BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1. Sejarah Lahirnya Kota Medan
Kota Medan berkembang dari sebuah kampung bernama Kampung Medan Putri, yang didirikan oleh Guru Patimpus sekitar tahun 1590-an. Guru Patimpus
adalah seorang putra Karo bermarga Sembiring Pelawi dan beristrikan seorang putri Datuk Pulo Brayan. Dalam bahasa Karo, kata Guru berarti Tabib ataupun Orang
Pintar, kemudian kata Pa merupakan sebutan untuk seorang Bapak berdasarkan sifat atau keadaan seseorang, sedangkan kata Timpus berarti bundelan, bungkus,
atau balut. Dengan demikian, maka nama Guru Patimpus bermakna sebagai seorang Tabib yang memiliki kebiasaan membungkus sesuatu dalam kain yang
diselempangkan di badan untuk membawa barang bawaannya. Hal ini dapat diperhatikan pada Monumen Guru Patimpus yang didirikan di sekitar Balai Kota
Medan . Disebabkan letaknya yang berada di Tanah Deli, Kampung Medan juga sering
dikenal sebagai Medan-Deli. Lokasi asli Kampung Medan adalah sebuah tempat di mana Sungai Deli bertemu dengan Sungai Babura. Dari catatan penulis-penulis
Portugis yang berasal dari awal abad ke-16, disebutkan bahwa Kota Medan berasal dari nama Medina, sedangkan dari sumber lainnya menyatakan bahwa Medan
Berasal dari bahasa India Meiden, yang lebih kacau lagi bahwa ada sebagian masyarakat yang menyatakan bahwa disebutkannya kata “ Medan karena Kota ini
Universitas Sumatera Utara
merupakan tempat atau area bertemunya berbagai suku sehingga disebut sebagai medan pertemuan.
4.1.2. Gambaran Umum Kota Medan 4.1.2.1. Fisiografi Kota Medan
Kota Medan memiliki luas 26.510 Hektar 265,10 Km 2 atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan
kotakabupaten lainya, Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak
pada 3° 30 – 3° 43 Lintang Utara dan 98° 35 - 98° 44 Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring keutara dan berada pada ketinggian 2,5 -
37,5 meter diatas permukaan laut. Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat
Malaka, Maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang pintu masuk kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun kuar
negeri ekspor-impor. Dari luas wilayah kota medan dapat di persentasekan sebagai berikut :
Persentase Wilayah Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
Tabel III Persentasi Wilayah Kota Medan
No Wilayah 1
Pemukiman 36,03
2 Perkebunan
3,01 3
Lahan Jasa 1,09
4 Sawah
6,01 5
Perusahaan 4,02
6 Kebun Campuran
45,04 7
Industri 1,05
8 Hutan Rawa
1,08 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2007
Secara administrasi kota medan di sebelah barat, timur dan selatan berbatasan
dengan Kabupaten Deli Serdang, sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, yang di ketahui merupakan lintas laut yang sibuk di dunia. Secara relatif Kabupaten Deli
Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam SDA, khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota
Medan didukung oleh daerah yang kaya dengan sumber daya alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Binjai dan
lain-lain. Kondisi ini menadikan kota medan secara ekonomi mampu mengembangkan
berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan dan saling memperkuat dengan daerah-daerah disekitarnya. Secara geografis kota Medan juga
merupakan jalur sungai. Terdapat 8 sungai yang melintasi kota Medan yaitu : 1.
Sungai Belawan 2.
Sungai Badra 3.
Sungai Sikambing 4.
Sungai Pulih
Universitas Sumatera Utara
5. Sungai Babura
6. Sungai Deli
7. Sungai Sulang-Saling
8. Sungai KeraSei Kera
Manfaat dari sungai-sungai ini adalah sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensi untuk di jadikan objek wisata sungai
Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2007
4.1.2.2. Kependudukan
Garis-garis Besar Haluan Negara Menyatakan bahwa jumlah penduduk yang besar dan berkualitas akan menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan
nasional. Namun dengan perkembangan yang sangat pesat sulit untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan merata. Hal ini berarti penduduk
yang besar dengan kualitas yang tinggi akan mudah unutk dicapai. Program kependudukan di kota Medan seperti halnya di daerah Indonesia
lainnya meliputi : pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian bayi dan anak, perpanjang usia harapan hidup, penyebaran penduduk yang seimbang serta
pengembangan potensi penduduk sebagai modal pembangunan yang terus ditingkatkan.
