L - 11 activator dan clay sebagai aditif dan dikalsinasi pada suhu 850
C selama 1 jam pada tekanan 2 atmosfer.
Richard L. Helferich dan Robert C. Schenck 1989 serta Aprilina Purbasari 2005 telah membuat keramik berpori sebagai filter partikulat gas buang diesel
dimana beliau memanfaatkan limbah anorganik berupa abu terbang dan bahan dasar lempung dan air. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa sampel produk keramik
berpori tersebut memiliki susut bakar 1,2-3,7, porositas semu 46,2-51,7 dengan ukuran pori berkisar antara 10 – 20 µm.
2.5 ABSORBSI
Absorbsi adalah terserapnya atau terikatnya suatu substansi absorbet pada permukaan yang dapat menyerap absorbent . Absorbsi dapat terjadi diantara zat
padat dan zat cair, zat padat dengan gas, zat cair dengan zat cair, dan zat cair dengan gas.
Absorbsi terjadi karena molekul-molekul pada permukaan zat yang memiliki gaya tarik dalam keadaan tidak setimbang yang cenderung tertarik kearah dalam
gaya kohesi absorben lebih besar dari gaya adhesinya. Ketidakseimbangan gaya tarik tersebut mengakibatkan zat yang digunakan sebagai absorben cenderung
menarik zat-zat lain yang bersentuhan dengan permukaannya. Berdasarkan interaksi molekular antara permukaan adsorbent dengan
absorbet, absorbsi dibagi menjadi dua bagian, yaitu absorbsi fisika dan absorbsi
Andrita: Pengaruh Aditif Serbuk Kayu Dalam Pembuatan Keramik Berpori Untuk Digunakan Sebagai Filter gas Buang, 2008. USU e-Repository © 2008
L - 11 kimia. Absorbsi fisika terjadi bila gaya intermolekuler lebih besar dari gaya tarik
antar molekul atau gaya tarik menarik yang relatif lemah antara absorbet dengan permukaan absorbent, gaya ini disebut gaya Van der Waals. Adsorpsi ini berlangsung
cepat, dapat membentuk lapisan jamak multilayer, dan dapat bereaksi balik reversible karena energi yang dibutuhkan relatif rendah.
Absorbsi kimia terjadi karena adanya reaksi antara molekul-molekul absorbet dengan adsorbent dimana terbentuk ikatan kovalen dengan ion. Gaya ikat absorbent ini
bervariasi tergantung pada zat yang bereaksi. Absorbsi jenis ini bersifat irreversible dan hanya dapat membentuk lapisan tunggal monolayer.
2.6 POROSITAS
Porositas adalah untuk mengetahui pori-pori porositas yang terdapat dalam sampel. Porositas merupakan satuan yang menyatakan keporositasan suatu material
yang dihitung dengan mencari persen berdasarkan daya serap bahan terhadap air dengan perbandingan volume air yang diserap terhadap volume total sampel. Secara
matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
100 ×
× −
= Vt
air mk
mb porositas
ρ ................................. 2.1
Dimana : mb
= massa basah gr mk
= massa kering gr = massa jenis grcm
3
Andrita: Pengaruh Aditif Serbuk Kayu Dalam Pembuatan Keramik Berpori Untuk Digunakan Sebagai Filter gas Buang, 2008. USU e-Repository © 2008
L - 11 Vt
= Volume total sample cm
3
2.7 DENSITAS