UJI ABSORPSI HASIL PENGUJIAN

L - 11 1. Nama Alat : X-Ray Difractometer – Philips 2. Type : PW 3710 3. Tegangan Kerja : V-40 Kv 4. Arus : 30 mA 5. Radiasi : COK g=g=1,78897

3.11 UJI ABSORPSI

Prosedur kerja yang dilakukan untuk memperoleh data kemampuan sampel mengabsorpsi gas buang kendaraan bermotor adalah sebagai berikut : a. Sensor dari alat analyser gas diletakkan pada ujung knalpot kendaraan tanpa adanya filter penyaring ± 50 cm dengan tujuan gas yang dikeluarkan melalui knalpotnya dapat di analisa . Hal ini terlihat pada printout Analyzer gas dimana banyak kandungan gas CO, CO 2 dan HC yang berasal dari kendaraan tersebut. b. Sampel keramik dimasukkan keujung sambungan knalpot yang berfungsi sebagai filter penyaring. Lalu sensor analyser gas dimasukkan ke ujung knalpot yang telah berisi sampel ± 50 cm. Printout analyzer gas akan bekerja dan menunjukkan berapa banyak CO, CO 2 dan HC yang dapat diserap oleh sampel keramik tersebut. c. Mengulangi perlakuan b untuk sampel-sampel lainnya dengan komposisi yang berbeda. Andrita: Pengaruh Aditif Serbuk Kayu Dalam Pembuatan Keramik Berpori Untuk Digunakan Sebagai Filter gas Buang, 2008. USU e-Repository © 2008 L - 11 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan terhadap sampel keramik berpori dengan penambahan aditif serbuk kayu damar maka di peroleh data pengukuran seperti terdapat pada lampiran G. Data pengukuran tersebut meliputi pengujian porositas, pengujian densitas, pengujian tekan, pengujian kekerasan, susut massa dan susut volume, analisa struktur mikro XRD serta uji absorbsi terhadap gas buang kendaraan bermotor.

4.1 HASIL PENGUJIAN

POROSITAS DAN DENSITAS Besarnya persentase porositas sangat ditentukan oleh komposisi bahan baku keramik yaitu kaolin, feldsfar, clay, kuarsa serta penambahan aditif dari serbuk kayu damar. Pemanasan dengan suhu tinggi dapat membentuk pori pada badan keramik lebih banyak lagi. Semakin meningkatnya porositas terlihat nilai densitas cenderung berkurang atau menurun. Data hasil pengujian porositas dan densitas dihitung dengan menggunakan persamaan 2.1 dan 2.2 yang hasilnya ditunjukkan dalam tabel berikut ini : Andrita: Pengaruh Aditif Serbuk Kayu Dalam Pembuatan Keramik Berpori Untuk Digunakan Sebagai Filter gas Buang, 2008. USU e-Repository © 2008 L - 11 Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Porositas dan Densitas untuk Berbagai Komposisi Aditif Serbuk Kayu Damar Massa Sampel No Aditif Kering gr Basah gr Volume cm3 Porositas Densitas grcm3 1 2 3 4 5 6 5 10 15 20 30 3,803 3,621 3,460 2,795 2,242 2,001 4,532 4,735 4,621 4,335 3,845 3,789 2,79 2,85 2,88 2,78 2,84 3,04 26,13 39,09 40,31 55,40 56,44 58,82 1,363 1,271 1,201 1,005 0,789 0,658 Hubungan antara penambahan zat aditif terhadap nilai porositas dan densitas dapat diperlihatkan pada gambar grafik dibawah ini : Gambar 4.1 Grafik Hubungan Persentase Aditif Serbuk Kayu Damar dengan Persentase Porositas 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 5 10 15 20 25 30 35 Massa Aditif Serbuk Kayu Damar Porosit as 32 Andrita: Pengaruh Aditif Serbuk Kayu Dalam Pembuatan Keramik Berpori Untuk Digunakan Sebagai Filter gas Buang, 2008. USU e-Repository © 2008 L - 11 Gambar 4.2 Grafik Hubungan Persentase Aditif Serbuk Kayu Damar dengan Densitas 5 10 15 20 25 30 35 Massa Aditif Serbuk Kayu Damar Den s itas Dari grafik hubungan persentase aditif dengan persentase porositas diatas terlihat bahwa semakin banyak penambahan aditif kayu damar maka nilai porositas sampel cenderung naik. Penambahan aditif 5 dan 15 terjadi kenaikan yang lebih besar berkisar 10 dibandingkan dengan penambahan lainnya yang hanya dibawah 5. Dengan kata lain penambahan aditif kayu damar yang lebih banyak maka akan semakin baik pembentukan keramik tersebut dan semakin sedikit rapat pori-pori pada permukaan sampel. Sehingga dengan demikian gas buang kendaraan yang akan melewati sampel juga akan lebih banyak terserap. Dari data porositas diatas dapat dibuat persamaan regresi linier x atas y yaitu y = 31,39 + 1,098x, dimana hasil perhitungan terdapat pada lampiran E. Selanjutnya dari hasil perhitungan tersebut dapat ditentukan koefisien korelasinya yaitu r = 0,92. Hal ini dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang kuat antara Andrita: Pengaruh Aditif Serbuk Kayu Dalam Pembuatan Keramik Berpori Untuk Digunakan Sebagai Filter gas Buang, 2008. USU e-Repository © 2008 L - 11 penambahan serbuk kayu sebagai aditif dengan porositas. Artinya semakin banyak serbuk kayu maka porositas keramik juga akan cenderung naik. Beda halnya dengan porositas, nilai densitas cenderung menurun jika semakin banyak penambahan aditif. Tampak nilai densitas menurun sesuai dengan penambahan aditif yaitu dari 1,363 ; 1,271 ; 1,201 ; 1,005 ; 0,789 dan 0,658. Hal ini sejalan dengan pembuatan keramik yang baik, apabila nilai porositas semakin meningkat maka nilai densitas akan cenderung menurun dengan demikian akan dapat digunakan sebagai filter gas buang. Dari data densitas diatas dapat dibuat persamaan regresi linier x atas y yaitu y = 1,388 – 0,025x, dimana hasil perhitungan terdapat pada lampiran E. Selanjutnya dari hasil perhitungan tersebut dapat ditentukan koefisien korelasinya yaitu r = - 0,98. Hal ini dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang kuat antara penambahan serbuk kayu sebagai aditif dengan densitas. Artinya semakin banyak serbuk kayu maka densitas keramik juga akan cenderung turun.

4.2 HASIL PENGUJIAN