Syarat-syarat Pemimpin Ideal Kerangka Teori 1. Kepemimpinan

penekanan rasa tanggung jawab dan kerja sama yang baik. Pemimpin demokratis bersifat mendidik, membina bahkan menghukum. Oleh karena itu, dalam rangka mempersoalkan gaya-gaya kepemimpinan, hendaknya jangan beranggapan bahwa seorang pemimpin harus tetap konsisten untuk tetap mempertahankan gaya kepemimpinan dalam segala situasi. Hal ini justru akan bersifat memperburuk keadaan organisasi yang dipimpinnya. Tetapi sebaliknya, harus bersifat fleksibel, yakni menyesuaikan gayanya dengan situasi yang ada, kondisi dan individu dalam organisasi.

4. Syarat-syarat Pemimpin Ideal

Pemimpin ideal harus memiliki kelebihan dibandingkan dengan kelompok yang dipimpinnya, sekaligus ada kesadaran di dalam dirinya bahwa ia memiliki kelemahan. Misalnya, ia memiliki kelemahan dalam pekerjaan teknis, akan tetapi memiliki kelebihan dalam menggerakkan orang dan harus memiliki persyaratan atau sifat-aifat sebagai berikut: 1. Bertakwa Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pemimpin menghargai manusia tidak hanya sebagaimana adanya, akan tetapi manusia sebagaimana makhluk Tuhan. Dengan demikian seorang pemimpin tidak melihat manusia dari satu sisi saja, misalnya agama, inteligensi, kondisi fisik latar belakang dan lain-lain. Penghargaan dan pengakuan bahwa manusia makhluk Tuhan amat esensial, agar pemimpin tidak bertatalaku semena-mena. Dengan berketuhanan dia tidak akan menindas, sebab alur hidup ini bersifat rotatif. Sehebat apapun dan seotoriter apapun seorang pemimpin, serta sekuat apapun dia memperdaya yang Universitas Sumatera Utara dipimpinnya, tetap akan ditelan oleh perjalanan waktu. Sesuai dengan sila pertama Pancasila, yaitu, Ketuhanan Yang Maha Esa, berarti siapapun yang yang menjadi pemimpin di Indonesia harus percaya 2. Memiliki Inteligensi yang Tinggi Kemampuan analisis yang tinggi adalah syarat mutlak bagi kepemimpinan yang efektif. Organisasi besar menuntut seorang pemimpin dapat berfikir secara luas, mendalam dan dapat memecahkan masalah dalam waktu yang relatif singkat. Banyak masalah oganisasi harus dipecahkan pada saat detik-detik akhir dimana masalah itu muncul. Disinilah kecerdasan atau intelegensi memegang peranan penting. Tugas pemimpin tidak hanya memecahkan masalah, akan tetapi pamimpin modern harus membantu anggota kelompok melalui perlakuan khusus, sehingga mereka dapat berkembang secara optimal. 3. Memiliki Fisik yang Kuat 4. Berpengetahuan Luas, Baik Teoritis Maupun Praktis Kegagalan seorang pemimpin antara lain disebabkan karena rendahnya kemampuan teoritis dan ketidakmampuan bertindak secara praktis. Sebaliknya, pemimpin yang profesional perlu memiliki kedua-duanya. Dengan pengetahuan luas, tidak berarti bahwa seorang pemimpin harus lulusan universitas atau akademi. Insan akademi tidak jarang memiliki pengetahuan yang sempit secara keorganisasian, sementara itu orang yang berpendidikan rendah ada kalanya memiliki pengetahuan luas dengan kecakapan praktis yang memadai. Universitas Sumatera Utara 5. Percaya Diri 6. Dapat Menjadi Anggota Kelompok Seorang pemimpin selalu bekerja dengan dan melalui anggota kelompoknya. Seorang pemimpin berada didalam kelompok dan bukan di luarnya. Kelompok mempercayai pimpinan sebagai bagian dari dirinya. Aktivitas pemimpin didasari atas kepentingan kelompok atau organisasi bukan karena misi pribadi yang terlepas dari sistem lain. 7. Adil dan Bijaksana Keadilan mengandung makna kesesuaian antara hak dan kewajiban, posisi dengan tugas, dan prinsip keseimbangan lain. Bijaksana berarti bahwa seorang pemimpin harus menjangkau aspek manuasiawi individu yang dipimpin. 8. Tegas dan Berinisiatif Tegas tidak identik dengan kaku dan keras, buka pula otoriter atau diktator. Ketegasan adalah kemampuan mengambil keputusan atas dasar keyakinan tertentu dengan didukung oleh data yang kuat. Berinisiatif berarti bahwa seorang yang menduduki posisi pimpinan mampu membuat gagasan baru, inovasi baru yang memberikan pencerminan bahwa dia mempunyai pemikiran tertentu. Berinisiatif berarti pula kemampuan memancing kreativitas pegawai berbuat dengan cara-cara sendiri. 9. Berkapasitas Membuat Keputusan Organisasi yang baik adalah organisasi yang dapat mengambil keputusan dengan kualitas yang baik. Membuat keputusan pada intinya adalah memecahkan persoalan Universitas Sumatera Utara keorganisasian. Pemimpin yang mempunyai kapasitas membuat keputusan akan dapat mambawa organisasinya mencapai tujuan tertentu. 10. Memiliki Kestabilan Emosi Ciri manusia beremosi stabil adalah sabar dan tidak mengambil inisiatif dalam situasi emosional, kecuali benar-benar terpaksa. Di dalam menentukan tindakan seorang pemimpin dituntut tetap berada pada posisi sikap normal dan tahan terhadap godaan. Emosi yang stabil berarti pula sikap tidak tergesa-gesa. Pemimpin harus sabar, teliti, dan hati-hati, karena sikap dan tindakan atau keputusannya menggandung suatu konsekuensi tertentu. 11. Sehat Jasmani dan Rohani 12. Bersifat Prospektif Organisasi beroperasi dengan memanfaatkan tiga kondisi, yaitu pengalaman masa lalu, kearifan masa kini, dan harapan masa depan. Masa depan memang tidak dapat di ramalkan secara pasti. Sifat prospektif itu di perlukan terutama untuk menghadapi suprasistem yang dinamis, seperti pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, perubahan kondisi politik di dalam dan luar negeri, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, kebijakan moneter, dan sebagainya.

5. Camat a. Pengertian Camat