Tabel 2.1 Perbandingan Komposisi ASI, Susu Formula dan Susu Sapi
Sumber : American Academy of Pediatrics 2005. Breastfeeding and the use of human milk. Pediatrics J;1152:496-506.
2.3 ASI dengan Obesitas
Hubungan antara lamanya durasi pemberian ASI dengan menurunnya risiko obesitas mungkin disebabkan oleh berbagai mekanisme biologik. Menurut
Birch dan Fisher 1998 dalam Grummer-Strawn dan Mei 2004 ada beberapa kemungkinan mekanisme biologik yang berhubungan dengan lama durasi
pemberian ASI dengan menurunnya risiko terjadinya obesitas yaitu yang pertama, anak-anak yang diberi ASI dapat mengatur jumlah susu yang mereka
konsumsi, kemampuan mengatur sendiri pemasukan energi ini berhubungan dengan respons internal mereka untuk menyadari rasa kenyang yang lebih baik
daripada anak-anak yang diberi susu botol.
Kemungkinan kedua adalah kadar insulin dalam darah pada anak-anak yang diberikan susu formula lebih tinggi dan memiliki respon insulin yang lebih
Universitas Sumatera Utara
panjang daripada anak-anak yang diberi ASI, hal ini menstimulasi lebih banyak deposisi jaringan lemak, yang mengakibatkan bertambahnya berat badan,
obesitas dan resiko Diabetes Melitus tipe 2.
Kemungkinan yang ketiga adalah konsentrasi leptin hormon yang berfungsi untuk menghambat nafsu makan dan mengatur lemak dalam tubuh
ditemukan dalam konsentrasi yang lebih seimbang pada anak-anak yang diberikan ASI daripada anak-anak yang diberi susu formula. Hipotesis
mengenai pemberian ASI dapat menimbulkan efek protektif terhadap obesitas banyak didukung oleh bukti-bukt i epidemiologi, namun masih kontorversial.
Menurut Lucas et al dalam Nguyen 2005, neonatus yang diberi susu botol memiliki perubahan konsentrasi insulin, motilin, enteroglucagon,
neurotensin, dan pancreatic polypeptide dalam plasma yang signifikan setelah pemberian susu botol. Tingkat basal polipeptida inhibitorik lambung, motilin,
neurotensin dan peptida vasoaktif intestinal meningkat pada bayi yang diberikan susu botol. Hal ini mungkin dapat menjelaskan perbedaan deposisi lemak
subkutan dan frekuensi buang air besar antara bayi yang diberikan ASI dan yang diberikan susu botol.
Menurut Hirai et al dalam Nguyen 2005 Banyak faktor pertumbuhan yang terdapat dalam ASI, seperti EGF, IGF-1, FGF, HGF, dan TGH-alfa, hal ini
memiliki pengaruh yang kuat terhadap sel intestinal imatur dan akan berpengaruh dalam adaptasi saluran cerna perinatal. Faktor-faktor pertumbuhan ini akan
menghambat diferensiasi adiposity in vitro. Leptin memiliki fungsi regulatorik pada balita dengan menghambat nafsu
makan dan jalur anabolik serta menstimulasi jalur katabolik Casabiel et al dalam Nguyen, 2005. Pemberian ASI menunjukkan penurunan resiko obesitas yang
bermakna pada anak-anak usia 39 sampai 42 bulan Julie Armstrong, John J Reilly, and the Child Health Information Team, 2003.
Pemberian ASI yang memiliki banyak keuntungan, efek sampingnya rendah, dan murah, sangatlah
berguna untuk melawan tingkat obesitas yang terus meningkat di negara maju maupun negara berkembang. Namun, teori mengenai ini masih perlu
Universitas Sumatera Utara
dikonfirmasi dan diperjelas mekanismenya, maka masih diperlukan penelitian- penelitian lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep