25. Pencapaian ASI eksklusif 5-6 bulan di perkotaan berkisar antara 1-13 sedangkan di perdesaan 2-13 Depkes RI., 2004.
Akibat peran ASI yang sangat kompleks tersebut, oleh Dirjen Binkesmas 2002, dalam 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang, Pesan yang ke tujuh menyebutkan:
Berikan ASI Saja pada Bayi sampai Umur 4 Bulan dan Tambahkan MP-ASI sesudahnya. Hal ini membuktikan bahwa betapa pentingnya pemberian ASI secara
dini kepada bayi sejak lahir. Dengan kata lain, tidak ada interval waktu bagi ibu untuk langsung menyusui bayinya setelah kelahiran.
2.4. Manfaat ASI Eksklusif
ASI merupakan makanan yang terbaik bayi pada awal usia kehidupannya. Hal ini tidak hanya karena ASI mengandung cukup zat gizi tetapi juga karena ASI
mengandung zat imunologik yang melindungi bayi dari infeksi. Dengan demikian, rendahnya pemberian ASI Eksklusif di tingkat keluarga menjadi salah satu pemicu
rendahnya status gizi bayi dan balita di masa yang akan datang. Selain itu, ASI tidak dapat diganti dengan makanan lainnya dan tidak ada satu pun makanan yang dapat
menyamai atau mengganti peran ASI itu sendiri baik dalam kandungan gizinya, enzim, hormon, maupun kandungan zat imunologik dan anti infeksi.
Data Survei Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS juga menunjukkan bahwa status gizi kurang pada balita menurun dari 37,5 pada tahun 1989 menjadi 26,4
pada tahun 1999. Tetapi untuk kasus gizi buruk terjadi peningkatan 6,3 1989
Samirah Kemalasari : Pengaruh Karakteristik Istri Dan Partisipasi Suami Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Kecamatan Sitalasari Kota Pematangsiantar Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
menjadi 11,4 1995. Pada tahun 1999 sekitar 1,7 juta balita di Indonesia menderita gizi buruk berdasarkan indikator berat badan terhadap umur BBU. Sekitar 10 dari
1,7 juta balita tersebut menderita gizi buruk tingkat berat seperti marasmus, kwashiorkor atau bentuk kombinasi marasmus kwashiorkor. Sampai akhir tahun 1999
terdapat sekitar 24.000 balita gizi buruk tingkat berat. Persentase bayi dengan status gizi baik menurun sejak bayi usia 6-10 bulan dan terus menurun hingga kira-kira
separuh pada anak-anak berusia 48-59 bulan. Anak-anak di perdesaan cenderung memiliki status gizi lebih buruk dibandingkan dengan anak-anak di daerah perkotaan
Depkes. RI., 2001.
2.5. Perilaku Kesehatan
Model Perilaku Kesehatan berdasarkan Lawrence Green dalam Haksama 2002, menyatakan bahwa kesehatan itu dipengaruhi oleh 2 dua faktor pokok,
yakni faktor perilaku behavior causes dan faktor non perilaku non behavior causes misalnya lingkungan. Faktor perilaku itu sendiri, terutama perilaku kesehatan
dipengaruhi oleh 3 tiga faktor, yaitu 1 faktor predisposisi predisposing factors, 2 faktor pendukung enabling factors, 3 faktor pendorong reinforcing factors.
Dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, kepercayaan, keyakinan, nilai, dan persepsi dari orang
tersebut, yang ditunjang dengan ketersediaan atau tidak tersedianya fasilitas kesehatan, sekaligus dipengaruhi oleh peran para petugas kesehatan dalam bentuk
penyuluhan maupun promosi kesehatan.
