Terkait perbankan, perbankan merupakan suatu bentuk usaha yang memiliki keleluasaan dalam menghimpun dan menyalurkan dana sehingga sangat
strategis untuk digunakan sebagai sarana pencucian uang, baik melalui placement, layering,
maupun integration. Selain itu transfer dana secara elektronis juga dapat dimanfaatkan oleh pencuci uang untuk mengalihkan dana secara cepat dan
relative murah serta aman ke rekening pihak lain, baik di dalam maupun di luar negeri.
51
Perbankan juga sangat rentan bagi tindak pidana yang terorganisasi sehingga sangat strategis untuk dimanfaatkan. Tindak pidana yang terorganisasi
biasanya bersembunyi dibalik suatu perusahaan atau nama lain nominees dengan melakukan perdagangan internasional palsu dan berskala besar dengan maksud
untuk memindahkan uang yang tidak sah dari suatu Negara ke Negara lain. Perusahaan yang digunakan untuk menyembunyikan kegiatan tindak pidana
tersebut biasanya meminta kreditpembiayaan dari bank untuk menyamarkan aktivitas pencucian uang. Modus operandi lainnya antara lain dengan
menggunakan faktur invoice palsu yang di-mark-up atau LC palsu sebagai upaya untuk menyulitkan pengusutan dikemudian hari.
52
F. Akibat yang ditimbulkan dari Praktik Pencucian Uang
Secara langsung pencucian uang tidak merugikan orang tertentu atau perusahaan tertentu. Sepintas lalu tampaknya pencucian uang tidak ada
korbannya. Pencucian uang tidak seperti halnya perampokan, pencurian atau
51
Adrian Sutedi, op.cit., hal. 30
52
Ibid., hal 30.
Universitas Sumatera Utara
pembunuhan yang ada korbannya dan menimbulkan kerugian bagi korbannya. Billy Steel mengemukakan mengenai money laundering “it seems to be a
victimless crime ”.
53
Di zaman orde baru di indonesia yaitu pada waktu Soeharto masih berkuasa sebagai presiden Republik Indonesia, pemerintah pada waktu itu tidak
pernah menyetujui untuk mengkriminalisasi pencucian uang dengan membuat undang-undang tentang tindak pidana pencucian uang. Alasannya adalah karena
pelarangan perbuatan pencucian uang akan menghambat penanaman modal asing yang sangat diperlukan bagi pembangunan Indonesia. Dengan kata lain,
kriminalisasi perbuatan pencucian uang justru merugikan masyarakat indonesia karena akan menghambat pembangunan.
Masyarakat dunia pada umumnya berpendapat sebaliknya, bahwa kegiatan pencucian uang atau money laundering yang dilakukan oleh organisasi-organisasi
kejahatan sangat merugikan masyarakat. John McDowell dan Gary Novis dari Bureau of International narcotics and law Enforcement Affairs, US Department of
state , mengemukakan “money laundering has potencially devastating economic,
security, and social consequences ”.
54
Menurut pemerintah Kanada dalam sebuah kertas kerja berjudul electronic money laundering : an environtment scan
yang dikeluarkan oleh Department of
53
Billy Steel, money laundering-what is money laundering, Billy’s money laundering information
, www.laundryman.u-net.com
, diakses terakhir hari Jumat tanggal 22 juni 2012.
54
John McDowell and Gary Novis, The Cosequences of Money Laundering and Financial Crime,
US Department of State, May 2001, httpwww.usteas.gov, diakses terakhir hari Jumat tanggal 22 juni 2012
Universitas Sumatera Utara
Justice Kanada pada oktober 1998, ada beberapa dampak negatif yang ditumbulkan oleh kegiatan money laundering terhadap masyarakat. Konsekuensi-
konsekuensi yang dapat ditimbulkan berupa :
55
a. Money laundering
memungkinkan para penjual dan pengedar narkoba, para penyelundup, dan para penjahat lainnya untuk dapat memperluas kegiatan
operasinya. Hal ini akan meningkatkan biaya penekanan hukum untuk memberantasnya, biaya perawatan serta perobatan kesehatan bagi para korban
atau para pecandu narkoba. b.
Kegiatan money laundering mempunyai potensi untuk merongrong masyarakat keuangan financial community sebagai akibat demikian besarnya
jumlah uang yang terliibat dalam kegiatan tersebut. Potensi untuk melakukan korupsi meningkat bersamaan dengan peredaran jumlah uang haram yang
sangat besar. c.
Pencucian uang mengurangi pendapatan pemerintah dari pajak dan secara tidak langsung merugikan para pembayar pajak yang jujur dan mengurangi
kesempatan kerja yang sah. d.
Mudahnya uang masuk ke Kanada telah menarik unsur yang tidak diinginkan melalui perbatasan, menurunkan tingkat kualitas hidup, dan meningkatkan
kekhawatiran terhadap keamanan nasional.
Selain daripada itu tidak bisa disangkal pula bahwa praktik pencucian uang dapat memberikan kontribusi positif bagi perwekonomian suatu negara.
