawab : Bertanggung jawab kepada Direktur Perusahaan terhadap pelaksanaan produksi
baik dari segi kualitas maupun kuantitas. 5. Manajer Sales
Tugas : Membuat peramalan permintaan terhadap produk dan menyusun rencana
penjualan untuk setiap produk. Wewenang :
Universitas Sumatera Utara
Mengadakan kontrak penjualan produk dengan pihak customer. Tanggung jawab:
Bertanggung jawab kepada Direktur Perusahaan terhadap pelaksanaan tugasnya. 6. Manajer Procerrement
Tugas : Membuat laporan tentang pembelian dan pemakaian bahan di workshop.
Wewenang : Melaksanakan pembelian bahan-bahan yang akan digunakan, baik pembelian dari
dalam maupun luar negeri. Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada Direktur Perusahaan terhadap mutu material yang dibeli.
7. Manajer Human Resource Tugas :
a Melaksanakan kegiatan administrasi umum perusahaan. b Mengatur penempatan tenaga kerja di semua bagian perusahaan.
c Mengatur distribusi surat-menyurat, baik kedalam maupun keluar perusahaan.
Wewenang :
Universitas Sumatera Utara
Memutuskan penerimaan tenaga kerja di perusahaan. Tanggung jawab :
a Membuat laporan mengenai kondisi tenaga kerja di perusahaan. b Bertanggung jawab kepada Direktur Perusahaan terhadap pelaksanaan
tugasnya. 8. Kepala Pabrikasi
Tugas : Mengawasi langsung semua pekerjaan produksi dan mengkoordinasikan para
pekerja. Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada Manajer Manufaktur terhadap koordinasi pelaksanaan produksi
9. Kepala Site Tugas :
Mengawasi langsung semua pekerjaan assembling dan membuat laporan harian lapangan.
Wewenang : Mempunyai wewenang untuk membuat keputusan harian sehubungan dengan
proses assembling di lapangan.
Universitas Sumatera Utara
Tanggung jawab : Bertanggung jawab kepada Manager Manufacturing terhadap pelaksanaan
assembling dari segi kualitas. 10. Securiti
Tugas : Melaksanakan pengamanan perusahaan baik dari dalam ataupun luar lingkungan
perusahaan. Wewenang :
Mengambil tindakan untuk keselamatan lingkungan perusahaan. Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada Human Resoucer Manager terhadap pelaksanaan tugasnya.
11. Operator Work Shop Tugas :
a Melaksanakan semua pekerjaan benda-benda kecil dan part pendukung proses produksi
Wewenang : Mempunyai wewenang untuk membuat keputusan harian sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan di bagian produksi.
Universitas Sumatera Utara
Tanggung jawab : Bertanggung jawab kepada Kepala fabrikasi terhadap pelaksanaan produksi baik
dari segi kualitas maupun kuantitas.
12. Operator perakitan Tugas :
a Melaksanakan semua pekerjaan proses produksi pembuatan lorri Wewenang :
Mempunyai wewenang untuk membuat keputusan harian sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan di bagian produksi.
Tanggung jawab : Bertanggung jawab kepada Kepala fabrikasi terhadap pelaksanaan produksi baik
dari segi kualitas maupun kuantitas. 13. Operator Site
Tugas : Melaksanakan semua pekerjaan assembling dan membuat laporan harian
lapangan. Wewenang :
Universitas Sumatera Utara
Mempunyai wewenang untuk membuat keputusan harian sehubungan dengan proses assembling di lapangan.
Tanggung jawab : Bertanggung jawab kepada kepala site terhadap pelaksanaan assembling dari segi
kualitas.
2.3.2.3. Jam Kerja
Pada pelaksanaan aktivitas kerja, PT. Kharisma Abadi Jaya memakai waktu kerja selama enam hari setiap minggunya yaitu mulai dari Senin sampai Sabtu.
Dan pada setiap hari kerja terdiri dari satu shift yang uraiannya dapat dilihat pada Tabel 2.2. Satu hari pekerja bekerja selama 8 jam sesuai dengan peraturan
Depnaker, jika lebih dari jam yang ditentukan maka dianggap lembur.
