penekanan rasa tanggung jawab dan kerja sama yang baik. Pemimpin demokratis bersifat mendidik, membina bahkan menghukum.
Oleh karena itu, dalam rangka mempersoalkan gaya-gaya kepemimpinan, hendaknya jangan beranggapan bahwa seorang pemimpin harus tetap konsisten untuk
tetap mempertahankan gaya kepemimpinan dalam segala situasi. Hal ini justru akan bersifat memperburuk keadaan organisasi yang dipimpinnya. Tetapi sebaliknya, harus
bersifat fleksibel, yakni menyesuaikan gayanya dengan situasi yang ada, kondisi dan individu dalam organisasi.
4. Syarat-syarat Pemimpin Ideal
Pemimpin ideal harus memiliki kelebihan dibandingkan dengan kelompok yang dipimpinnya, sekaligus ada kesadaran di dalam dirinya bahwa ia memiliki kelemahan.
Misalnya, ia memiliki kelemahan dalam pekerjaan teknis, akan tetapi memiliki kelebihan dalam menggerakkan orang dan harus memiliki persyaratan atau sifat-aifat
sebagai berikut: 1. Bertakwa Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Pemimpin menghargai manusia tidak hanya sebagaimana adanya, akan tetapi manusia sebagaimana makhluk Tuhan. Dengan demikian seorang pemimpin tidak
melihat manusia dari satu sisi saja, misalnya agama, inteligensi, kondisi fisik latar belakang dan lain-lain. Penghargaan dan pengakuan bahwa manusia makhluk Tuhan
amat esensial, agar pemimpin tidak bertatalaku semena-mena. Dengan berketuhanan dia tidak akan menindas, sebab alur hidup ini bersifat rotatif. Sehebat apapun dan
seotoriter apapun seorang pemimpin, serta sekuat apapun dia memperdaya yang
Universitas Sumatera Utara
dipimpinnya, tetap akan ditelan oleh perjalanan waktu. Sesuai dengan sila pertama Pancasila, yaitu, Ketuhanan Yang Maha Esa, berarti siapapun yang yang menjadi
pemimpin di Indonesia harus percaya 2. Memiliki Inteligensi yang Tinggi
Kemampuan analisis yang tinggi adalah syarat mutlak bagi kepemimpinan yang efektif. Organisasi besar menuntut seorang pemimpin dapat berfikir secara luas,
mendalam dan dapat memecahkan masalah dalam waktu yang relatif singkat. Banyak masalah oganisasi harus dipecahkan pada saat detik-detik akhir dimana
masalah itu muncul. Disinilah kecerdasan atau intelegensi memegang peranan penting. Tugas pemimpin tidak hanya memecahkan masalah, akan tetapi pamimpin
modern harus membantu anggota kelompok melalui perlakuan khusus, sehingga mereka dapat berkembang secara optimal.
3. Memiliki Fisik yang Kuat 4. Berpengetahuan Luas, Baik Teoritis Maupun Praktis
Kegagalan seorang pemimpin antara lain disebabkan karena rendahnya kemampuan teoritis dan ketidakmampuan bertindak secara praktis. Sebaliknya, pemimpin yang
profesional perlu memiliki kedua-duanya. Dengan pengetahuan luas, tidak berarti bahwa seorang pemimpin harus lulusan universitas atau akademi. Insan akademi
tidak jarang memiliki pengetahuan yang sempit secara keorganisasian, sementara itu orang yang berpendidikan rendah ada kalanya memiliki pengetahuan luas dengan
kecakapan praktis yang memadai.
Universitas Sumatera Utara
5. Percaya Diri 6. Dapat Menjadi Anggota Kelompok
Seorang pemimpin selalu bekerja dengan dan melalui anggota kelompoknya. Seorang pemimpin berada didalam kelompok dan bukan di luarnya. Kelompok
mempercayai pimpinan sebagai bagian dari dirinya. Aktivitas pemimpin didasari atas kepentingan kelompok atau organisasi bukan karena misi pribadi yang terlepas
dari sistem lain. 7. Adil dan Bijaksana
Keadilan mengandung makna kesesuaian antara hak dan kewajiban, posisi dengan tugas, dan prinsip keseimbangan lain. Bijaksana berarti bahwa seorang pemimpin
harus menjangkau aspek manuasiawi individu yang dipimpin. 8. Tegas dan Berinisiatif
Tegas tidak identik dengan kaku dan keras, buka pula otoriter atau diktator. Ketegasan adalah kemampuan mengambil keputusan atas dasar keyakinan tertentu
dengan didukung oleh data yang kuat. Berinisiatif berarti bahwa seorang yang menduduki posisi pimpinan mampu membuat gagasan baru, inovasi baru yang
memberikan pencerminan bahwa dia mempunyai pemikiran tertentu. Berinisiatif berarti pula kemampuan memancing kreativitas pegawai berbuat dengan cara-cara
sendiri. 9. Berkapasitas Membuat Keputusan
Organisasi yang baik adalah organisasi yang dapat mengambil keputusan dengan kualitas yang baik. Membuat keputusan pada intinya adalah memecahkan persoalan
Universitas Sumatera Utara
keorganisasian. Pemimpin yang mempunyai kapasitas membuat keputusan akan dapat mambawa organisasinya mencapai tujuan tertentu.
10. Memiliki Kestabilan Emosi Ciri manusia beremosi stabil adalah sabar dan tidak mengambil inisiatif dalam
situasi emosional, kecuali benar-benar terpaksa. Di dalam menentukan tindakan seorang pemimpin dituntut tetap berada pada posisi sikap normal dan tahan terhadap
godaan. Emosi yang stabil berarti pula sikap tidak tergesa-gesa. Pemimpin harus sabar, teliti, dan hati-hati, karena sikap dan tindakan atau keputusannya
menggandung suatu konsekuensi tertentu. 11. Sehat Jasmani dan Rohani
12. Bersifat Prospektif Organisasi beroperasi dengan memanfaatkan tiga kondisi, yaitu pengalaman masa
lalu, kearifan masa kini, dan harapan masa depan. Masa depan memang tidak dapat di ramalkan secara pasti. Sifat prospektif itu di perlukan terutama untuk menghadapi
suprasistem yang dinamis, seperti pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, perubahan kondisi politik di dalam dan luar negeri, perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, kebijakan moneter, dan sebagainya.
5. Camat a. Pengertian Camat