Samirah Kemalasari : Pengaruh Karakteristik Istri Dan Partisipasi Suami Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Kecamatan Sitalasari Kota Pematangsiantar Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
Dengan demikian dapat dipastikan bahwa dengan adanya perubahan perilaku tersebut dapat meningkatkan status kesehatan yang pada gilirannya mampu
meningkatkan kualitas kehidupannya di masa yang akan datang. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas daripada manusia itu
sendiri. Oleh sebab itu, penilaku manusia mempunyai cakupan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan
kegiatan internal seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia.
Menurut Skinner dalam Notoatmodjo 1997, perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang stimulus dan tanggapan respons. Respon dapat
dibedakan menjadi 2 dua yaitu: a.
Responden respon atau reflexive respons adalah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu. Rangsangan ini disebut elicting stimuli, karena
menimbulkan respon-respon yang relatif tetap, misalnya makanan lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat akan menyebabkan mata
tertutup. b.
Operant respon atau instrumental respons, adalah respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Rangsangan semacam ini
disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena perangsangan tersebut memperkuat respons yang telah dilakukan organisme. Oleh sebab itu perangsang
yang demikian itu mengikuti atau memperkuat sesuatu perilaku tertentu yang telah dilakukan. Apabila seorang anak belajar atau telah melakukan suatu
perbuatan, kemudian memperoleh hadiah, maka ia akan menjadi lebih giat belajar atau akan lebih bersemangat melakukan perbuatan tersebut.
Samirah Kemalasari : Pengaruh Karakteristik Istri Dan Partisipasi Suami Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Kecamatan Sitalasari Kota Pematangsiantar Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
Di dalam kehidupan sehari-hari, respondent respons sangat terbatas keberadaannya pada manusia. Hal ini disebabkan karena hubungan yang pasti
antara stimulus dan respon kemungkinan untuk memodifikasinya sangat kecil. Sebaliknya operant respons merupakan bagian terbesar dari perilaku manusia dan
kemungkinan untuk memodifikasi sangat besar Notoatmodjo, 1997. Notoatmodjo 2002, mengemukakan bahwa penilaian pengetahuan dapat
dikategorisasi menjadi tiga yaitu sebagai berikut: 1
Tinggi apabila 75 responden memberikan jawaban yang benar terhadap pertanyaan yang diajukan, atau dengan kata lain bahwa apabila jumlah jawaban
responden yang benar diatas 75 maka dikategorikan memiliki pengetahuan tinggi.
2 Sedang apabila 40-75 responden memberikan jawaban yang benar atas
pertanyaan yang diajukan, atau dengan kata lain apabila jumlah jawaban responden yang benar antara 40-75 maka dikategorikan memiliki
pengetahuan sedang. 3
Rendah apabila dibawah 40 jawaban yang diberikan benar terhadap pertanyaan yang diajukan, atau dengan kata lain bahwa apabila jumlah jawaban responden
yang benar dibawah 40 maka dikategorikan memiliki pengetahuan rendah. Pengetahuan dalam objek tertentu seperti pengetahuan tentang ASI,
menurut Departemen Kesehatan RI 2004, ada beberapa hal yang harus diketahui oleh ibu untuk meningkatkan cakupan ASI, yaitu:
Samirah Kemalasari : Pengaruh Karakteristik Istri Dan Partisipasi Suami Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Kecamatan Sitalasari Kota Pematangsiantar Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
1 Pengertian ASI Ekslusif dan kolostrum
2 Manfaat kolostrum bagi kesehatan bayi, manfaat pemberian ASI, dan manfaat
menyusui 3
Waktu, yaitu kapan ibu mulai menyusui bayinya, berapa lama, dan sampai umur berapa
4 Cara menyusui yang baik dan benar, menghentikan bayi menyusui,
menyendawakan bayi setelah disusui, meningkatkan produksi ASI, menyimpan ASI dan cara menyapih yang baik.
5 Cara mengatasi permasalahan menyusui, antara lain; puting susu datar dan
terpendam, lecet dan nyeri, payudara bengkak, saluran ASI tersumbat, radang payudara, payudara abses, produksi ASI kurang dan bingung puting.
2.6. Partisipasi