Tabel 2.2. Jam Kerja PT. Kharisma Abadi Jaya Hari
Jam Kerja Keterangan
Senin – Kamis 08.30 – 12.00
Kerja 12.00 – 13.00
Istirahat 13.00 – 16.00
Kerja
Jumat 08.30 – 12.00
Kerja 12.00 – 13.30
Istirahat 13.30 – 16.00
Kerja Sabtu
08.30 – 12.00 Kerja
Universitas Sumatera Utara
12.00 – 13.00 Istirahat
13.00 – 15.00 Kerja
Sumber : PT. Kharisma Abadi Jaya
2.3.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan
Pada PT. Kharisma Abdai Jaya sistem pengupahan dibagi dua, yaitu untuk karyawan tetap dan karyawan tidak tetap.
Untuk Karyawan Tetap, terdiri dari: a. Gaji pokok
: Rp 1.300.000,- b. Uang makan
: Rp. 210.000,- c. Uang transportasi : Rp. 260.000,-
d. Tunjangan jabatan : Rp. 150.000,- Sedangkan untuk karyawan tidak tetap terdiri dari
a. Gaji pokok : Rp 900.000,-
b. Uang makan : Rp. 210.000,-
c. Uang transportasi : Rp. 260.000,- d. Tunjangan jabatan : Rp. 150.000,-
Pemberian upah untuk pekerja yang bekerja di lantai produksi diberikan setiap hari sabtu sedangkan untuk karyawan staf manajemen diberikan setiap
akhir bulan.
Universitas Sumatera Utara
Selain upah yang tertera di atas, perusahaan juga memberikan tunjangan lain yaitu
a. Upah lembur, upah ini diberikan kepada pekerja yang bekerja melebihi jam kerja yang telah ditetapkan.
b. Tunjangan hari besar keagamaan THR, besarnya tujangan yang diberikan ditentukan oleh peusahaan.
c. Tunjangan kesehatan, dimana apabila terjadi kecelakan kerja di lantai produksi, maka perusahaan akan memebiayai seluruh pengobatan hingga
pekerja sembuh total dan dapat bekerja kembali. Disamping pemberian gaji pokok dan tunjangan-tunjangan tersebut, usaha-
usaha lain yang dilakukkan perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja adalah
a. Jaminan Sosial Tenaga Kerja Jamsostek Diberikan kepada seluruh pekerja tetap berupa :
- Jaminan Kecelakaan Kerja - Jaminan Kematian
- Jaminan Hari Tua - Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
b. Dispensasi Diberikan kepada semua pekerja untuk kepentingan tertentu, misalnya
adanya tugas khusus, menikahkan anak, kemalangan, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Proses Produksi 2.4.1. Bahan
2.4.1.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang ikut langsung dalam proses produksi hingga menjadi produk jadi dimana sifat dan bentuk bahan tersebut akan
mengalami perubahan. Berikut ini adalah bahan baku yang diperlukan untuk pembuatan lori 10
ton : 1.
MS plate ukuran 8mm x 6’ x 20’ 2.
MS plate ukuran 9mm x 6’ x 20’ 3.
MS plate ukuran 15mm x 4’ x 8’ 4.
Besi UNP ukuran 150mm x 6000mm 5.
Besi UNP ukuran 300mm x 90mm x 6000mm 6.
Besi Siku ukuran 75mm x 75mm x 7mm x 6000mm 7.
Besi strip ukuran 9mm x 50mm x 6000mm
2.4.1.2. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang membantu proses produksi tetapi tidak ikut dalan dalam produk akhir. Bahan penolong dalam pembutan lori dan chinmey
boiler adalah LPG dan oksigen. LPG dan Oksigen ini digunakan dalam proses pemotongan plat sesuai dengan ukuran yang dinginkan
Universitas Sumatera Utara
2.4.1.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada proses pengolahan untuk melengkapi dan memperbaiki mutu dari produk yang dihasilkan oleh suatu
proses produksi dan merupakan bagian dari produk akhir produk dan ikut dalam proses produksinya tetapi pemakaiannya relatif sedikit. Adapun yang tergolong
sebagai bahan tambahan pada pembuatan lori adalah cat tahan panas.
