3. Setiap unit bahasa adalah fungsional terhadap unit yang lebih besar
maksudnya unit – unit nomina, verba, adverbia, preposisi atau unit lainnya berfungsi dalam tugasnya masing – masing untuk membangun
klausa. Konteks pemakaian bahasa dibatasi sebagai segala sesuatu yang berada di luar
teks atau pemakaian bahasa. Konteks mengacu kepada segala sesuatu yang mendampingi teks. Dalam perspektif LFS konteks mencakup dua pengertian yakni
1konteks linguistik yang disebut konteks internal, 2 konteks sosial konteks eksternal. Jadi LFS tidak hanya suatu teori untuk analisis tertentu, tetapi merupakan
satu kerangka teori linguistik umum yang dapat digunakan untuk melakukan analisis mulai dari tataran fonologi sampai tataran di atas wacana.
2.2 Analisis Wacana
Analisis wacana menggunakan pendekatan linguistik fungsional sistemik yang dipelopori oleh Halliday 1985 dan Matthiessen 1992 dan para pakar sistemik
lain yang memfokuskan analisis pada organisasi kalimat serta hubungan antara kalimat dengan wacana. Pendekatan fungsional sistemik menetapkan wacana sebagai
satu unit makna yang menjadi objek dasar kajian. Kontribusinya terhadap pemahaman teks dimana analisis linguistik mampu menunjukkan bagaimana dan
mengapa sebuah teks mempunyai arti seperti yang dikandungnya. Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar
diatas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang
Universitas Sumatera Utara
berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis. Wacana adalah organisasi bahasa diatas kalimat atau diatas klausa,
dengan perkataan lain unit-unit linguistik yang lebih besar daripada kalimat atau klausa. Seperti pertukaran-pertukaran percakapan atas teks-teks tertulis
Stubbs,1983:10 Halliday dan Hasan 1992:28 dalam buku-bukunya mengakui peranan
unsur-unsur situasi di dalam pelahiran bentuk wacana, analisis terhadap kohesi pertalian bentuk dan koherensi pertalian semantik wacana yang utuh harus
ditandai dengan penandaan semantis yang berupa kepaduan informasi , dan penandaan gramatikal, seperti penggantian, penunjukan, pengulangan, penghilangan,
perangkaian, dan pertalian leksikal. Apapun bentuk dan sifatnya, wacana selalu mengasumsikan adanya penyapa dan pesapa. Dengan demikian, wacana mempelajari
bahasa dalam pemakaiannya atau dinamakan juga pragmatik. Dalam hal ini pemahaman wacana lebih ditekankan pada hasil, bukan proses. Dimaksudkan dengan
hasil adalah hasil rekaman kebahasaan yang utuh dalam peristiwa komunikasi lisan atau tulis.
2.3 Metafungsi Bahasa
Metafungsi bahasa merupakan fungsi bahasa dalam pemakaian bahasa oleh penutur bahasa. dalam konsep teoritis metafungsi memberikan kemampuan kepada
seseorang untuk memahami bahasa dengan dunia luar bahasa dan juga sebagai titik
Universitas Sumatera Utara
pertemuan yang telah membentuk bentuk tata bahasa. Dengan kata lain, konsep metafungsi yang menghubungkan antara bentuk-bentuk internal bahasa dan
kegunaannya dalam semiotik konteks sosial. Sistem semiotik sosial adalah sistem makna yang direalisasikan melalui sistem linguistik. Sistem semiotik linguistik
adalah semantik, yaitu suatu bentuk realisasi dari semiotik sosial. Bahasa memiliki tiga fungsi dalam kehidupan manusia yaitu memaparkan, mempertukarkan dan
merangkai pengalaman. Metafungsi memiliki tiga komponen yaitu ideasional, interpersonal, dan
tekstual. Sedangkan jika seseorang merealisasikan pengalamannya yang bukan merupakan pengalaman linguistik dapat berupa kenyataan dalam kehidupan manusia
atau kejadian sehari-hari. Pengalaman bukan linguistik dan direalisasikan kedalam pengalaman linguistik terdiri dari tiga unsur yaitu proses, partisipan, dan sirkumstan.
Sinar 2003 mengatakan bahwa ”Metafungsi bahasa mempunyai 3 tiga komponen yaitu interpersonal, ideasional dan tekstual adalah tiga makna abstrak
nuansa makna yang dikandung dalam klausa atau teks.” Sumber ideasional berhubungan dengan pemahaman dari pengalaman : apa yang telah terjadi, termasuk
apa yang dilakukan seseorang terhadap siapa, dimana, kapan, kenapa dan bagaimana hubungan logikal terjadi antara satu dengan yang lainnya. Sumber interpersonal
membahas hubungan sosial: bagaimana masyarakat berinteraksi, termasuk perasaan saling berbagi di antara mereka dan sumber tekstual membahas alir informasi: cara
Universitas Sumatera Utara
makna ideasional dan interpersonal disebarkan pada semiosis, termasuk interkoneksi antara aktivitas dan bahasa tindakan, gambar, musik, dll.