Sejak tahun 1990 penduduk kota Medan mengalami kenaikan yang cukup nyata hinga ke tahun 2001 yaitu berdasarkan sensus penduduk dari 1.730.725 jiwa
pada tahun 1990 menjadi 1.926.520 jiwa di tahun 2001. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut .
Universitas Sumatera Utara
Tabel IV Penduduk Kota Medan Menurut Jenis Kelamin Tahun 1999-2007
No Tahun
Laki-Laki Perempuan
Jumlah
1. 1996
919.600 922.700
1.842300 2.
1997 953.800
940.300 1867100
3. 1998
939.549 948.756
1888.305 4.
1999 942.427
952.888 1.895.315
5. 2001
943.594 955.434
1.899.028 6.
2002 944.379
956.688 1.901.067
7. 2003
944.891 957.609
1.902.500 8.
2004 945.847
958.426 1.904.273
9. 2005
960.477 966.048
1.926.522 10.
2006 979.106
984.043 1.963.882
11. 2007
990.216 1.003.386
1.993.602 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2007
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mulai dari tahun 1996 sampai dengan
tahun 2007 penduduk kota Medan mengalami peningkatan terus sepanjang tahun, dan dapat dilihat pula bahwa peningkatan tesebut lebih didominasi oleh perempuan.
Tabel V Penduduk kota Medan
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2007
No. Golongan
Umur Laki-
Laki Perempuan
Jumlah
1. 0-4
99.581 51.48
93,837 48,25
193.418 2.
5-9 94.303
51,78 87,804
48,22 192.113
3. 10-14
101.416 51,14
96,903 48,86
198.316 4.
15-19 115.094
49,29 18,422
50,71 233.516
5. 20-24
109.260 46,89
123,778 53,11
233.037 6.
25-29 97.754
47,78 106,320
52,22 204.574
7. 30-34
85.900 49,49
87,660 50,51
173.561 8.
35-39 70.648
49,63 71,701
50,37 142.352
9. 40-44
64.267 50,83
59,264 49,17
120.530 10.
45-49 46.741
51,48 44,049
48,52 90.791
11. 50-59
31.816 50,93
30,651 49,07
32.469 12.
55-59 25.040
49,91 25,132
50,09 50.171
13. 60=60
20.119 49,78
20,297 50,22
40.416 14.
65 31.227
45,76 37,068
54,24 58.338
Jlh 990.216
49,67 1.003.386
50,33 1.993.602
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2007
Universitas Sumatera Utara
4.1.2.3. Struktur Pemerintahan
Secara konstitusional negara Indonesia dibagi dalam daerah propinsi dan daerah yang lebih kecil Kota dan Kabupaten. Masing-masing daerah pada dasarnya
memiliki sifat otonomi dan administratif. Adanya daerah, menjadikan adanya pemerintahan daerah.
Pemerintahan kota Medan adalah Walikota Medan beserta perangkat daerah lain sebagai Badan Eksekutif Kota Medan.
Fungsi pemerintahan kota Medan pada dasarnya dapat dibagi ke dalam lima sifat, yaitu :
1. Pemberian Pelayanan
2. Fungsi Pengaturan Penetapan Perda
3. Fungsi Pembangunan
4. Fungsi Perwakilan dalam berinteraksi dengan pemerintah ProvinsiPusat
5. Fungsi Koordinasi dan Perencannan Pembangunan Kota
Dalam kaitannya dengan penyelenggara dengan desentralisasi dan otonomi daerah, Pemerintahan Kota Medan menyelenggarakan 2 dua bidang urusan, yaitu
urusan pemerintahan teknis yang pelaksanaanya diselenggarakan oleh dinas-dinas, Dinas Kesehatan, Pekerjaan Umum,dan lain-lain dan urusan pemerintahan umum,
yang terdiri dari : 1.
Kewenangan mengatur yang diselenggarakan bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat DPRD Kota Medan Sebagai Badan
Legislatif Kota.