2.4.2. Uraian Proses Produksi
PT. Kharisma Abadi Jaya memproduksi berbagai mesin-mesin yang digunakan dalam pabrik kelapa sawit. Tetapi proses yang diuraikan disini hanya
proses pembuatan lori. Adapun uraian proses produksi pada pembuatan lori:
1. Pengukuran Pada tahap ini plat besi yang akan dipotong diukur dan diberi tanda garis
potong mengunakan pensil khusus dan mal sesuai dengan spesifikasi gambar yang sudah dirancang. Selain pemberian tanda garis potong, pada plat besi juga diberi
nomor identifikasi, jarak lubang baut, diameter lubang baut dan jumlah lubang baut. Dalam pemberian tanda harus akurat dan jelas serta dipertimbangkan
penyusutan, perubahan bentuk dan toleransi ukuran akhir yang diijinkan. 2. Pemotongan
Universitas Sumatera Utara
Pada tahap ini, plat besi yang sudah diukur dan diberi tanda dipotong. Pemotongan ini dilakukan dengan menggunakan mesin flame cutting. Prinsip
kerja flame cutting ini adalah plat besi dipotong dengan api yang menggunakan oxy-acetylene torchoxy-acetylene flamenyala api yang didapat dari zat asam dan
asetilin gas karbit tekanan tinggi dari silinder-silinder besi terpisah. Nyala api dapat digunakan secara eksterisif untuk memotong material sampai ukuran yang
dibutuhkan. Selain itu juga dapat dipakai untuk memotongan bentuk lengkung dan bentuk-bentuk lain yang kompleks. Pada pemotongan dengan menggunakan api,
secara prinsip pemotongan harus dilakukan dengan memakai peralatan automatic gas cutting.
3. Pengeboran Pengoboran ini dilakukan dengan menggunakan mesin bor, dimana plat besi
yang sudah diberi tanda pada saat pengkuran diberi lubang sesuai dengan diameternya. Mesin bor yang digunakan untuk melubangi plat besi adalah mesin
bor tangan portable machine yang dapat berupa mesin bor angin maupun mesin bor elektris.
4. Pengerolan Plat besi yang sudah dipotong dan dibor sesuai dengan ukuran yag telah
ditentukan dirol sampai plat besi melengkung. Proses pengerolan ini menggunkan mesin roll press.
5. Perakitan
Universitas Sumatera Utara
Pada tahap ini komponen-komponen yang telah melalui semua tahapan proses diatas dirakit atau disatukan menjadi satu. Dalam perakitan komponen
harus memperhatikan tanda-tanda yang sudah dicantumkan di plat besi pada saat pengukuran, agar perakitannya tidak melesat dan sesuai dengan spesifikasi
gambar yang dirancang. Plat besi dirakit dengan mengunakan mesin las. 6. Pengecatan
Sebelum proses pengecatan, terlebih dahulu permukaan lori yang selesai dirakit dibersihkan dari karat yang menempel dipermukaan lori menggunakan
mesin gerinda atau sikat kawat. Setelah semua permukaan lori selesai dibersihkan kemudian dilakukan pengecatan dengan warna hitam sebanyak dua kali.
Pengecatan dilakukan sebanyak dua kali agar cat lebih tebal menempel pada permukaan lori. Pengecatan dilakuan menggunakan kuas dengan cat tahan panas.
2.4.3. Mesin dan Peralatan 2.4.3.1. Mesin
Adapun jenis dari mesin-mesin produksi yang digunakan oleh PT. Kharisma Abadi Jaya terlampir pada Lampiran 1.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3.2. Peralatan
Peralatan adalah benda yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan. Peralatan yang digunakan dalam proses produksi pembuatan lori antara lain
adalah: 1. Katrol
2. Dongkrak 3. Rantai Tarik
4. Tang Badan 5. Kawat Las
6. Kuas Selain alat yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan, terdapat alat
yang digunakan untuk melindungi diri ketika melakukan pekerjaan yang disebut dengan Alat Pelindung Diri APD. Adapun bentuk dari Alat Pelindung Diri
APD yang digunakan di PT. Kharisma Abadi Jaya adalah:
1. Safety Helmet
2. Sepatu pelindung safety shoes 3. Sarung Tangan
4. Kaca Mata Pengaman Safety Glasses 5. Masker Respirator
6. Pelindung wajah Face Shield
Universitas Sumatera Utara
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Lean Manufacturing
3.1.1. Definisi Lean Manufacturing
1
1. Pendekatan untuk menuju lean harus sistematis. Menurut The National Institute of Standards and Technology NIST lean
manufacruting adalah : “A systematic approach to identifying and eliminating waste through
continuous improvement, flowing the product at the pull of the customer in pursuit of perfection.”
Walaupun definisi tersebut singkat, namun setidaknya ada tiga hal yang terkadung dalam definisi tersebut.
2. Strategi lean fokus pada eliminasi waste. 3. Adanya perbaikan yang kontinu hingga mencapai kesempurnaan.
Prinsip utama dari Lean manufacturing adalah untuk mengurangi waste pada operasi seperti lead time yang lama, cacat serta pemborosan bahan.
1
IFS. Going Lean Step by step with IFS
Universitas Sumatera Utara
3.1.3. Ciri-Ciri Dan Langkah Implementasi Lean
3.1.3.1. Ciri Lean
2
1. Kecepatan produksi diatur sedemikian rupa sesuai dengan permintaan konsumen
Ada tiga ciri utama perusahaan yang menerapkan Lean manufacturing :
Perusahaan yang menerapkan lean manufacturing mampu berproduksi mengikuti permintaan pasar. Ini berarti bahwa effisiensi lintasan produksi
sangat tinggi. 2.
Pull system Perusahaan yang menerapkan lean manufacturing melakukan produksi hanya
jika ada permintaan dari konsumen. 3. Lot kecil
Melakukan produksi per unit dari awal hingga akhir atau dalam istilah lain disebut one piece flow. Tujuannya adalah untuk menghindari menumpuknya
produk setengah jadi diantara proses.
2
Liker Jeffrey k. The Toyota Way, McGraw-Hill. 2004. P8
Universitas Sumatera Utara
3.1.3.2. Langkah Implementasi Lean
3
1. Mengidentifikasi nilai produk berdasarkan perspektif pelanggan. Langkah-langkah dasar dalam mengimplementasikan Lean manufacturing:
2. Mengidentifikasi value stream mapping untuk setiap produk. 3. Menghilangkan pemborosan yang tidak bernilai tambah dari semua aktivitas
sepanjang proses value stream itu. 4. Mengorganisasikan agar material, informasi, dan produk itu mengalir secara
lancer, efektif dan efisien sepanjang proses value stream menggunakan sistem tarik pull system.
5. Melakukan peningkatan yang kontinu hingga dicapa kesempurnaan.
3.2. Jenis jenis waste
4
1. Waste of over production Dalam Bahasa Jepang waste disebut juga dengan muda dan dalam Bahasa
Indonesia disebut pemborosan. Waste adalah kegiatan-kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah pada produk akhir. Jenis-jenis waste adalah sebagai
berikut:
3
Aple, Wolfgang. Value Stream Mapping forLean Manufacturing Implementation, Worcester Polytechnic Institute, 2007.p 10
4
Askin, Ronald G. Design and analysis of Lean Production systems. John Willey Son.2002.p 353
Universitas Sumatera Utara
Produk yang diproduksi namun tidak dapat dijual merupakan waste. Faktor produksi seperti waktu, operator, dan mesin yang digunakan untuk
membuat produk tersebut seharusnya dapat digunakan untuk membuat produk lain yang dapat dijual atau pun dihemat saja.
2. Waste of motion Pergerakan karyawan dalam mengerjakan produk adalah keniscayaan yang
memang harus terjadi. Namun apabila terjadi gerakan yang tidak menambah nilai tambah bagi produk maka dapat dikategorikan sebagai
waste. Perancangan yang harus dilakukan meliputi tempat kerja, perencanaan proses, menuliskan detail prosedur pekerjaan, dan
pemindahan bahan. 3. Transportation waste
Pada sistem yang didesain dengan bagus, tempat kerja dan tempat penyimpanan berada berdekatan agar perpindahan bahan dekat. Peralatan
diletakkan pada tempat alat tersebut digunakan. Material dipindahkan kedalam proses sesuai dengan kebutuhan.
4. Processing waste Proses yang tidak menambah nilai harus dihilangkan. Perubahan desain
produk sering menyebabkan pengurangan beberapa part pada produk akhir.
5. Waste time Waste time dapat dibagi kedalam dua golongan yakni waiting time dan
queuing time. Waiting time terjadi apabila suatu part sudah siap untuk
Universitas Sumatera Utara
diproses, namun part yang lain yang akan dirakit bersamanya belum siap. Queuing time terjadi apabila suatu part sudah siap untuk dikerjakan,
namun mesin yang akan mengerjakan part tersebut masih mengerjakan pekerjaan yang lain.
6. Defective product
Waste yang timbul akibat memproduksi produk yang cacat.
7. Excess inventory
Waste yang timbul akibat banyaknya inventori. Pengeluaran-pengeluaran akibat inventori antara lain adalah biaya gudang, biaya karena produk
menjadi usang, produk rusak dan opportuniti cost.
3.3. Mistake Proofing poka-yoke