8. Pemberian Potongan oleh Pihak Bank kepada Nasabah.
Dari hasil wawancara yang saya lakukan dengan Manager Hotel Natama Padangsidimpuan, beliau mengatakan “pihak bank memberikan kami
bonus cicilan gratis selama enam bulan, namunhal ini tidaklah menjadi suatu kesepakatan yang dicantumkan di dalam akad, tetapi kewenangan pihak bank
saja dalam memberikannya.”
6
Pemberian bonuspotongan tanpa dipersyaratkan dan dimasukan ke dalam akad adalah sesuai dengan ketetapan Fatwa DSN No. 23DSN-MUIIII
2002 tentang Potongan Pelunasan dalam Murabahah, dimana disebutkan “Pemberian potongan sebagai mana dimaksud di atas diserahkan kepada
kebijakan LKS”. Sebab apabila potongan telah dipersyaratkan dalam akad, akan
merugikan salah satu pihak, karena dituntut untuk memberikan potongan dalam hal ini pihak Bank Syariah Mandiri, tetapi apabila itu diserahkan
kepada kebijakan LKS maka tidak ada tuntutan yang mengharuskan Bank memberikan Bonus tersebut.
9. Cedera Janji akibat keterlambatan membayar seharusnya tidak
membatalkan akad, dengan Bank menuntut pembayaran dengan sekaligus atau seketika
Pada Pasal 8 disebutkan “ BANK berhak untuk menuntutmenagih pembayaran dari NASABAH atau siapapun juga yang memperoleh hak
6
ibid
darinya atas sebagian atau seluruh jumlah utang NASABAH kepada BANK berdasarkan Akad ini, untuk dibayar dengan seketika dan sekaligus, tanpa
diperlukan adanya surat pemberitahuan, surat teguran atau surat lainnya apabila terjadi salah satu hal peristiwa tersebut dibawah ini:”
Yang menjadi sorotan penulis disini adalah pada poin pertama yang menjadi salah satu peristiwa yang membuat Bank dapat menagih dengan
seketika dan sekaligus yaitu “NASABAH tidak melaksanakan kewajiban pembayaranpelunasan tepat waktu yang diperjanjikan sesuai dengan tanggal
jatuh tempo surat sanggup membayar yang telah diserahkan NASABAH kepada BANK.”
Menurut penulis hal ini tidaklah dapat dijadikan salah satu poin yang mengharuskan Bank untuk menuntut Nasabah membayar seluruh hutangnya
dengan seketika dan sekaligus, apalagi tanpa adanya surat pemberitahuan atau surat teguran, karena Nasabah bisa saja mengalamai penurunan kemampuan
dalam membayar cicilian kepada Bank. Pada Fatwa DSN-MUI No. 48DSN-MUIII2005 tentang Penjadwalan
Kembali Tagihan Murabahah, disebutkan bahwa nasabah yang tidak bisa memenuhi kewajibannya sesuai dengan waktu yang disepakati maka dapat
LKS dapat melakukan Penjadwalan kembali rescheduling tagihan murabahah, dan Fatwa DSN NO. 49DSN-MUIII2005 tentang Konversi
Akad Murabahah, nasabah bisa diberikan keringan dalam memenuhi kewajibannya dengan melakukan Konversi, yaitu pembuatan akad yang baru.
Sehingga memberikan keringan bagi nasabah yang mengalami penurunan kemampuan dalam membayar. Sebab Nasabah akan sangat merugi bila Bank
secara seketika menagih pemabayaran dengan seketika dan sekaligus, tanpa ada surat pemberitahuan.
Namun bila jelas terlihat tidak ada iktikad baik dari pihak Nasabah untuk memenuhi kewajibannya, maka demi keadilan dan kemaslahatan, Bank
dapat menagih hutang tersebut secara seketika dan sekaligus.
10. Kewajiban Nasabah Untuk Menambah Jaminan yang Dinilai Kurang