Makna ideasional memiliki fungsi yang berhubungan dengan dunia realitas dalaman dan luaran; yaitu bahasa adalah memaparkan tentang sesuatu. Apabila
seseorang mempunyai refleksi terhadap dunia fenomena diluar atau dunia dalaman kesadaran seseorang, representasi dari refleksi tersebut mengambil bentuk. Bentuk ini
disebut fungsi eksperensial experential. Selain fungsi eksperensial, di dalam konsep fungsi ideasional ada fungsi atau makna logis ”logical” yang menyimpan informasi
tentang cara satu situasi berhubung dengan situasi lainnya. Makna interpersonal memiliki fungsi sebagai klausa pertukaran yang
merepresentasikan hubungan peran pertuturan. Apabila dua penutur menggunakan bahasa untuk berinteraksi, satu hal yang dilakukan mereka adalah menjalin hubungan
sosial diantara mereka. Disini mereka mulai menyusun dua jenis peran atau fungsi pertuturan yang fundamental yaitu memberi dan meminta informasi. Sistem klausa
direpresentasikan melalui struktur moda klausa yaitu modus dan residu Makna tekstual merupakan sebuah interpretasi bahasa dalam fungsinya
sebagai pesan, yaitu berfungsi sebagai pembentuk teks dalam bahasa. Fungsi ini memberi kemampuan kepada seseorang untuk membedakan sebuah teks sebagai
bahasa yang termotivasi secara fungsional dan kontekstual. Pada tingkat teks, makna ini terdiri dari bagaimana unsur-unsur interklausa di organisir untuk menyatukan
suatu kesatuan seluruh teks untuk membuat makna-makna. Dengan menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
adanya fungsi tekstual pada sebuah teks yang diorganisir atau dibentuk. Makna tekstual bahasa dalam fungsinya sebagai sebuah pesan direalisasikan memalui sistem
tema bahasa. Sistem tema dari sebuah klausa direpresentasikan oleh struktur tematik klausa yang terdiri dari tema dan rema.
Fungsi Antarpersona
Fungsi Tesktual
Pelibat
Medan Semantik Sarana
Wacana Fungsi Negosiasi
Eskperensial Ideasi
Identifikasi Konjungsi
Lexicogrammar Mood Tema
Transitivitas Rema Ergativitas
Fonologi Grafologi
Tanda
Bagan 1 : Konstruk Analisis Berdasarkan Saragih 2010:43
Ideologi Budaya
Situasi
Universitas Sumatera Utara
Konteks sosial terjadi dari tiga unsur, yaitu konteks situasi, konteks budaya, dan konteks ideologi. Ketiga unsur konteks sosial tersusun di atas teks. Bahasa,
terdiri atas tiga bagian atau tingkat, yakni semantik, tata bahasa atau leksikogramar, dan ekspresi. Ekspresi dapat berupa bunyi fonologi, tulisan grafologi, atau isyarat.
Ketika unsur bahasa dan ketiga unsur konteks sosial membentuk semiotik yang berstrata banyak multistratified semiotics, Anak panah menunjukkan arah realisasi,
yakni ideologi direalisasikan budaya, yang selanjutnya direalisasikan oleh situasi, yang seterusnya direalisasikan oleh semantik, yang selanjutnya direalisasikan oleh
leksikogramar, yang akhirnya diekspresikan oleh fonologi, grafologi, atau isyarat.
Secara rinci pada fungsi ideasional direalisasikan oleh Medan makna, fungsi anatarpersona direalisasikan oleh Pelibat, dan fungsi tekstual direalisasikan oleh
Sarana atau Cara. Pada strata budaya tidak ada pemisahan realisasi ketiga unsur
metafungsi. Strata Budaya mengatur atau menentukan unsur medan apa yang ditetapkan bergabung dengan pelibat, dan sarana tertentu. Dengam kata lain, budaya
mengatur apa medan yang boleh dilakukan siapa pelibat dan dengan sarana atau cara bagaimana. Strata ideologi merupakan unsur tertinggi yang menentukan budaya.
Realisasi ketiga metafungsi bahasa terdapat pada strata ideologi. Spesifikasi realisasi masing-masing unsur metafungsi terjadi pada strata situasi, semantik wacana, dan
leksikogramar atau tata bahasa.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Modalitas