Fungsi Kepemimpinan Kerangka Teori 1. Kepemimpinan

Pengertian kepemimpinan yang lain adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, dalam hal ini para bawahannya sehingga orang tersebut maumelakukan apa yang diperintahkan pemimpin. Winardi, 2002:62 Keberhasilan seorang pemimpin banyak tergantung dari keberhasilannya dalam kegiatan komunikasi. Seorang tidak mungkin menjadi pemimpin tanpa mempunyai pengikut. Akan tetapi tidak mungkin pemimpin dapat menaiki anak tangga kepamimpinannya tanpa kemampuan membina hubungan komunikatif dengan pengikutnya.

2. Fungsi Kepemimpinan

Menurut Rivai 2004:53 fungsi adalah jabatan pekerjaan yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Kepemimpinan merupakan relasi dan pengaruh antara pimpinan dan yang dipimpin. Kepemimpinan tersebut muncul dan berkembang sebagai hasil dari interaksi antara pemimpin dan individu-individu yang dipimpin. Kepemimpinan dapat berfungsi atas dasar kekuasaan pemimpin untuk mengajak, mempengaruhi, dan menggerakkan orang lain guna melakukan sesuatu, demi pencapaian tujuan tertentu. Dengan begitu pemimpin tersebut ada bila terdapat kelompok atau organisasi. Maka keberadaan pemimpin itu selalu ada ditengah-tengah kelompoknya bawahan. Kartono 2005:6 Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut harus di jalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Hadari Nawawi 2004:74, fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan Universitas Sumatera Utara bahwa setiap pemimpin berada di dalam bukan di luar situasi itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian didalam situasi sosial kelompok atau organisasinya. Menurut Kartono 2005:93 fungsi kepemimpinan adalah usaha untuk memandu, menuntun, memimpin, memberi, atau membangunkan motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi kerja yang baik dalam memberikan pengawasan yang efisien dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Rivai 2004:53 fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompokorganisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam dan bukan diluar situasi itu. Kemudian menurut Yuki 1998 fungsi kepemimpinan adalah usaha untuk mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai untuk bekerja keras, memiliki semangat kerja yang tinggi dan memotivasi tinggi guna mencapai tujuan organisasi. Hal ini terutama terikat dengan fungsi mengatur hubungan antara individu atau kelompok dalam organisasi. Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok yang bertujuan untuk membantu organisasi bergerak kearah pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian, inti kepemimpinan bukan terletak pada kedudukannya dalam organisasi, melainkan bagaimana pemimpin melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin. Universitas Sumatera Utara Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi 2005, memiliki dua dimensi yaitu: 1. Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya. 2. Dimensi yang berhubungan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin. Sehubungan dengan kedua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi, secara opersional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan yaitu: 1. Fungsi Instruktif Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi dua arah. Pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaannya kepada orang-orang yang dipimpin. Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa isi perintah, bagaimana cara mengerjakan perintah, bilamana waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya, dan dimana tempat mengerjakan perintah agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksankan perintah. Inisiatif tentang segala sesuatu yang ada kaitannya dengan perintah itu, sepenuhnya merupakan fungsi pemimpin. Fungsi ini berarti juga keputusan yang ditetapkan pimpinan tidak akan ada artinya tanpa kemauan mewujudkan perintah tersebut. Selanjutnya perintah tidak akan ada artinya, jika tidak dilaksanakan. Intinya kemampuan pimpinan menggerakkan para pegawainya agar melaksanakan perintah, yang bersumber dari keputusan yang telah Universitas Sumatera Utara ditetapkan. Perintah yang jelas dari pemimpin berarti juga sebagai perwujudan proses bimbingan dan pengarahan yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi. 2. Fungsi Konsultatif Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi dua arah, meskipun pelaksanaannya sangat tergantung pada pemimpin. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Selanjutnya konsultasi dapat dilakukan secara meluas melalui pertemuan dengan sebagian besar atau semua angota kelompok organisasi. Konsultasi seperti ini dilakukan apabila keputusan yang akan ditetapkan sifatnya sangat penting. Konsulatasi dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik feed back, yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. 