Universitas Sumatera Utara
2. Kewenangan yang tidak bersifat mengatur segala sesuatu yang di cakup
dalam kekuasaan melaksanakan kesejahteraan umum, yang diselenggarakan oleh walikota sebagai pimpinan tertinggi dalam Badan
Eksekutif Kota. Berdasarkan fungsi dan kewenangan tersebut, Walikota Medan membawahi pimpinan eksekutif tertinggi seluruh instansi
pelaksana Eksekutif Kota. Secara administratif, otonomi daerah juga di maknai adanya pergeseran
kewenangan dari yang semula didomonasi pusat kepala daerah, dan dari daerah ke masyarakat.
Administratif pemerintah kota Medan yang dipimpin oleh seorang Walikota pada saat ini terdiri atas 21 kecamatan dengan 151 kelurahan yang terbagi dalam
2002 lingkungan
Universitas Sumatera Utara
Tabel VI Jumlah Kecamatan, Kelurahan Dan lingkungan Kota Medan Tahun 2007
Kecamatan No
Kelurahan Lingkungan
Medan Tuntungan 1
9 75
Medan Johor 2
9 81
Medan Amplas 3
6 77
Medan Area 4
7 82
Medan Kota 5
12 172
Medan Maimun 6
12 146
Medan Polonia 7
6 66
Medan Baru 8
5 46
Medan Selayang 9
6 63
Medan Sunggal 10
6 63
Medan Helvetia 11
6 88
Medan Petisah 12
7 88
Medan Barat 13
7 70
Medan Timur 14
6 98
Medan Perjuangan 15
11 128
Medan Tembung 16
9 128
Medan Deli 17
7 95
Medan Labuhan 18
6 105
Medan Marelan 19
6 100
Medan Belawan 20
5 88
Jumlah 151
2002
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2007.
4.1.2.4. Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat kota Medan cukup baik tentunya tidak terlepas dari tersedianya prasaranan dan sarana pendidikan, mulai dari pendidikan
dasar hingga pendidikan tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel VII Jumlah Sekolah Menurut Tingkat Sekolah Dan Status Tahun 2007
No Tingkat
Sekolah Negeri
Swasta Jumlah
1 SD
523 435
958 2
SLTP Umum 56
365 421
3 SMU
24 178
202 4
SMK 19
145 164
5 Jumlah
621 1123
1745
Sumber:BPS Kota Medan, 2007
Tabel VIII Jumlah Perguruan Tinggi Pada Tahun 2007
No Perguruan Tinggi
Jumlah
1. Universitas
17 2.
Institut 2
3. Sekolah Tinggi
50 4.
Akademi 36
5. Politeknik
5
Jumlah 110
Sumber: BPS kota Medan,2007
4.1.2.5. Tingkat Kekerasan Kota Medan
Di Provinsi Sumatera Utara khususnya Medan, masalah kekerasan terhadap perempuan belum menjadi perhatian masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari sikap
pesimis masyarakat dalam melaporkan kasus-kasus kekerasan ke kantor polisi. Sementara itu sumber pemberitaan lokal di Sumatera Utara, kasus-kasus kekerasan
terhadap perempuan khususnya pada Tenaga Kerja wanita Indonesia menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan. Seperti yang terlihat dari table II, yang
merupakan sebagian dari jenis-jenis kekerasan terhadap para Tenaga Kerja Wanita Indonesia adalah :
Universitas Sumatera Utara
Tabel IX Jenis Kekerasan
No Keterangan T A H U N
F 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
1. Kekerasan
Fisik 29
40 43
30 31
35 50
258 32,7 2.
