tradisional yang berasal dari Negara lain. Kecendrungan kembali ke alam ini didasari alasan umum bahwa obat bahan alam merupakan bahan aman digunakan
dan mudah didapat. Badan Pengawasan Obat dan Makanan Badan POM selaku badan yang
memiliki otoritas di dalam pengawasan obat dan makanan di Indonesia, terus berupaya untuk memenuhi keinginan masyarakat dengan meningkatkan perannya
didalam melindungi masyarakat dari peredaran obat tradisional yang tidak memenuhi syarat mutu dan keamanan.
Disamping itu Badan POM juga berperan dalam membina industri maupun importerdistributor secara komprehensif mulai dari pembuatan,
peredaran serta distribusi, agar masyarakat terhindar dari penggunaan obat tradisional yang berisiko bagi pemeliharaan kesehatan. Pengawasan yang
dilakukan oleh Badan POM dimulai sebelum produk beredar yaitu dengan evaluasi produk pada saat pendaftaran, inspeksi sarana produksi sampai kepada
pengawasan produk di peredaran.
2.6.1. Definisi Jamu
Definisi jamu atau obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian galenik atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Kurangnya pengetahuan produsen akan
bahaya mengkonsumsi bahan kimia obat secara tidak terkontrol baik dosis maupun cara penggunaanya atau bahkan semata-mata demi meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
penjualan karena konsumen menyukai produk obat tradisional yang bereaksi cepat pada tubuh.
Konsumen yang tidak menyadari adanya bahaya obat tradisional yang dikonsumsinya, apalagi memperhatikan adanya kontra indikasi penggunaan
beberapa bahan kimia bagi penderita penyakit tertentu maupun interaksi bahan obat yang terjadi apabila penggunaan beberapa bahan kimia bagi penderita
penyakit tertentu maupun interaksi bahan obat yang terjadi apabila pengguna obat tradisional sedang mengkonsumsi obat lain, tentunya sangat membahayakan.
Untuk itulah Badan POM secara berkesinambungan melakukan pengawasan yang antara lain dilakukan melalui inspeksi pada sarana distribusi
serta pengawasan produk di peredaran dengan cara sampling dan pengujian laboratorium terhadap produk yang beredar.
2.6.2. Penggolongan Jamu
Pada dasarnya jamu dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu: 1.
Jamu
Inilah jamu tradisional yang diwariskan oleh nenek moyang kita. Di pasaran, kita bisa menjumpainya dalam bentuk herbal kering siap seduh atau siap rebus, juga
dalam bentuk segar rebusan jamu godhok sebagaimana di jajakan para penjual jamu gendong. Demi alasan kepraktisan, kini jamu juga di produksi dalam kapsul
dan dalam bentuk pil siap minum. Pada umumnya jamu dalam kelompok ini di racik berdasarkan resep peninggalan leluhur, yang belum diteliti secara ilmiah.
Universitas Sumatera Utara
Khasiat dan keamananya dikenal secara empiris berdasarkan pengalaman turun- temurun.
2. Herbal terstandar
Sedikit berbeda dari jamu, herbal terstandar umumnya sudah mengalami pemrosesan, misalnya berupa ekstrak atau kapsul. Herbal yang sudah di ekstrak
tersebut sudah di teliti khasiat dan keamanannya melalui uji para klinis terhadap hewan di laboratorium.
Disebut herbal terstandar, karena dalam proses pengujiannya telah diterapkan standar kandungan bahan, proses pembuatan ekstrak, higenitas serta uji
toksisitas untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan racun dalam herbal tersebut.
3. Fitofarmaka
Merupakan jamu dengan kasta tertinggi karena khasiat, keamanan serta standar proses pembuatan dan bahannya telah di uji secara klinis, jamu berstatus sebagai
fitofarmaka juga di jual di apotek dan sering diresepkan oleh dokter.
2.6.3. Kelebihan dan Kekurangan Jamu