3. Fungsi Partisipasi Fungsi ini tidak sekedar berlangsung dan bersifat dua arah, tetapi juga perwujudan pelaksanaan hubungan manusia yang efektif, antara pemimpin dengan orang yang dipimpin. Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang- orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas- tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama Universitas Sumatera Utara dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Sehubungan dengan itu musyawarah menjadi hal yang penting dalam kesempatan berpartisipasi melaksanakan program organisasi. Pemimpin tidak boleh sekedar mampu membuat keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya, tetapi juga ikut dalam proses pelaksanaannya, dalam batas tidak menggeser dan menganti petugas yang bertanggung jawab melaksanakannya. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana. 4. Fungsi Delegasi Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan seorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi ini mengharuskan pemimpin memilah milih tugas pokok organisasinya dan mengevaluasi yang dapat dan tidak dapat dilimpahkan pada orang-orang yang dipercayainya. Fungsi pendelegasian ini, harus diwuudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin mewujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri. Pemimpin seorang diri tidak akan dapat berbuat banyak dan bahkan mungkin tidak ada artinya sama sekali. Oleh karena itu sebagian wewenangnya perlu didelegasikan kepada para bawahannya agar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Universitas Sumatera Utara 5. Fungsi Pengendalian Fungsi ini cenderung bersifat komunisasi dua arah, meskipun tidak mustahil untuk dilakukan dengan cara komunikasi dua arah. Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dalam mewuujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan. Dalam kegiatan tersebut pimpinan harus aktif, namun tidak mustahil untuk dilakukan dengan mengikutsertakan anggota organisasinya. Dengan melakukan kegitan tersebut berarti pemimpin berusaha mencegah terjadinya kekeliruan atau kesalahan setiap perseorangan dalam melaksanakan beban kerja atau perintah dari pemimpinnya. Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut di atas di selenggarakan dalam aktivitas kepemimpinan secara integral. Aktivitas atau kegiatan kepemimpinan yang bersifat integral itu, pelaksanaannya akan berlangsung sebagai berikut: a. Pemimpin berkewajiban menjabarkan program kerja yang menjadi keputusan yang konkrit untuk dilaksanakan, sesuai dengan prioritasnya masing-masing. Keputusan- keputusan itu harus jelas hubungannya dengan tujuan kelompokorganisasi, agar jelas pula sumbangannya bila diwujudkan menjadi kegiatan di dalam atau diluar organisasi. b. Pemimpin harus mampu menterjemahkan keputusan-keputusannya menjadi instruksi yang jelas, sesuai dengan kemampuan anggota yang melaksanakannya. Universitas Sumatera Utara Setiap anggota harus mengetahui dari siapa instruksi diterima dan kepada siapa mempertanggungjawabkan hasilnya. c. Pemimpin harus berusaha untuk mengembangkan dan menyalurkan kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat baik secara perseorangan maupun kelompok kecil. Pemimpin harus mampu menghargai gagasan, pendapat, saran, kritik angotanya sebagai wujud dari partisipasinya. Usaha mengembangkan partisipasi anggota tidak sekedar ikut aktif dalam melaksankan instruksi, tetapi juga dalam memberikan informasi dan masukan untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi pemimpin dalam membuat dam memperbaiki keputusan-keputusan. d. Mengembangkan kerja sama yang harmonis, sehingga setiap anggota mengerjakan apa yang harus dikerjakannya, dan bekerja sama dalam mengerjakan sesuatu yang memerlukan kebersamaan. Pemimpin harus mampu memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap kemampuan, prestasi atau kelebihan yang dimiliki setiap anggota kelompokorganisasinya. e. Pemimpin harus membantu dalam mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan sesuai dengan batas tanggung jawab masing- masing. Setiap anggota harus didorong agar tumbuh menjadi orang yang mampu menyelesiakan masalah-masalahnya, dengan menghindari ketergantungan yang berlebihan dari pemimpin atau orang lain. Setiap anggota harus dibina agar tidak menjadi orang yang selau menunggu perintah, sehingga tidak bekerja jika tidak diperintah. Universitas Sumatera Utara

3. Gaya dan Tipe Kepemimpinan