Pemberian ASI Eksklusif PEMBAHASAN

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Pemberian ASI Eksklusif

ASI Eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang papaya bubur susu, biskuit, bubur, nasi, dan tim Rusli, 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara proporsi diketahui ibu yang mempunyai bayi di Kecamatan Sitalasari Kota Pematangsiantar, mayoritas tidak memberikan ASI Eksklusif 85,5 dibanding dengan ibu yang memberikan ASI secara Eksklusif 14.5. Kondisi ini mencerminkan bahwa perilaku ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif cenderung relatif rendah, apalagi jika dibandingkan dengan indikator Indonesia Sehat 2010 masih sangat jauh. Cakupan pemberian ASI Eksklusif ditetapkan adalah 80, didasarkan pada perbandingan jumlah ibu yang memberikan ASI secara Eksklusif sampai pada 0-6 bulan, dengan jumlah ibu yang mempunyai bayi umur 0-1 tahun di suatu daerah. Program pemberian ASI Eksklusif adalah suatu program yang diperuntukkan untuk meningkatkan pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang menyusui. Secara regulasi ketentuan tersebut tertuang dalam Kepmenkes RI No.450MENKESIV2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu ASI secara eksklusif Samirah Kemalasari : Pengaruh Karakteristik Istri Dan Partisipasi Suami Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Kecamatan Sitalasari Kota Pematangsiantar Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008 53 pada bayi Indonesia. Program Peningkatan Pemberian ASI PP-ASI khususnya ASI eksklusif mempunyai dampak yang luas terhadap status gizi ibu dan bayi. Pencapaian program ASI Eksklusif tidak dapat terlaksana dengan sendirinya, namun didasarkan pada perilaku pemberian ASI Eksklusif oleh ibu itu sendiri. Pemberian ASI Eksklusif yang rendah ternyata disebabkan berbagai faktor, salah satunya adalah rendahnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI bagi bayi dan ibu. Selain itu, kurangnya kepedulian dan dukungan suami, keluarga dan masyarakat untuk memberikan kesempatan kepada ibu untuk menyusui secara eksklusif Supari, 2006; Kuntari dan Rachmawati, 2006; Marjono, 1992. Beberapa penelitian menemukakan bahwa ada pengaruh karakteristik ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif, seperti penelitian Salfina 2003 bahwa 75,6 ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif adalah ibu dengan pendidikan tamat SD, dan berstatus sebagai pekerja lepas buruh, serta 13,33 masih mengemukakan ASI tidak bermanfaat terhadap bayinya, 23,02 masih membuang kolesterumnya. Di tempat penelitian pemberian ASI Eksklusif diperburuk oleh perilaku petugas kesehatan yang telah memberikan susu formula sebagai makanan pertama bayi sebelum ASI diproduksi, dengan demikian ibu telah kehilangan kesempatan untuk dapat menyusui bayinya secara eksklusif. Dalam hal ini petugas kesehatan merupakan variabel moderator yang melemahkan. Samirah Kemalasari : Pengaruh Karakteristik Istri Dan Partisipasi Suami Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Kecamatan Sitalasari Kota Pematangsiantar Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008

5.2 Pengaruh Pendidikan Isteri Terhadap Pemberian ASI Eksklusif