55
Adrian Sutedi Op. Cit., hal 18 oleh Department of Justice Canada, Solicitor General Canada, hal 5.
Universitas Sumatera Utara
Uang yang disimpan secara ilegal dibank dibutuhkan untuk menjadi investmen capital bagi pembangunan, khususnya bagi negara-negara berkembang yang serba
kekurangan dana bagi kegiatan pertumbuhan perekonomiannya. Bahkan negara maju sendiri pun secara diam-diam membutuhkan kehadiran money laundering di
negaranya seperti halnya Swiss dan Austria.
56
Swiss misalnya enggan untuk mengambil tindakan nyata terhadap nasabah yang dicurigainya. Negara ini hanya akan mengambil tindakan apabila negara
asing yang keberatan dapat menyampaikan fakta atau bukti akurat untuk itu serta harus pula menempuh prosedur yang begitu sulit untuk memenuhi tuntutan itu.
Begitu pula Austria yang memperlakukan sistem perbankannya begitu longgar dalam penyimpanan uang secara anonymous passbook dengan maksud supaya
para pemilik uang haram dapat dengan mudah menyimpannya, hingga FATF merekomendasikan supaya keanggotaannya disuspen dari lembaga itu, merupakan
manifestasi betapa money laundering memiliki dampak positif.
Namun secara makro baik langsung maupun tidak langsung, money laundering
dapat mengganggu berbagai sistem ekonomi dan politik suatu negara. Cukup banyak implikasi negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan money
laundering, misalnya dengan penyelewengan pajak yang mengurangi porsi
pendapatan negara, moral pejabat jadi tidak terkontrol, karena semakin tergiur untuk melakukan korupsi dan penyalahgunaan jabatan lainnya. Money laundering
56
N.H.T. Siahaan, Op.,cit, hal. 26
Universitas Sumatera Utara
juga dapat mempengaruhi sistem ekonomi dan politik suatu negara hingga menjadi goyah. Meksiko pada tahun 1994 dan Thailand pada tahun 1997 pernah
goyah karena begitu hebatnya masalah-masalah ekonomi nasional dengan krisis nilai tukar yang berbaur dengan hebatnya praktik money laundering dikedua
negara itu.
57
Peter J. Quirk dalam tulisannya : Money laundering : the Muddying Macroeconomy,
1997, mengatakan dengan money laundering permintaan uang sering berrpindah-pindah dari suatu negara kenegara lain, yang dapat
mengacaukan statistik jumlah mata uang yang dikeluarkan suatu negara, membuat data moneter tidak benar dan dapat menimbulkan konsekuensi sebaliknya bagi
volatilitas terutama terhadap dollarized economies yang menjadi tidak pasti atas gerakan agregat-agregat moneter. Money laundering dapat pula menyebabkan
dampak dimana transaksi-transaksi yang ilegal dapat mencegah pihak-pihak tertentu melakukan transaksi-transaksi yang legal karena kontaminasi. Beberapa
transaksi yang melibatkan pihak luar negeri meskipun sepenuhnya legal, nyatanya telah menjadi kurang diminati karena adanya dampak money laundering.
58
Praktek pencucian uang berpotensial mengganggu perekonomian baik nasional maupun internasional karena membahayakan operasi yang efektif dari
perekonomian dan menimbulkan kebijakan ekonomi yang buruk, terutama pada Negara-negara tertentu. Praktek pencucian uang dapat menyebabkan fluktuasi
57
Ibid., hal. 27.
58
Peter J. Quirk, Money laundering : the Muddying Macroeconomy, 1997
Universitas Sumatera Utara
yang tajam pada nilai tukar dan suku bunga, selain itu uang hasil dari pencucian uang hasil dari pencucian uang dapat saja beralih dari satu negara yang
perekonomian baik ke negara yang perekonomian kurang baik. Sehingga secara perlahan-lahan dapat menghancurkan finansial dan menggurangi kepercayaan
publik kepada system finansial, yang dapat mendorong kenaikan resiko dan ketidakstabilan dari sistem itu yang berakibat pada berkurangnya angka
pertumbuhan dari ekonomi dunia.
59
Kejahatan money laundering itu sangat potensial dalam mempengaruhi atau mengganggu perekonomian baik nasional maupun internasional karena
membahayakan efektifitas operasional sistem perekonomian dan bisa menimbulkan kebijakan ekonomi yang buruk, terutama pada negara-negara
tertentu.
60
59
Bismar Nasuition, Pemahaman Undang-Undang Anti Pencucian Uang Untuk Membentuk Rezim Anti Money Laundering Di Indonesia, disampaikan pada Workshop
Pemahaman Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang dibidang Kepabeanan yang diselenggarakan atas kerjasama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Wilayah I Medan dengan
Program Magister Ilmu Hukum Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan: tanggal 2 Februari 2005, hal. 1.
60
Bismar Nasution, Rejim Anti-Money Laundering Di Indonesia, Bandung: Books Terrace Library, 2008, hal. 2.
Universitas Sumatera Utara
BAB III FINANCIAL INTELIGENCE UNIT
G. Perkembangan Financial Inteligence Unit di Indonesia