Pengaruh Pendidikan Isteri Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pengaruh Pekerjaan Istri Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

5.2 Pengaruh Pendidikan Isteri Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

Pendidikan dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan formal yang ditempuh oleh ibu yang mempunyai bayi sampai memperoleh ijazah yang sah. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh pendidikan terhadap pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang mempunyai bayi di Kecamatan Sitalasari Kota Pematangsiantar p0,05, artinya bahwa pendidikan formal ibu tidak berpengaruh terhadap tindakan nyata ibu untuk memberikan ASI secara Eksklusif pada bayinya sampai usia 6 bulan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Hidayat 2005 bahwa pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup sebagaimana umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah mendapatkan informasi. Salvina 2003 dalam penelitiannya mengatakan bahwa, 75,6 ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif adalah ibu dengan pendidikan tamat SD, dan berstatus sebagai pekerja lepas buruh, serta 13,33 masih mengemukakan ASI tidak bermanfaat terhadap bayinya, 23,02 masih membuang kolostrumnya. Hal ini sesuai dengan kondisi di lokasi penelitian dimana dari 13 responden yang berpendidikan tamat SD seluruhnya tidak memberi ASI Ekskslusif. Dari hasil wawancara dengan responden diperoleh keterangan bahwa sebelum ASI keluar, bayi telah diberikan susu formula. Samirah Kemalasari : Pengaruh Karakteristik Istri Dan Partisipasi Suami Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Kecamatan Sitalasari Kota Pematangsiantar Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008

5.3 Pengaruh Pekerjaan Istri Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

Pekerjaan adalah segala sesuatu aktivitas rutin yang dilakukan ibu yang mempunyai bayi guna memperoleh pendapatan. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh pekerjaan terhadap pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang mempunyai bayi di Kecamatan Sitalasari Kota Pematangsiantar p=0,997, artinya nilai probabilitas lebih besar dari g = 0,05, maka secara statistik menunjukkan bahwa pekerjaan terbukti tidak berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif. Hasil penelitian Salfina 2004, bahwa 59,7 ibu yang bekerja hanya memberi ASI 4 kali dalam sehari, sementara jika pada waktu siang hari diberikan susu formula oleh keluarga atau pengasuhnya. Demikian juga dengan penelitian Mardeyanti 2007, bahwa 60 ibu yang bekerja tidak patuh memberikan ASI Eksklusif. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan kedua hasil penelitian tersebut, karena secara proporsi ibu yang bekerja hanya 25,8 sedangkan yang tidak bekerja sebesar 74,2. Hal ini berarti tidak ada perbedaan dalam pemberian ASI Eksklusif antara ibu yang berkerja dan tidak berkerja, karena ibu yang tidak berkerja memiliki banyak waktu untuk memberikan ASI Eksklusif sedangkan ibu yang berkerja dapat menyediakan ASI cadangan di rumah. Hal ini sesuai dengan pendapat Roesli 2005 bahwa bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI Eksklusif, pemberian ASI Eksklusif merupakan hal yang terbaik bagi bayi. Hal ini didukung oleh bukti secara alamiah bahwa bayi yang diberi ASI Eksklusif akan lebih sehat. Bayi yang tidak diberi ASI Eksklusif akan 3 kali lebih sering dirawat dari pada bayi yang diberi ASI Eksklusif. Ini berarti Samirah Kemalasari : Pengaruh Karakteristik Istri Dan Partisipasi Suami Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Kecamatan Sitalasari Kota Pematangsiantar Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008 bayi yang diberi ASI Eksklusif lebih jarang dibawa ke dokter sehingga ibu lebih jarang meninggalkan perkerjaan. Pasal 83 UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menyatakan bahwa buruh pekerja perempuan yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja. Yang dimaksud dengan kesempatan yang patut disini adalah waktu yang diberikan kepada pekerja untuk menyusui bayinya, serta ketersediaan tempat yang sesuai untuk melakukan kegiatan tersebut.Undang – undang tersebut belum didukung oleh adanya peraturan daerah tentang pelaksanaan PP-ASI. Program ini baru sampai pada tahap sosialisasi Inisiasi Menyusui Dini IMD.

5.4 Pengaruh Pengetahuan Isteri Terhadap Pemberian ASI Eksklusif