Kekerasan Psikis
11 21
15 27
29 29
35 167 21,17
3. Kekerasan
Seksual 35
45 50
49 50
60 75
364 46,13
Jumlah 75
106 108
106 110
124 160
789 100 Sumber : LBH APIK Medan 2007
4.1.2.6 Kekerasan terhadap Pekerja Rumah Tangga PRT
Tercatat terdapat 11 kasus yang menimpa PRT, 2 kasus merupakan kasus kekerasan seksul, sedangkan yang lainnya adalah kasus kekerasan fisik. Akibat
kekerasan yang dialami, terdapat 2 korban meninggal dunia. Dari 11 PRT yang menjadi korban, 4 di antaranya adalah anak-anak. Source: Institut Perempuan
www.institutperempuan.or.id
Tabel X Usia Korban Saat Mengalami Kekerasan
No. Usia
Jumlah Persentase
1 0-5
27 10
2 6-12
15 5
3 13-17
64 23
4 18-30
54 19
5 31-50
30 11
6 Di atas 51
6 2
7 Tidak
diketahui 87
31
Jumlah
283 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2007
Universitas Sumatera Utara
Dalam kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga, dari 11 korban, 7 korban mengalami penganiayaan dan 4 korban lainnya mengalami pemerkosaan. Dalam
kasus perkosaan, kebanyakan dilakukan oleh ayah dengan alasan ditinggal istri berangkat ke luar negeri sebagai buruh migran. Sementara itu dalam kasus
penganiayaan, sebagaian besar dialami oleh PRTA Pekerja Rumah Tangga Anak. Selain faktor budaya, faktor ekonomi juga merupakan penyebab peningkatan
angka kekerasan terhadap perempuan yang bekerja di tempat-tempat yang rawan akan kekerasan, seperti pabrik, diskotik, lokalisasi pelacuran bahkan di sektor
informal sekalipun yaitu di bidang pekerjaan di bidang domestik. Selain kekerasan terhadap perempuan kekerasan juga terjadi pada anak perempuan dibawah umur,
kebanyakan anak perempuan dilacurkan berasal dari pinggiran kota Medan. Kenyataan diatas menunjukkan bahwa segala bentuk tindak kekerasan
terhadap perempuan terjadi di segala lapisan sosial kelompok umur dan tingkat ekonomi serta status sosial. Tindakan kekerasan terhadap perempuan tidak hanya
terjadi di kota besar dapat pula terjadi di pedesaan, hal ini menunjukkan bahwa perempuan ditempatkan di posisi yang lemah.
4.1.2.7. Peningkatan Pengiriman TKI dari Sumatera Utara Mulai dari Tahun 2006
Kepala Balai Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja BP2TKI Disnakertrans Sumut, Dra. Hj. Vita Lestari Nasution mengatakan, pengiriman TKI ke luar negeri
cukup banyak memberikan keuntungan bagi daerah, baik dari segi penanggulangan
Universitas Sumatera Utara
jumlah maupun pemasukan anggaran devisa yang setiap tahunnya demikian tinggi. Contohnya dalam 2005 lalu, sebanyak 14.228 TKI asal Sumut yang bekerja di
Malaysia saja mampu menyumbang devisa sebesar Rp: 11.307 milyar. Dengan perincian dari sektor formal Rp: 9.542 milyar dan informal Rp: 1.765 milyar.
Sedangkan untuk tingkat nasional diperkirakan mendapat ratusan milyar rupiah. Saat ini pengiriman TKI lebih difokuskan ke Malaysia dan mayoritas tenaga
kerja wanita TKW, karena negara tetangga tersebut sangat membutuhkannya. Mereka diberangkatkan melalui Perusahaan Izin Tenaga Kerja PJKTI yang
ditunjuk maupun Disnakertrans Sumut sendiri. Para calon TKI yang akan dikirim terlebih dahulu diberi bekal pendidikan
yang cukup sesuai dengan kebutuhan dan didukung sertifikasi, sehingga terjamin memperoleh pekerjaan lebih baik dan upah memadai. Diharapkan tingkat TKI ilegal
yang bekerja di luar negeri 2006 ini dapat lebih ditekan sehingga permasalahannya tidak sampai mengganggu proses pengiriman TKI legal. Berdasarkan pengalaman
selama ini, banyaknya TKI ilegal yang bekerja di Malaysia membuat proses pengiriman TKI legal mendapat kendala yang cukup besar.
Oleh karena itu, Kepala P2TKI Disnakertrans Sumut, Vita berharap, semua pihak bekerjasama memberantas pengiriman TKI ilegal, bukan malah sebaliknya
membantu perjalanan mereka ke luar negeri untuk mendapatkan keuntungan pribadi seperti dilakukan oknum-oknum tertentu selama ini. Tahun 2006 ini peluang
peningkatan pengiriman TKI untuk bekerja di luar negeri cukup besar, caranya diharapkan masyarakat menghindari calo-calo tenaga kerja yang tidak bertanggung
jawab.
Universitas Sumatera Utara
4.2. Profil Informan 4.2.1. Sanih Korban Kekerasan Fisik, Psikis Dan Seksual Dari Majikannya